Info FKUIUncategorized

Bahaya Buang Air Kecil di Malam Hari

#Liputanmedia

Jakarta, CNN Indonesia — Sering buang air kecil di malam hari bahkan hingga membuat Anda terbangun tengah malam untuk ke toilet, menjadi tanda kuat mengalami nokturia. Di balik itu, ada bahaya buang air di malam hari. Apa saja?
Ketua Indonesian Society of Female and Functional Urology (INASFFU) sekaligus Staf Medis Departemen Urologi FKUI-RSCM, Harrina Erlianti Rahardjo menjelaskan, nokturia merupakan berapa kali periode berkemih (kencing) saat tidur utama.

Tidur utama berarti tidur panjang dalam sehari. Umumnya orang memiliki porsi tidur utama di malam hari, tetapi bukan tidak mungkin tidur utama juga bisa di siang hari.

Harrina menuturkan tidur utama di siang hari umum dilakukan orang yang bekerja di malam hari. Kunci untuk mengenali nokturia adalah saat Anda terbangun untuk kencing, kemudian ini diikuti keinginan untuk kembali tidur.

“Normalnya, orang tidak terbangun (saat tidur utama). Dalam beberapa riset, nokturia relevan dengan gangguan kualitas hidup, juga risiko terkena penyakit penyerta. Frekuensi kencing dua kali atau lebih dalam semalam. Namun bangun sekali pun juga termasuk nokturia,” kata Harrina dalam sebuah acara pada Desember 2020.

Dia melanjutkan kencing atau buang air kecil di tengah tidur utama kerap dianggap sesuatu yang wajar. Padahal, nokturia perlu dievaluasi. Berikut bahaya buang air kecil di malam hari atau nokturia.

Jika dibiarkan, menurut Harrina, nokturia bisa membuat kualitas tidur terganggu dan tidak jarang mengganggu kualitas hidup.

Saat tidur terganggu, keesokan hari mood jadi jelek, performa kerja terganggu karena fungsi kognitif menurun.

Nokturia pun berhubungan dengan kejadian jatuh di kamar mandi, kecelakaan kerja, juga kecelakaan lalu lintas akibat atensi menurun ditambah rasa lelah karena istirahat kurang.

Sebagaimana dilansir Sleep Foundation, bahaya buang air kecil di malam hari juga lebih dari sekadar kurang tidur. Untuk orang dewasa yang lebih tua, nokturia menciptakan risiko jatuh yang lebih tinggi, terutama jika mereka terburu-buru ke kamar mandi.

Studi menunjukkan bahwa risiko jatuh dan patah tulang meningkat sebesar 50 persen atau lebih untuk orang-orang dengan dua kali atau lebih pergi ke toilet di malam hari.

“Untuk orang dewasa yang lebih tua, nokturia menciptakan risiko jatuh yang lebih tinggi, terutama jika mereka terburu-buru ke kamar mandi.”

Nokturia pun dikaitkan dengan penurunan skor pada pengukuran kualitas hidup serta kondisi kesehatan yang negatif termasuk depresi. Di luar dampak negatif yang spesifik, bahaya buang air kecil di malam hari atau nokturia telah dikaitkan dengan mortalitas keseluruhan yang lebih tinggi meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya korelasi ini.

Aktivitas buang air kecil atau kencing memang berhubungan dengan asupan cairan. Nokturia bisa disebabkan diet harian dan asupan cairan terlalu banyak terutama jelang tidur.

Namun Harrina berkata, asupan cairan bukan satu-satunya penyebab nokturia.

Setelah mengetahui bahaya buang air kecil di malam hari, berikut beberapa penyebab nokturia.

– saluran kemih overaktif akibat prostat
– masalah pada ginjal, misal gagal ginjal
– gangguan hormon, misal memiliki diabetes melitus
– gangguan tidur, misal insomnia, mengorok
– kondisi kardiovaskular, misal konsumsi obat untuk jantung yang bisa memicu kencing
– diet, konsumsi pangan tinggi garam dan gula

“Ada hal-hal simpel yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi nokturia seperti konsumsi pangan rendah garam dan kalori, kemudian membatasi asupan cairan terutama jelang tidur. Jenis yang direkomendasikan tetap air putih,” ujarnya.

Akan tetapi saat nokturia tidak berubah atau makin parah, sebaiknya Anda mengunjungi dokter demi menghindari bahaya buang air kecil di malam hari.

Dari sini dokter akan mengecek kondisi tubuh secara keseluruhan termasuk catatan harian berkemih, cek urin juga pengecekan urin pascaberkemih.

Sumber berita: https://www.cnnindonesia.com/…/bahaya-buang-air-kecil…