Peneliti FKUI Ciptakan Instrumen Diagnosis Refluks Laringofaring pada Anak

dr. Elvie Zulka Kautzia Rachmawati, SpTHT-KL meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah berhasil mempertanggungjawabkan disertasinya yang berjudul “Refluks Laringofaring pada Anak: Uji DIagnostik Menggunakan Skor Gejala Refluks, Skor Temuan Refluks, dan PHmetri serta Hubungannya dengan Hipertrofi Tonsil Lingual dan Human Papilloma Virus” pada Sidang Terbuka Promosi Doktor FKUI, Senin (20/6) di Ruang SAF FKUI, Salemba. Disertasi tersebut berhasil dipertahankan dihadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji dr. Alida Roswita Harahap, SpPK(K), PhD; dr. Badriul Hegar, SpA(K), PhD; dr. Agustin Kusumayati, MS, PhD (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI); dan dr. Agus Surono, SpTHT-KL(K), MS, PhD (Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada).

Penelitian dr. Elvie berfokus pada penyakit Refluks laringofaring (RLF), yang pada anak-anak merupakan kelainan yang sering ditemukan dan dihubungkan dengan peningkatan insiden berbagai penyakit saluran napas dan gangguan tumbuh kembang. RLF terjadi akibat aliran balik isi lambung atau cairan refluks yang mengandung asam, pepsin, dan enzim pencernaan lain ke esophagus, laring serta hipofaring sehingga menimbulkan kerusakan jaringan dan gejala-gejala refluks. Salah satu terapi pilihan RLF adalah dengan proton pump inhibitor (PPI). Namun, pemberian yang tidak rasional dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan pertumbuhan anak.

Saat ini, instrument yang terstandarisasi digunakan untuk diagnosis RLF pada dewasa. Instrumen ini berupa Skor Temuan Refluks (STR) dan Skor Gejala Refluks (SGR). Namun hingga saat ini belum ada instrument yang terstandardisasi untuk menilai dan mendiagnosis RLF pada anak. Instrumen ini haruslah terstandarisasi dan memiliki nilai sensitivitas, spesifisitas, Nilai Prediksi Positif (NPP), dan Nilai Prediksi Negatif (NPN) yang tinggi. Diharapkan, dengan adanya instrument ini, diagnosis dapat ditegakkan sesegera mungkin sehingga angka kesakitan dapat diperkecil.

Penelitian kemudian dilakukan dr. Elvie sebagai bagian dari penelitian doktoralnya. Subjek penelitian yang diikutsertakan adalah pasien terindikasi RLF berusia 5-18 tahun dengan keluhan banyak riak di tenggorok, nyeri saat menelan, rasa tersangkut dan mengganjal di tenggorok, sering berdehem, sering tersedak, suara serak dan batuk yang kronik. Hasil penelitian ini mendapatkan sebuah instrument baru untuk mendiagnosis RLF pada anak dengan indikator keluhan berdehem, batuk mengganggu dan choking, yang disertai kelainan pita suara dan edema subglotik. Instrumen ini memiliki nilai diagnostik yang baik sehingga dapat digunakan untuk mendiagnosis RLF pada anak secara valid.

Pada akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat dr. Elvie Zulka Kautzia Rachmawati, SpTHT-KL sebagai doktor dalam bidang ilmu kedokteran di FKUI. Dalam pidato sambutannya, Promotor Prof. dr. Bambang Hermani, SpTHT-KL dan ko promotor Dr. dr. Susyana Tamin, SpTHT-KL(K) menyampaikan rasa bangga mereka atas pencapaian dr. Elvie. Keduanya berharap, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mendiagnosis RLF pada anak dengan cara yang tepat, lebih sederhana, mudah, dan murah. (Humas FKUI)