Info FKUIUncategorized

Diabetes Juga Bisa Terjadi pada Anak, Kenali Gejalanya Sejak Dini

#LiputanMedia

KOMPAS.com – Pola hidup yang tidak sehat serta konsumsi gula yang berlebih diketahui dapat meningkatkan potensi diabetes. Namun, masih ada anggapan bahwa diabetes hanya dapat menyerang orang dewasa. Padahal, anak-anak pun bisa mengidap diabetes.
 
Data dari Diabetes Atlas yang dikeluarkan International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi, yakni sekitar 10,3 juta orang. Untuk anak dibawah usia 15 tahun, diperkirakan terdapat sekitar 10,9% memiliki prevalensi diabetes.
 
Diabetes mellitus, atau lebih umum dikenal dengan nama kencing manis, adalah gangguan metabolisme dimana glukosa dalam darah tidak dapat tersimpan dengan baik akibat gangguan fungsi insulin.
 
Terdapat dua jenis gejala diabetes, yaitu gejala klasik dan komplikasi.
 
Gejala klasik dapat dikenali lewat frekuensi kencing yang tinggi, sering kehausan, serta jumlah konsumsi makanan yang banyak, namun berat badan menurun. Gejala ini terjadi pada sekitar 20 persen penderita diabetes.
 
Sementara itu, gejala komplikasinya terdiri dari kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal di sekitar area kemaluan, gangguan penglihatan, serta gangguan ereksi pada pria. Sekitar 80 persen dari penderita diabetes mengalami gejala tersebut.
 
“Pada anak, penurunan berat badan disertai perilaku banyak makan dan minum, banyak kencing, mengompol di atas usia 5 tahun, lalu badan mudah lemas dan loyo adalah gejala diabetes”, papar Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A, pada seminar bertajuk “Obesitas dan Diabetes” yang diadakan FKUI di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
 
Setelah gejala tersebut terdeteksi, hendaknya dilanjutkan dengan tes gula darah untuk dapat mengetahui kondisinya secara pasti.
 
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah riwayat diabetes pada keluarga.
 
Berdasarkan hasil penelitian, anak kandung penderita diabetes mellitus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami banyak gangguan kesehatan dibandingkan individu tanpa riwayat keluarga pengidap diabetes.
 
Risiko tersebut antara lain adalah resiko obesitas, gangguan hormon insulin, hiperkolesterol, pembentukan plak dan penebalan pembuluh darah, perlemakan hati, serta gangguan hormon leptin.
 
Dr. dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD, salah satu pembicara dalam seminar “Obesitas dan Diabetes”, menyarankan agar individu dengan riwayat anggota keluarga pengidap diabetes melakukan pemeriksaan medis rutin tanpa menunggu kemunculan gejala atau keluhan khusus, dan sebaiknya dimulai paling lambat pada usia 20-30 tahun.