Kelebihan berat badan atau obesitas sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia telah menunjukkan perubahan yang luar biasa terkait masalah kelebihan berat badan pada anak dan remaja. Sebuah data menyebutkan, kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki yang tinggal di daerah perkotaan.
Beberapa kota di Indonesia menunjukkan angka kejadian obesitas anak-anak yang lebih tinggi dari angka nasional. Salah satunya adalah kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak-anak dan remaja, masalah kesehatan secara umum pun berpotensi dimulai saat usia anak-anak atau remaja. Komplikasi kesehatan yang ditimbulkan oleh obesitas dapat berupa dampak fisik atau psikososial dengan konsekuensi yang timbul dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Konsekuensi fisik potensial jangka pendek dari obesitas anak dan remaja yang secara langsung tampak yaitu meningkatnya faktor risiko kardiovaskular, tekanan darah, hyperinsulinemia, dan gangguan toleransi glukosa. Kondisi ini dapat berakibat jangka panjang karena gangguan tersebut menetap hingga dewasa, dengan disertai beberapa risiko kesehatan lain seperti diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker. Sementara dampak obesitas yang paling umum yaitu masalah psikososial seperti diskriminasi, stigmatisasi, kurang diinginkan oleh teman, dan diintimidasi teman sebaya.
Obesitas merupakan masalah kompleks dan beragam karena dipengaruhi oleh faktor genetis, biologis, lingkungan dan perilaku. Oleh karena itu meningkatnya obesitas anak tidak dapat ditentukan oleh satu penyebab saja. Faktor perilaku seperti kebiasaan makan yang kurang sehat, kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup berperan secara signifikan terhadap angka kejadian obesitas. Kebiasaan makan yang kurang sehat dan kurangnya aktivitas fisik meningkat di banyak Negara termasuk Indonesia. Oleh karena itu, dengan tingginya tingkat kebiasaan kurang sehat di kalangan remaja, menjadi sangat penting untuk memberikan perhatian dan upaya yang lebih untuk mencegah dampak negatif dari perilaku ini.
Masa remaja merupakan masa dimana kemandirian mulai terbentuk. Menerapkan pola hidup sehat pada periode ini dapat memberikan manfaat yang dapat bertahan hingga dewasa. Dengan demikian, intervensi melalui pendekatan perilaku untuk memodifikasi perilaku terkait obesitas merupakan upaya yang penting bagi anak dan remaja dengan kelebihan berat badan sebagai upaya manajemen berat badan jangka panjang dan pencegahan angka kesakitan. Mengingat peran penting dari intervensi perubahan perilaku untuk pencegahan obesitas di kalangan remaja, sangat penting untuk mengembangkan sebuah desain intervensi yang berbasis teori perubahan perilaku. Social Cognitive Theory (SCT) atau Teori Kognitif Sosial merupakan sebuah teori popular yang menekankan pada faktor individu dan lingkungan dalam perubahan perilaku. Penerapan SCT ini sejalan dengan kesepakatan rekomendasi internasional yang menyebutkan bahwa unsur-unsur inti untuk mengatasi masalah obesitas anak dan remaja harus melibatkan keluarga termasuk melalui pendidikan gizi, perubahan perilaku dan promosi aktivitas fisik.
Healthy Hidayanty, SKM, M.Kes, seorang peneliti dari FKUI melakukan studi yang bertujuan untuk mengembangkan dan menentukan efek dari program gaya hidup sehat berdasarkan SCT tersebut pada anak dan remaja dengan obesitas di Makassar. Penelitian dilakukan sepanjang Januari 2014-Juni 2015 di Kota Makassar dan dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu pengembangan gaya hidup sehat, tahap kedua yaitu mengembangkan dan memvalidasi instrument untuk mengukur efek gaya hidup sehat dan tahap terakhir dilakukan evaluasi untuk mengukur efek dari gaya hidup sehat. Pada akhir penelitian, didapatkan data bahwa secara statistik penerapan gaya hidup sehat dapat meningkatkan keinginan diri remaja untuk meningkatkan aktivitas fisik dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Namun gaya hidup sehat belum memberi efek pada perubahan perilaku.
Hasil penelitian tersebut disampaikan Healthy Hidayanty, SKM, M.Kes pada sidang promosi doktoralnya Rabu (8/6) di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Penggunaan Teori Kognitif Sosial untuk Mengembangkan dan Mengevaluasi Efek Program Gaya Hidup Sehat pada Remaja dengan Kelebihan Berat Badan” ini berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji dr. Rina Agustina, M.Sc, Ph.D dengan anggota tim penguji dr. Widjaja Lukito, SpGK, Ph.D; Dr. dr. Aryono Hendarto, SpA(K); dan Dr. Dra. Risatianti Kolopaking, M.Sc (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta).
Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang, mengangkat Healthy Hidayanty, SKM, M.Kes sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI. Dalam sambutannya, promotor Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc beserta ko promotor Ir. Hilda Khusnun, M.Sc, Ph.D dan Dr. Dra. Rita Damayanti, MSPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) berharap agar penelitian ini dapat berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam bidang penanganan masalah kelebihan berat badan sebagai upaya peningkatan status kesehatan anak dan remaja. (Humas FKUI)