USG Sebagai Prediktor Kehamilan pada Perempuan Infertil dengan Sindrom Ovarium Polikistik

Julianto Witjaksono, SpOG(K), Direktur RS Universitas Indonesia sekaligus staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, meraih gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya pada sidang promosi doktor, Kamis (28/7) lalu bertempat di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Ultrasonografi sebagai Prediktor Diagnosis Reseptivitas Endometrium pada Masa Jendela Implantasi Embrio Perempuan Infertil Sindrom Ovarium Polikistik” ini berhasil dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Soegiharto Soebijanto, SpOG(K); Dr. dr. Ina S. Timan, SpPK(K); Dr. dr. Sawitri Darmiati, SpRad(K); Dr. dr. Sandi Iljanto, MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI); dan Dr. dr. Tono Djuwantono, SpOG(K), M.Kes (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran)

Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) saat ini merupakan salah satu kelainan dengan keberhasilan kehamilan terendah di antara berbagai penyebab infertilitas. Kemajuan teknologi analog dan digital serta teknologi informasi yang diterapkan dalam pengembangan ultrasonografi (USG) telah memberikan kontribusi sangat besar dalam aspek diagnostic dan terapi, khususnya bagi perempuan infertil. Pengawasan perkembangan folikel dan penuaian sel ovum pada program fertilization in vitro (FIV) hanya dapat terjadi berkat kemajuan awal teknologi ultrasonografi.

USG 2D Doppler menunjukkan adanya perbedaan hubungan tebal endometrium serta indeks pulsatilitas dan indeks resistensi arteri uterine antara perempuan SOPK infertil dibandingkan dengan perempuan normal. Namun USG 2D tersebut tidak dapat membedakan reseptivitas endometrium perempuan infertil dengan SOPK. Bila pemeriksaan USG mampu menetapkan diagnosis reseptivitas endometrium pada masa jendela implantasi perempuan infertil dengan SOPK, maka para klinisi dapat memanfaatkannya sebagai pertimbangan justifikasi klinis yang rasional dalam upaya meningkatkan keberhasilan kehamilan yang masih rendah. Pemeriksaan USG sendiri memiliki keunggulan dalam kenyamanan dan kecepatan informasi dibandingkan dengan pemeriksaan biopsi endometrium, karena pemeriksaan USG merupakan prosedur non invasive, informasi yang didapat cepat dan real time, serta lebih ekonomis.

Permasalahan ini melatarbelakangi dr. Julianto kemudian melakukan penelitian untuk menilai USG sebagai prediktor diagnosis reseptivitas endometrium perempuan infertil SOPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa USG dapat digunakan sebagai prediktor diagnosis reseptivitas endometrium masa jendela implantasi embrio perempuan infertil dengan SOPK.

Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat dr. Julianto Witjaksono, SpOG(K) sebagai doktor dalam bidang ilmu kedokteran di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SPOG(K) dan ko promotor dr. Nuryati Chairani Siregar, PhD, SpPA(K) berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan prediksi diagnosis reseptivitas endometrium terkait dengan prediksi keberhasilan kehamilan bagi pasien perempuan infertil dengan SOPK. (Humas FKUI)