Penelitian Pengaruh Kadar Gula Tinggi pada Saat Serangan Jantung terhadap Peningkatan Risiko Kejadian Gangguan Irama Jantung

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu dari 5 penyakit terbanyak di Indonesia, dan masih merupakan penyakit dengan angka kematian yang tinggi (8-11%). Infark miokard, atau lebih dikenal dengan serangan jantung, adalah bagian dari PJK dengan angka kematian yang masih cukup tinggi.

Salah satu komplikasi serangan jantung yang menyebabkan tingginya angka kematian adalah kematian jantung mendadak akibat gangguan irama jantung yang fatal. Gangguan irama jantung fatal atau dikenal dengan aritmia maligna masih terjadi berkisar 2,5-7,1% pada kejadian serangan jantung tersebut.

Pada saat serangan jantung seringkali disertai dengan kadar gula darah yang meningkat dalam waktu singkat, dan kejadian ini dilaporkan sebanyak 3-71% tergantung dari batasan kadar gula darah yang digunakan sebagai batasan peningkatan tersebut.

Serangan jantung yang disertai dengan peningkatan kadar gula darah saat awal masuk rumah sakit akan meningkatkan risiko gangguan irama jantung yang dapat berakibat pada kematian jantung mendadak. Proses ini terjadi melalui beberapa mekanisme yaitu kerusakan otot jantung, perubahan saluran ion, dan peningkatan respons peradangan.

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menelaah secara bersamaan antara peran kerusakan otot jantung, perubahan saluran ion (CaMKII) dan peningkatan respons peradangan sebagai patomekanisme terjadinya gangguan irama jantung pada pasien serangan jantung yang memiliki peningkatan kadar gula darah saat masuk rumah sakit.

Berdasarkan latar belakang tersebut, staf pengajar dari Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, melakukan penelitian untuk membuktikan patomekanisme tersebut dengan mengevaluasi kadar troponin I dari pemeriksaan darah, strain ekokardiografi, dan ventricular late potential (VLP) pada pemeriksaan signal averaged electrocardiography (SA-ECG) sebagai penanda kerusakan otot jantung; menilai kadar CaMKII pada hari pertama dan kelima sebagai penanda perubahan saluran ion; dan kadar hsCRP dari pemeriksaan darah sebagai penanda respons peradangan.

Hasil penelitian menemukan sebuah teori baru yaitu patomekanisme terjadinya gangguan irama jantung pada pasien serangan jantung yang mengalami peningkatan kadar gula darah saat masuk rawat.

Mekaniseme ini terdari 3 jalur. Jalur pertama lebih dominan peran kerusakan otot jantung yang ditandai dengan kadar troponin I yang tinggi dibandingkan pengaruh kadar gula. Jalur kedua adalah perubahan kalsium dalam sel yang akan mengaktifkan CaMKII yang membuat hantaran listrik di jantung berubah.

Serta jalur ketiga yaitu melalui hormon stres dalam tubuh yang meningkat saat terjadi serangan jantung tersebut. Hormon stres (kortisol, katekolamin) akan meningkatkan kadar gula darah yang kemudian meningkatkan kadar reactive oxygen species (ROS) yang juga akan mengaktivasi CaMKII dan kemudian menyebabkan remodeling elektrofisiologi jantung yang ditandai dengan VLP (+), yang akan menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung yang fatal tersebut.

Pemaparan hasil  penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV pada sidang promosi doktoralnya, Selasa (1/10/2019) lalu di Ruang Teaching Theatre Lt. 6, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Peran Hiperglikemia Akut terhadap Risiko Aritmia Maligna pada Pasien Infark Miokard Akut: Telaah terhadap Kerusakan Miokard, Perubahan Kanal Ion, dan Faktor Inflamasi” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. dr. Suzanna Immanuel, SpPK(K); Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, SpPD-K.Ger; dan Prof. dr. Abdul Majid, SpPD-KKV (Universitas Sumatera Utara).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB selaku ketua sidang mengangkat dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD-KKV dan ko-promotor Dr. dr. Muhammad Yamin, SpJP(K) dan Prof. Dr. dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan faktor-faktor yang memengaruhi risiko aritmia maligna pada pasien infark miokard akut sehingga dapat dijadikan bahan edukasi bagi pasien dan keluarga untuk dapat menentukan tindakan pencegahan selanjutnya.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian tersebut juga disarankan untuk dilakukan pemeriksaan SA-ECG untuk menilai VLP pada pasien serangan jantung yang disertai peningkatan kadar gula darah saat masuk rawat, sehingga dapat memprediksi risiko gangguan irama jantung fatal secara dini. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk tindakan lebih agresif sebagai upaya mengurangi kematian pada pasien serangan jantung.

(Humas FKUI)