Info FKUIUncategorized

[Cek Fakta] Benarkah Swab di Hidung Berbahaya karena Menyebabkan Gangguan Fungsi Otak? Ini Faktanya

#Liputanmedia

Beredar sebuah narasi bahwa tes usap atau swab melalui hidung dapat menyebabkan gangguan pada otak dan beberapa hal lain. Narasi ini beredar di Telegram, baru-baru ini.

Narasi ini diklaim berasal dari mantan ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Astrid Stuckelberger. Berikut narasinya:

“Dia membocorkan maksud swab di dalam hidung yang belum pernah dilakukan sebelumnya, karena sebenarnya bisa saja dengan air liur kalau untuk menguji DNA. Jadi tujuannya swab ke dalam hidung ialah agar Anda mengalami kegagalan yang paling sensitif dari regenerasi setiap harinya pada otak Anda dan seluruh bagian di belakang mata Anda, kelenjar pinion, dll.”

Berikut narasi selengkapnya:
“DR. ASTRID STUCKELBERGER, MANTAN ILMUWAN WHO YANG BOSAN DENGAN SEMUA KEBOHONGAN INI – Memperingatkan orang-orang tentang Rencana Depopulasi, Kontrol Total, Pandemi Abadi, Rasa Ketakutan Abadi, dan Va**inasi Abadi.

Dr. Astrid Stuckelberger (MSc, PhD, PD), mantan ilmuwan WHO bosan dengan kebohongan ini. Dia membocorkan maksud swab di dalam hidung yang belum pernah dilakukan sebelumnya, karena sebenarnya bisa saja dengan air liur kalau untuk menguji DNA. Jadi tujuannya swab ke dalam hidung ialah agar Anda mengalami kegagalan yang paling sensitif dari regenerasi setiap harinya pada otak Anda dan seluruh bagian di belakang mata Anda, kelenjar pinion, dll. Jadi jika Anda mengkontaminasi ini, gimanapun caranya, atau meletakkan sesuatu di sana atau Anda bahkan merusak bagian ini, ini benar-benar mungkin mengalami konsekuensi pada usia Anda, pada umur panjang Anda.”

Benarkah demikian?

Penelusuran:
Dari penelusuran kami, klaim bahwa swab melalui hidung dapat menyebabkan gangguan pada otak dan beberapa hal lain, adalah salah. Faktanya, swab melalui hidung diyakini aman jika dilakukan secara profesional.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam menegaskan swab hidung tidak akan menimbulkan efek samping. Termasuk jika dilakukan terlalu sering.

“Tidak ada (efek samping) asal dilakukan secara profesional,” kata Ari seperti dimuat Kompas.com, 15 Oktober 2021.

Ari menegaskan swab adalah tindakan yang harus dilakukan dokter atau tenaga terlatih. Pasalnya swab merupakan tindakan invasive atau bersifat menyerang karena memasukkan sesuatu ke rongga hidung.

“Jangan dianggap simpel sehingga bisa menimbulkan dampak pada pengerjaan. Karena ini prosedur yang harus dilakukan tenaga terlatih,” tegas Ari.

Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Anton Sony Wibowo menegaskan swab aman dilakukan serta tidak membahayakan atau merusak otak. Sebab, lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat tes usap.

Selain itu, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat. Tes itu tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma.

“Tidak benar swab test covid-19 bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut,” kata Anton seperti dimujat mediaindonesia.com, Sabtu 25 Juli 2020.

Di sisi lain,Astrid Stuckelberger, merupakan seseorang yang pernah membuat kehebohan karena klaim hoaks soal sejumlah tindakan medis. Beberapa videonya dihapus oleh YouTube pada tahun 2020 karena menyebarkan berita bohong.

Kesimpulan:
Klaim bahwa swab melalui hidung dapat menyebabkan gangguan pada otak dan beberapa hal lain, adalah salah. Faktanya, swab melalui hidung diyakini aman jika dilakukan secara profesional.

Informasi ini jenis hoaks misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

Referensi:
https://www.kompas.com/tren/berita/150000365-apakah-terlalu-sering-swab-hidung-untuk-tes-covid-19-berbahaya-?page=all
https://mediaindonesia.com/humaniora/331613/swab-test-bisa-rusak-otak-ini-penjelasan-dokter-tht-ugm
https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/xkEXo8pb-cek-fakta-18-ribu-orang-meninggal-setelah-divaksin-covid-19-begini-faktanya

Sumber berita: https://www.medcom.id/…/5b2mWreN-cek-fakta-benarkah…