Parlindungan Siregar Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UI

Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M. Met mengukuhkan Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Sabtu (7/3) pukul 10.00 WIB di Balai Sidang UI, Kampus UI, Depok. Turut hadir dalam Prosesi pengukuhan ini Ketua Dewan Guru Besar UI,Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG (K), para guru besar universitas, staf pengajar UI, serta para undangan lainnya.

Pada pidato pengukuhannya, Prof. Parlindungan menyampaikan pidato berjudul “Peranan Air Minum bagi Kesehatan. Apakah Selalu Bermanfaat?”. Selama ini, masyarakat kebanyakan menganggap semakin banyak jumlah air yang dikonsumsi oleh tubuh, maka efeknya akan semakin baik bagi tubuh. Nyatanya, anggapan ini tak sepenuhnya benar. Pada beberapa orang dengan kondisi tubuh tertentu, mengkonsumsi air dalam jumlah banyak justru tidak disarankan. Misalnya, pada pasien usia lanjut dengan hiponatremia. Asupan air yang melebihi kemampuan pengeluaran urin oleh ginjal (polidipsia primer), akan menyebabkan penurunan osmolalitas cairan ekstrasel sehingga menyebabkan terjadinya hiponatremia akut atau hiponatremia kronik. Tak hanya itu, konsumsi air berlebih pada saat berolahraga khususnya pada olahraga berat, sangat tidak disarankan. Konsumsi air berlebih sesaat setelah olahraga berat dapat menimbulkan hiponatremia akut, atau dikenal denganExercise‐associated Hyponatremia (EAH) yang dapat menimbulkan kematian bila tidak tertanggulangi.

Volume cairan tubuh bervariasi pada setiap orangnya, sesuai dengan usia maupun jenis kelamin. Pengertian cairan disini adalah air plus solut di dalamnya. Solut dapat berupa mineral/elektrolit, protein, hidrat arang, lemak, dan sel darah. Volume asupan air yang cukup, penting bagi kelangsungan hidup normal setiap individu. Air, antara lain berfungsi sebagai pengatur suhu badan, pelarut, bantalan sendi, dan pembawa zat-zat penting keseluruh tubuh. Kekurangan cairan tubuh 1% dari berat badan, dapat menimbulkan gangguan kognitif.  Lebih lanjut, jika kekurangan cairan 2% atau lebih, dapat menimbulkan rasa lelah, sukar konsentrasi, dan gangguan visual. Akan semakin berbahaya bagi tubuh jika kekurangan air hingga 10% berat badan karena dapat menimbulkan penurunan tekanan darah hingga gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury). Pertanyaan yang muncul kemudian, berapa sebenarnya volume asupan air yang dianjurkan untuk mencegah agar tubuh tidak kekurangan air?

Saat keadaan normal sehari‐hari, tanpa olahraga, tubuh dianjurkan mengasup cairan sebesar 2000 mL per 24 jam. Sementara itu, pada individu usia lanjut sehat, tanpa aktifitas, dianjurkan untuk mengonsumsi air maksimal sebesar 1500 dan minimal 1000 mL per 24 jam. Lebih lanjut, dalam aktifitas berolahraga dengan fungsi ginjal yang normal,dianjurkan mengasup air seperlunya saja. Meminum air secara berlebih justru tidak dianjurkan.

Sebagai penutup, Prof. Parlindungan kembali mengingatkan bahwa air memang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Namun, dalam penggunaannya harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan konsumsi air tersebut. Konsumsi air tidak dianjurkan melebihi kemampuan ekskresi air oleh ginjal normal yaitu 400‐600 mL per jam. Faktor usia, besaran fungsi ginjal juga berperan dalam menentukan besaran volume asupan air ini.

Prof. Parlindungan, lahir di Medan, 20 Agustus 1950, merupakan staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Ia mengawali pendidikan dokternya di Universitas Indonesia saat diterima sebagai mahasiswa di FKUI. Lulus dari pendidikan dokter umum, beliau kemudian melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di FKUI pada Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam. Di FKUI pula, Prof. Parlindungan menyelesaikan pendidikan Subspesialisasi Ginjal dan Hipertensi. Pada tahun 2008, Ia berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya dengan hasil yang membanggakan, cum laude.

Selama berkarier, Prof Parlindungan sudah mempublikasikan puluhan publikasi penelitian, baik sebagai peneliti utama mau pun anggota, baik pada jurnal dalam negeri mau pun internasional. Publikasi beliau banyak berfokus pada pemanfaatan air minum bagi kesehatan tubuh. Tak hanya publikasi, Prof. Parlindungan pun telah membimbing puluhan karya akhir mahasiswa, baik skripsi, tesis mau pun disertasi. Dari berbagai kegiatan dan publikasi ilmiah kedokteran yang beliau lakukan, berbagai penghargaan pun diraih. Diantaranya yaitu Piagam Penghargaan sebagai Anggota Kesehatan, KTT Non Blok Ke‐10 (September 1992) dan Certificate of Commendation, Siloam Hospitals in Recognition of Your Contribution to Provide Best Healthcare Services (Februari 2012).

Bersamaan dengan beliau, di hari dan tempat yang sama, UI juga mengukuhkan seorang Guru Besar Tetap dari Fakultas Kedokteran Gigi UI yaitu Prof.Dr. drg. Endang Suprastiwi, SpKG(K). Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan pidatonya yang berjudul “Regenerasi Endodontik Menuju Paradigma Baru Perawatan Konservasi Gigi”

Menjadi sebuah kebanggaan bagi Universitas Indonesia ketika para civitas akademikanya begitu mencintai almamaternya dan mencetak banyak prestasi. Dengan bertambahnya peraih gelar Guru Besar, diharapkan dapat memacu semangat civitas akademika UI lainnya untuk terus berprestasi dan dapat menaikkan nama besar UI di kancah nasional dan internasional. (Mel/Dan/Die)