Sejarah Departemen Ilmu Gizi

Perkembangan Departemen Ilmu Gizi FKUI – RSCM

Bagian Ilmu Gizi-FKUI dibuka pada tahun 1960 dan merupakan bagian ilmu gizi pertama di fakultas kedokteran di Indonesia. Pada saat itu mata kuliah Ilmu Gizi belum ada dalam kurikulum kedokteran, tetapi dua dari tiga Ilmu Gizi Dasar, yaitu Ilmu Biokimia dan Fisiologi sejak lama diajarkan di fakultas kedokteran di Indonesia, sedangkan Ilmu Makanan (yaitu dasar dari Ilmu Gizi Dasar yang ketiga) diperkenalkan oleh Dr. Poorwo Soedarmo di FKUI pada tahun 1955.Perkembangan FKUI, pendidikan petugas kesehatan/dokter, dan Dr. Poorwo Soedarmo berperan penting dalam perkembangan Ilmu Gizi dan Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM.

  • Pembentukan Bagian Ilmu Gizi FKUI

    Berdirinya Bagian Ilmu Gizi di FKUI berawal dari pengangkatan Dr. Poorwo Soedarmo yang berstatus pemimpin Lembaga Makanan Rakyat (LMR) Jakarta sebagai Lektor Kepala Luar Biasa pada FKUI dengan tugas memberikan mata ajaran Higiene di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKM-IKP) FKUI pada tahun 1953. Dokter Poorwo Soedarmo memberikan kuliah tentang penyakit kurang gizi terutama Kwashiorkor dan cara penanggulangannya (Bagan Ikhtisar Masalah Makanan), dan “4 Sehat 5 Sempurna” sebagai pedoman perbaikan menu makanan. Pada tahun 1954 pemimpin Bagian IKM-IKP menyetujui Ilmu Gizi dimasukkan dalam kurikulum Jurusan Ilmu Gizi- Bagian IKM- IKP. Selanjutnya pada tahun 1958 pimpinan Bagian IKM-IKP dan Dr. Poorwo Soedarmo sepakat untuk mengusulkan Dr. Poorwo menjadi Guru Besar Luar Biasa dalam Ilmu Gizi di FKUI. Pengusulan tersebut disetujui oleh Dekan FKUI dan juga syarat Dr. Poorwo Soedarmo agar Bagian Ilmu Gizi berdiri sendiri lepas dari Bagian IKM-IKP. Pada tahun 1958 itu juga Dr. Poorwo Soedarmo dikukuhkan sebagai Guru Besar Luar Biasa dalam Ilmu Gizi di FKUI dan pada tahun 1959 dipindahkan dari Departemen Kesehatan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kemudian, pada tahun 1960 Prof. Dr. Poorwo Soedarmo diangkat menjadi Guru Besar dalam Ilmu Gizi di FKUI dan bagian Ilmu Gizi FKUI didirikan dengan Prof. Dr. Poorwo Soedarmo sebagai Kepala Bagian Pertama.

  • Pengembangan Bagian Ilmu Gizi FKUI

    Sejak tahun 1960-an Bagian Ilmu Gizi berupaya mengembangkan kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan, penyuluhan, serta pengabdian untuk masyarakat mengikuti perkembangan dalam bidang ilmu gizi untuk menanggapi perubahan-perubahan dalam perkembangan masalah kesehatan dan gizi, khususnya di Indonesia.Pada waktu dibuka (tahun 1960) Bagian Ilmu Gizi bertempat di ruangan sebelah kanan pintu gerbang utama gedung FKUI (sekarang menjadi Bursa Buku) Jalan Salemba Raya 6, memiliki delapan orang asisten (sebutan untuk staf akademik pada waktu itu), enam orang di antaranya sudah menjadi asisten di Jurusan Ilmu Gizi Bagian IKM-IKP FKUI, dan semuanya produk sistem studi terpimpin FKUI. Kemudian sekitar tahun 1961 Bagian Ilmu Gizi dipindahkan ke lantai dua gedung FKUI (sekarang ruangan Senat Akademik Fakultas), sementara itu jumlah asisten bertambah menjadi 10 orang (tahun 1961), dan selanjutnya menjadi 12 orang pada tahun 1962. Di ruangan tersebut salah seorang asisten mulai melakukan penelitian menggunakan tikus percobaan.

    Sementara itu, pada sekitar tahun 1964 Bagian Ilmu Gizi dipindahkan lagi ke lantai empat di ruangan atas aula FKUI (yang sampai tahun 2013 menjadi perpustakaan FKUI). Ruangan luas ini kemudian disekat-sekat menjadi “unit” yang diperlukan seperti ruang kuliah. Dengan pengetahuan dan keterampilan beberapa asisten generasi awal 1960-an dibangun laboratorium, antara lain untuk analisis makanan, fasilitas untuk melakukan penelitian dengan tikus percobaan, dan dapur gizi. Laboratorium dan fasilitas untuk penelitian dengan tikus percobaan digunakan oleh para asisten, sedangkan dapur gizi kecil terutama dipakai untuk demonstrasi menyusun menu/makanan “4 Sehat 5 Sempurna” para mahasiswa.Fasilitas-fasilitas tersebut pada sekitar tahun 1967 dipergunakan oleh para asisten Bagian Ilmu Gizi yang baru masuk/diterima bersama-sama dengan tiga orang asisten dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tentang Ilmu Gizi Dasar.

    Fakultas Kedokteran UI yang menjadi feeder faculty untuk fakultas-fakultas kedokteran di Indonesia menugaskan Bagian Ilmu Gizi untuk mengajarkan ilmu gizi di beberapa fakultas lain, baik negeri maupun swasta di Jakarta, seperti FK Universitas Atmajaya, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Tarumanegara (Untar), Universitas Trisakti, Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Universitas YARSI, dan lain-lain selama beberapa tahun. Pada waktu yang sama FKUI menugaskan Bagian Ilmu Gizi untuk mengelola Regional Post Graduate Applied Nutrition Course (RGANC). Tugas ini meliputi pembukaan program Pendidikan Pasca Sarjana Diploma in Applied Nutrition (DAN) Course pada tahun 1970 dan presentasi rencana DAN pada The First South East Asian Regional Seminar on Nutrition di Jakarta. Penugasan ini berkaitan dengan penunjukan FKUI sebagai SEAMEO Tropical Medicine and Public Health National Center for Regional Training and Research in Nutrition and Food Science, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1967. SEAMEO adalah South East Asian Ministers of Education Organization yang didirikan pada tahun 1965 dan bertujuan antara lain mengembangkan sumber daya manusia (profesionals), sarjana, serta pertukaran kebudayaan di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Proyek-proyek dan program-programnya dalam bidang pendidikan, ilmu, dan budaya, berupa bantuan kepada negara-negara anggota untuk membangun aktivitas pendidikan; proyek-proyek dan program-program dilaksanakan oleh countries/centers of specialization. Masing-masing negara anggota SEAMEO memilih/menentukan area of specialization. Indonesia pada waktu itu memilih dua area of specialization, yaitu tropical biology yang ditugaskan kepada IPB dan nutrition yang ditugaskan kepada FKUI.

    FKUI menjadi SEAMEO-Tropical Medicine National Center for Regional Training and Research in Nutrition and Food Sciences dan pada tahun 1970 membuka program pendidikan pasca sarjana Diploma in Applied Nutrition (DAN) Course. Peserta program pendidikan pasca sarjana DAN berasal dari negara-negara di Asia Tenggara dengan latar belakang pendidikan kesehatan dan non-kesehatan. Untuk mengelola program pendidikan ini Bagian Ilmu Gizi bekerjasama dengan berbagai institusi, seperti bagian-bagian di FKUI, fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Indonesia (misalnya Fakultas Kedokteran Gigi mulai tahun 1964), IKIP, Lembaga Demografi, IPB, dan Puslitbang-puslitbang (Pusat Penelitian dan Pengembangan) Gizi Departemen Kesehatan RI – Unit Diponegoro (Jakarta) serta Unit Semboja (Bogor), Program Studi Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (1974) dan FKM-UI (1978). Fasilitas kedua Puslitbang Gizi tersebut juga digunakan oleh para asisten/staf akademik Departemen Ilmu Gizi yang melakukan penelitian dengan tikus percobaan, melakukan analisis zat-zat gizi dari bahan makanan, atau memerlukan lahan untuk melakukan survei gizi dan klinik gizi anak balita. Sementara itu, sekitar tahun 1972 dibangun gedung khusus untuk penyelenggaraan program-program National Center for Regional Training and Research in Nutrition and Food Sciences. Gedung tersebut dibangun di belakang kompleks Gedung Rektorat UI, Kampus UI Salemba, di Jalan Salemba Raya No. 4 dan dikenal sebagai Gedung SEAMEO-Tropical Medicine. Pada tahun 1974-1978 Bagian Ilmu Gizi FKUI berangsung-angsur pindah ke gedung SEAMEO-Tropical Medicine, menempati sebagian (lantai dua dan tiga) Gedung Utama dan beberapa ruangan lantai dua – sayap kanan (dilihat dari depan) gedung. Sayap kiri gedung ditempati oleh Puslitbang Gizi Unit Diponegoro Departemen Kesehatan RI dengan laboratorium kimia serta animal house (tikus percobaan). Bagian dan ruangan-ruangan lain gedung dipakai untuk penyelenggaraan program pendidikan DAN dan Master in Applied Nutrition yang dibuka pada tahun 1976, kemudian program Doctorate in Nutrition pada tahun 1982.

    Lulusan program-program pendidikan National Center yang dikelola oleh Departemen Ilmu Gizi tahun 1970-1991 ini berlatar belakang pendidikan bidang kesehatan dan non-kesehatan, tersebar di berbagai negara di Asia Tenggara dan Afrika. Jumlah lulusan terbesar berasal dari Indonesia, terutama dokter-dokter dari fakultas kedokteran negeri (Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Unsiversitas Sriwijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Udayana, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi) dan swasta (Atma Jaya, UKI, Tarumanegara, Trisakti, Ukrida). Memasuki dekade 1970 sampai 1980-an staf akademik yang masuk Bagian Ilmu Gizi tertarik menjadi staf karena menurut mereka ilmu gizi merupakan ilmu terapan yang menggunakan ilmu dasar kedokteran (biologi, biokimia, fisiologi, dan anatomi) menjadi ilmu para klinik bukan ilmu praklinik. Anggapan ini rupanya juga ada pada staf akademik generasi akhir tahun 1960-an yang cenderung tertarik dan mengembangkan diri dalam masalah bidang gizi klinik, seperti obesitas. Pengelompokan bagian-bagian atau ilmu ke dalam praklinik atau para klinik pada waktu itu memang banyak dibicarakan. Bagi Bagian Ilmu Gizi yang ilmunya (yaitu ilmu gizi) baru setelah KIPDI-I (Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia-I) pada tahun 1982 menjadi mata kuliah mandiri, persoalan tersebut menjadi penting. Oleh sebab itu, setelah dibentuk konsorsium ilmu kedokteran yang kemudian menjadi konsorsium ilmu kesehatan (Consortium of Health Sciences/CHS) menyusun KIPDI-I (tahun 1982), KIPDI-II (tahun 1994), serta menata Program Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Kedokteran Dasar (P3S-IKD), Bagian Ilmu Gizi pada salah satu forum yang diselenggarakan CHS mengemukakan bahwa bidang ilmu gizi merupakan pohon ilmu (bukan cabang ilmu) dengan cabang-cabang ilmu dietetics, clinical nutrition, dan community nutrition.

    Pada tahun 1984 Bagian Ilmu Gizi membuka program pendidikan magister kekhususan gizi P3S-IKD FKUI, yang pesertanya dokter dan non-dokter. Program pendidikan ini diselenggarakan sampai tahun 1990 karena pada tahun 1991 P3S-IKD berubah menjadi PS-Biomedik. Ketika Universitas Indonesia membuka PPS (Program Pasca Sarjana) UI (tahun 1992) dan dibuka PS (Program Studi)-Ilmu Gizi, Bagian Ilmu Gizi membuka Kekhususan Ilmu Gizi Klinik, SEAMEO-Tropical Medicine membuka Kekhususan Ilmu Gizi Komunitas, dan FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) UI membuka Kekhususan Gizi Institusi. Namun, program studi Kekhususan Gizi Institusi ditutup tidak lama kemudian. Pada tahun 2000 sesuai dengan reorganisasi PPS-UI, program-program studi dikembalikan ke fakultas masing-masing, PS Ilmu Gizi PPS-UI menjadi PS Ilmu Gizi – PPS FKUI. Sejak tahun 2000 program-program pendidikan Kekhususan Ilmu Gizi Klinik dan Kekhususan Ilmu Gizi Komunitas dikelola bersama secara administratif oleh PS Ilmu Gizi – Bagian Ilmu Gizi FKUI. Sedangkan pelaksanaan kegiatan pendidikan Kekhususan Ilmu Gizi Klinik dikelola oleh Bagian Ilmu Gizi FKUI, dan Kekhususan Ilmu Gizi Komunitas tahun 1992-2010 oleh SEAMEO-Tropical Medicine RCCN UI dan tahun 2011 hingga sekarang oleh SEAMEO-RECFON UI.

    Sementara itu, menjelang akhir dekade 1980-an Bagian Ilmu Gizi bekerja sama dengan ILO (International Labour Organization) dalam Research Project on Labour Welfare bertempat di 12 pabrik selama tiga tahun. Proyek riset ini menghasilkan “Buku Panduan Gizi dan Kesejahteraan Pekerja Indonesia”, selain beberapa publikasi. Menyusul Research Project on Labour Welfare, Bagian Ilmu Gizi dengan bantuan dari British Council, bekerjasama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine, University of London. Kerjasama ini meliputi pendidikan, pelatihan, kursus di Inggris, dan renovasi laboratorium Bagian Ilmu Gizi FKUI. Sejak tahun 1980-an terjadi perubahan/perkembangan dalam pendidikan dokter di FKUI, dan khususnya yang berkaitan dengan adanya kelas reguler dan kelas internasional. Kurikulum ilmu gizi pun disesuaikan dengan perubahan orientasi pendidikan, yaitu dari orientasi komunitas (KIPDI-I, 1982) menjadi berorientasi kepada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kebutuhan masyarakat (KIPDI II, 1994), KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2005 dan KBK 2013 yang menggunakan modul-modul yang terintegrasi. Dengan catatan sejak tahun 1970 dalam kurikulum ilmu gizi dimasukkan dasar-dasar penatalaksanaan terapi nutrisi individu. Dalam kurikulum yang menggunakan modul-modul terintegrasi dimasukkan muatan ilmu gizi dalam setiap modul. Selain modul-modul tersebut, Departemen Ilmu Gizi juga mempunyai modul elektif.

    Pada tahun akademik 1990-1991 sampai dengan tahun 2005 Bagian Ilmu Gizi menyelenggarakan PS Diploma IV Gizi atas permintaan Departemen Kesehatan RI. Sementara pada awal tahun 1990 semua staf akademik mulai dari generasi 1960-an sudah memperoleh keahlian dalam bidang gizi, terutama bidang gizi kesehatan masyarakat, melalui pelatihan khusus, pendidikan singkat atau yang bergelar MSc di Negeri Belanda, Thailand, Inggris, Jakarta, dan juga ada beberapa staf non-akademik (nutrisionis dan tata usaha) yang mengikuti pelatihan khusus di Inggris. Sekitar pergantian abad ke-20 sebagian besar staf akademik memiliki keahlian ilmu gizi klinik, yaitu lulusan Program-program Studi – Departemen Ilmu Gizi FKUI. Selain itu, para staf akademik memiliki sertifikat untuk mengajar, seperti Akta Mengajar Lima, dan lain-lain. Menjelang tahun 2010, staf akademik bertambah dengan beberapa doktor (PhD) – lulusan Jakarta dan Negeri Belanda. Menanggapi pengalaman para lulusan PS Ilmu Gizi dan PS Ilmu Gizi Klinik yang bekerja di rumah sakit, yaitu di satu pihak pengetahuan-keterampilan para lulusan tidak cukup untuk melayani pasien rumah sakit, di lain pihak rumah sakit memerlukan pelayanan oleh dokter ahli gizi, maka Departemen Ilmu Gizi pada tahun 1995 merencanakan untuk membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Klinik.

    Untuk merealisasikan rencana tersebut, ada dua persyaratan yang perlu ditaati, yaitu perhimpunan spesialis yang memenuhi tiga syarat (makalah justifikasi sebagai ilmu yang mandiri; kurikulum pendidikan dokter spesialis: dan katalog pendidikan spesialis) dan dibentuk wadah Perhimpunan Seminat Gizi. Upaya Departemen Ilmu Gizi untuk memenuhi syarat-syarat tersebut sangat dibantu oleh para lulusan Program Studi Ilmu Gizi dan Program Ilmu Gizi Klinik serta beberapa rumah sakit yang sejak penyelenggaraan Program Spesialis Gizi Klinik menjadi rumah sakit pendidikan. Pada tahun ajaran 2010-2011 Program Pendidikan (Profesi) Dokter Spesialis-I (PPDS-I) Gizi Klinik FKUI dibuka dan pada tahun 2013 menghasilkan dokter spesialis gizi klinik angkatan pertama. Departemen Ilmu Gizi pada tahun 2011 menjadi bagian dari RS Cipto Mangunkusumo dengan nama Departemen Medik Ilmu Gizi FKUI-RSCM.