Manfaat Asupan Seng pada Ibu Hamil

Defisiensi atau kekurangan zat gizi mikro merupakan masalah kesehatan yang besar dan menjadi perhatian sosial ekonomi di seluruh dunia. Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)  melaporkan, lebih dari dua juta orang di seluruh dunia mengalami kekurangan zat gizi mikro seperti iodium, besi, vitamin A, dan seng. Kekurangan zat gizi mikro ini disertai juga dengan permasalahan kesehatan serius dan dapat mempengaruhi proses kehamilan serta kelahiran. Salah satu kekurangan zat gizi mikro yang paling sering menjadi perhatian bagi kesehatan ibu dan anak adalah defisiensi seng.

Pola makan seorang ibu hamil dapat menentukan status seng dan mempengaruhi perkembangan janinnya. Asupan seng yang kurang serta tingginya konsumsi makanan nabati dan akses yang terbatas terhadap makanan yang kaya akan protein hewani, diidentifikasi sebagai faktor penyebab defisiensi seng selama kehamilan. Defisiensi seng tidak hanya diakibatkan oleh faktor makanan, ada  faktor lain yang berhubungan, yaitu usia, interaksi antara zat-zat gizi mikro, adanya infeksi dan penyakit tertentu, faktor sosial ekonomi dan geografis, kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol.

Masyarakat Minangkabau, merupakan salah satu etnis terbesar di Provinsi Sumatera Barat. Budaya kuliner masyarakat Minangkabau sangat dikenal dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Masyarakat Minangkabau, termasuk ibu hamil, terbiasa mengkonsumsi makanan sumber hewani yang baik namun juga mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, seperti nasi dan tepung terigu. Tidak jarang juga mereka menyantap kue tradisional yang tinggi kandungan gula pasir atau gula merahnya. Selain itu, banyak pula diantara masyarakat Minangkabau yang sering mengkonsumsi teh telur, yaitu  teh yang dipadukan dengan telur mentah dan gula. Di satu sisi, sumber protein hewani terpenuhi dengan baik, namun di saat yang sama konsumsi tepung dan gula juga memiliki risiko menghambat penyerapan seng.

Suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara kadar serum seng dengan asupan, pola makan berbasis lokal daerah dan kualitas diet pada ibu hamil Minangkabau kemudian dilakukan oleh mahasiswa Program Doktoral Ilmu Gizi FKUI, Idral Purnakarya, SKM, MKM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan seng dan pola makanan lokal Minangkabau dengan rendah tepung dan gula, secara positif mempengaruhi kadar serum seng selama masa kehamilan. Kualitas diet yang lebih baik pada makanan lokal secara jelas berhubungan dengan serum seng yang lebih tinggi pada ibu hamil. Melalui hasil penelitian ini, Idral menganjurkan agar ibu hamil mengurangi jumlah frekuensi mengkonsumsi makanan serta minuman berbahan olahan tepung dan gula.

Paparan hasil penelitian tersebut disampaikan Idral Purnakarya, SKM, MKM pada sidang promosi doktoralnya, Rabu (4/1) lalu di Ruang Kuliah Parasitologi, FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Hubungan Asupan, Pola Makan dan Kualitas Diet Berbasis Lokal dengan Status Seng pada Ibu Hamil Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI) dengan anggota tim penguji Dr. dr. JM. Seno Adjie, SpOG(K); dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD (SEAMEO TROPMED); dan Atmarita, MPH, Dr.PH (Persatuan Ahli Gizi Indonesia). Turut hadir pada sidang tersebut, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD.

Setelah menjalani presentasi hasil, diskusi dan tanya jawab, ketua sidang Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, mengangkat Idral Purnakarya, SKM, MKM sebagai doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI. Dalam sambutannya promotor Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dan ko promotor dr. Rina Agustina, MSc, PhD dan Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MMedSci, PhD, SpGK (Universitas Andalas) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi data awal bagi pengambil kebijakan agar dapat merencanakan strategi intervensi bagi ibu hamil, khususnya di daerah Sumatera Barat. (Humas FKUI)