Penelitian Doktor FKUI tentang Timokinon dari Jintan Hitam sebagai Antidiabetes

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kinerja insulin, atau bahkan keduanya. Data epidemiologi DM menunjukkan bahwa DM telah menjadi isu utama kesehatan hingga saat ini dan diperkirakan akan semakin meningkat pada dekade mendatang.

Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1 (DMT1), diabetes melitus tipe 2 (DMT2), DM gestational, dan diabetes tipe lain yang tidak spesifik. DMT2 diderita oleh sekitar 90% penderita diabetes, dan 10% sisanya termasuk diabetes tipe lain. Oleh karena itu DMT2 menjadi fokus yang banyak dibahas baik dalam penelitian, maupun penatalaksanaan DM.

DMT1 diawali dengan kerusakan sel-β pankreas akibat autoantibodi sehingga menyebabkan produksi insulin yang disekresikan berkurang hingga tidak diproduksi sama sekali. Sementara itu, DMT2 memiliki tiga mekanisme patogenesis yaitu terjadi akibat kelebihan produksi glukosa di hepar, penurunan sekresi insulin, dan resistensi insulin.

Hiperglikemia dapat menyebabkan peningkatan pembentukan reactive oxygen species (ROS) di mitokondria, yang berujung pada terjadinya stres oksidatif.

Apabila kondisi DM tidak terkontrol, maka kerusakan sel-β pankreas akibat stres oksidatif dapat meningkatkan apoptosis dan nekrosis sel-β pankreas.  Apoptosis pada sel-β pankreas merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada patogenesis DMT1 maupun DMT2. Proses ini dapat dianalisis secara biokimia. Salah satu efektor utama pada jalur apoptosis adalah caspase 3, yang dihasilkan melalui jalur ekstrinsik dan intrinsik.

Suplementasi antioksidan eksogen, di antaranya proantosianidin, butein, dan ploretin yang merupakan senyawa fitokimia, telah diuji secara in vitro pada model diabetes melalui jalur Nrf2/Keap1.

Jintan hitam (Nigella sativa.L) telah diuji secara in vitro dan in vivo sebagai herbal antidiabetes, sedangkan Timokinon (thymoquinone, TQ) adalah senyawa aktif utama yang terdapat dalam kadar paling tinggi jintan hitam.

Senyawa ini dikenal juga sebagai senyawa antioksidan yang potensial dan berfungsi sebagai anti diabetes. Namun Nrf2/Keap1 sebagai target kerja timokinon, salah satu senyawa yang berpotensi sebagai anti diabetes, belum diketahui.

Penelitian kemudian dilakukan oleh Dra. Linda Weni, M.Si sebagai karya disertasinya, untuk menganalisis peran TQ terhadap stres oksidatif sel-β pankreas BRIN BD11 akibat induksi dengan aloksan (ALX).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dapat diketahui mekanisme kerja dari TQ dalam mengatasi stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan sel-β pankreas melalui jalur Nrf2/Keap1, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar ilmiah dalam pemanfaatan TQ pada terapi diabetes.

Pemaparan penelitian tersebut dipresentasikan oleh Dra. Linda Weni, M.Si pada sidang disertasi doktoralnya, Senin (2/7) di Ruang Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba. Disertasi berjudul “Peran Timokinon terhadap Stres Oksidatif pada Sel-β Pankreas BRIN BD 11 (ECACC: 10033003) Akibat Induksi dengan Aloksan: Analisis Aktivitas dan Ekspresi Katalase (CAT) serta Nrf2 Melalui Jalur Nrf2/Keap1” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. Dr. Fransiscus D. Sujatna, PhD, SpF(K) dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD; Dr. dr. Indra Gusti Mansur, DHES, SpAnd; dan Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST, PhD (Institut Pertanian Bogor).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), selaku ketua sidang mengangkat Dra. Linda Weni, M.Si sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI.

Promotor Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS dan ko promotor Prof. Dr. Mohamad Sadikin, DSc dan Dr. drh. Diah Iskandriati (Institut Pertanian Bogor) berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi awal untuk penelitian lanjutan terkait penggunaan timokinon dalam riset mengenai diabetes. (Humas FKUI)