[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Operasi Usus yang Berisi Mi Instan yang Tak Bisa Dicerna?
#Liputanmedia
Video yang diklaim sebagai video operasi usus yang berisi mi instan beredar di media sosial. Menurut klaim itu, mi instan tersebut tak bisa dicerna sehingga harus dikeluarkan dengan cara dioperasi. Di Facebook, video ini dibagikan salah satunya oleh akun Wajah Informasi, yakni pada 27 Juni 2020.
Dalam video berdurasi tiga menit itu, terlihat dua tenaga medis yang sedang mengeluarkan benda menyerupai mi dari usus seorang pasien. Di bagian akhir video, tertulis narasi bahwa video ini diambil oleh dokter Harish Shukla dari Rumah Sakit Apollo, India.
“Beliau mengungkapkan bahwa sistem pencernaan atau usus kita tidak bisa mencerna secara cepat makanan sejenis mi atau spaghetti. Ini adalah salah satu operasi penyumbatan mi atau spaghetti di dalam usus. Semoga kita bijak dalam makan mie. Salam Sehat!” demikian narasi di bagian akhir video tersebut.
Hingga artikel ini dibuat, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 6.300 kali dan dikomentari lebih dari 600 kali.
Apa benar video di atas merupakan video operasi usus yang berisi mi instan yang tak bisa dicerna?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula mencari jejak digital video di atas dengan memasukkan kata kunci “video operasi usus karena makan mi instan” di mesin perambah Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah situs yang memuat gambar tangkapan layar video tersebut.
Namun, video itu diberi keterangan bahwa aktivitas dalam video tersebut merupakan operasi pengangkatan cacing parasit. “Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa video itu bukanlah video operasi penyumbatan mi atau spaghetti, melainkan operasi diangkatnya intestinal parasite (parasit usus),” demikian penjelasan dari Indonesian Hoaxes.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan mi dan sejenisnya merupakan bahan makanan yang mengandung tepung, lemak, dan protein. Karena itu, mi tentu akan hancur bila dicerna.
Hanya saja, seseorang tidak disarankan mengkonsumsi mi terlalu sering. Pasalnya, menurut pakar gizi teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Made Astawan, gizi yang terkandung dalam mi tidak sempurna.
Organisasi cek fakta India, Alt News, pun pernah memverifikasi video tersebut yang juga beredar di India. Berdasarkan penelusuran Alt News, video itu pernah diunggah pada 24 Agustus 2015 oleh seorang dokter India, Paresh Ruparel, di kanal YouTube-nya. Video itu diberi keterangan, “Beberapa cacing gelang di usus kecil, operasi pembedahan dilakukan”.
Alt News pun menghubungi Ruparel, yang merupakan dokter bedah umum. Dia mengatakan, “Ini jelas bukan mi, tidak mungkin, ini terlalu utuh. Setelah masuk ke perut, mi akan berubah menjadi cair karena getah lambung. Ini adalah cacing gelang yang umum ditemukan dalam sistem pencernaan manusia. Video ini, dan yang serupa lainnya, telah banyak beredar di media sosial, tapi klaim itu tidak benar.”
Dilansir dari The Quint, saat dihubungi pada 26 Juli 2018, seorang juru bicara Rumah Sakit Apollo membantah bahwa salah satu dokter mereka membuat video semacam itu. Faktanya, tidak ada dokter bernama Harish Shukla yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Hal ini juga ditemukan oleh Jawa Pos. Dalam laporannya pada 23 Oktober 2017, Jawa Pos menemukan bahwa tidak ada nama Harish Shukla dalam database dokter di situs resmi Rumah Sakit Apollo. Untuk memastikannya, Jawa Pos pun menghubungi layanan pelanggan Rumah Sakit Apollo. Petugas layanan itu menyatakan bahwa tidak ada dokter di rumah sakitnya yang bernama Harish Shukla.
Dikutip dari CNN Indonesia, ahli gizi dari IPB, Hardinsyah, mengatakan mi instan bukanlah makanan yang berbahaya. Menurut dia, mi instan yang sudah memiliki label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) aman dikonsumsi. Ia pun menampik anggapan bahwa bahan pengawet yang terdapat dalam mi instan tidak aman. “Selagi dikemas dan ada izin Badan POM-nya, tidak lebih batas kadaluarsanya, itu berarti aman,” kata Hardinsyah.
Anggapan bahwa mi instan sulit dicerna dan akan mengembang di usus juga tidak dibenarkan oleh Hardinsyah. Menurut dia, jika hal tersebut benar adanya, badan akan terasa lemas setelah makan mi. “Buktinya, setelah makan, Anda merasa berstamina kan. Berarti dicerna oleh tubuh,” ujarnya. “Kalau setelah makan lemas, organ tubuh pasti ada yang tidak benar, insulin tidak berguna dengan baik atau makanan tidak dicerna dengan baik.”
Hardinsyah justru mengatakan yang seringkali membuat mi menjadi tidak sehat dikonsumsi adalah cara penyajian dan konsumsinya. Orang sering menganggap makan mi cukup untuk memenuhi asupan makanan setiap hari karena membuat perut cukup kenyang. Tapi, Hardinsyah menegaskan, mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidak dibenarkan.
Tubuh masih butuh asupan nutrisi lain untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap hari. “Panduan gizi seimbang itu berarti, nikmatilah aneka ragam makanan setiap hari. Sumber karbohidrat sudah dari mi, berarti harus ditambah sayur, serat, dan protein.Tapi, ini bukan untuk mengajarkan setiap hari makan mi. Itu juga tidak sehat,” katanya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video operasi usus yang berisi mi instan yang tak bisa dicerna keliru. Video itu merupakan video operasi pengangkatan cacing yang ditemukan di usus. Harish Shukla, yang diklaim sebagai dokter di Rumah Sakit Apollo, India, yang merekam video itu, juga tidak ada di database dokter rumah sakit tersebut. Sejumlah ahli pun mengatakan mi instan, setelah masuk ke perut, akan tercerna oleh getah lambung.