Gaya Hidup Olahraga yang Diforsir Justru Buruk untuk Kesehatan
#LiputanMedia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar ilmu fisiologi olahraga sekaligus peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebutkan bahwa olahraga yang diforsir atau terlalu berlebihan justru membentuk radikal bebas dalam tubuh. Akibatnya malah berdampak buruk untuk kesehatan.
Ahli fisiologi olahraga DrJajat Darajat Kusumah Negara SPd M.Kes AIFO di Jakarta, Rabu (10/7), mengatakan, seseorang yang berolahraga dengan berlebihan dan langsung berolahraga berat malah akan meningkatkan kadar Malondialdehyde (MDA) yang berkaitan dengan radikal bebas di tubuhnya.
“Semua olahraga yang dilakukan secara terus-menerus, itu tentu pasti akan membentuk radikal bebas,” kata Jajat.
Namun dia menegaskan bahwa tubuh manusia memiliki kemampuannya sendiri untuk mengeliminasi kadar radikal bebas di dalam tubuh seiring meningkatnya kemampuan dalam berolahraga.
Kondisi ini juga mungkin berbeda-beda dari tiap orang tergantung dari banyak faktor lainnya seperti riwayat kesehatan dan genetik, ujarnya.
“Radikal bebas itu sebenarnya akan terbentuk dengan kegiatan kita, semakin tinggi intensitas itu justru akan terbentuk karena kekurangan oksigen. Oksigen yang tereduksi itu, kekurangan oksigen, elektron-elektron itulah yang terlempar terpasang dengan bukan pasangannya sehingga menjadi radikal bebas,” jelas Jajat.
Jajat menegaskan untuk bisa mengeliminasi radikal bebas dalam tubuh itulah diperlukan masa pemulihan dengan beristirahat dalam berolahraga, bukan dengan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi secara terus-menerus.
Oleh karena itu dia sangat menganjurkan untuk melakukan olahraga dimulai dengan intensitas ringan kemudian berkembang menjadi intensitas berat untuk menyesuaikan dari kemampuan tubuh masing-masing.
Doktor yang dulunya merupakan atlet softball tersebut juga menerangkan mengenai atlet yang latihannya diforsir dan secara terus-menerus berisiko memiliki berbagai penyakit di masa mendatang.
Namun radikal bebas yang terbentuk dari latihan atlet secara terus menerus dan intensitas tinggi dieliminasi dengan berbagai nutrisi berupa suplemen yang mengandung likopen, flavonoid, vitamin e, dan vitamin c.
“Karena saya juga di PB Softball, saya ketat banget ke atlet, nutrisi harus ada, harus diminum saat saya lihat. Kadang-kadang hanya disimpan nggak diminum, memang bukan sekarang dampaknya, 10 tahun 20 tahun yang akan datang, itu bisa kolaps,” kata Jajat.
Jajat menyarankan bagi seseorang yang gemar berolahraga harus diimbangi dengan memakan makanan bergizi tinggi, terutama sayur dan buah-buahan yang mengandung antioksidan.
Sumber berita: https://lifestyle.bisnis.com/…/berpengaruh-ke-jantung-tidak…