Mahasiswa FKUI Toreh Prestasi pada Kompetisi Ilmiah Internasional

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali menorehkan prestasi pada ajang internasional. Tim AMSA-Universitas Indonesia, yang terdiri dari Kristian Kurniawan (Mahasiswa FKUI Angkatan 2015), Fabiola Cathleen (FKUI 2016), Marco Raditya (FKUI 2016) dan Daniel Edward Rahardjo (FKUI 2017) berhasil meraih Juara 2 Scientific Paper di ajang East Asian Medical Students’ Conferrence (EAMSC) 2019 yang diselenggarakan di Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand pada 8-13 Januari 2019 lalu.

EAMSC merupakan konferensi mahasiswa kedokteran internasional yang diselenggarakan oleh Asian Medical Students’ Association (AMSA). Setiap tahunnya, acara ini mengangkat suatu isu kesehatan tertentu yang akan dibahas dan dianalisis secara komprehensif dan mendalam dengan tujuan meningkatkan partisipasi mahasiswa secara aktif untuk meningkatkan kesehatan global.

Tahun ini, tema yang diangkat adalah mengenai “Diabetes and Obesity: The Unrecognized Burden”. Tema ini diangkat berdasarkan data epidemiologi yang menyatakan bahwa 80% dari pasien diabetes berasal dari kalangan menengah ke bawah dan sebagian besar berasal dari Asia Tenggara. Penyebab terbanyak diabetes dan obesitas berasal dari perubahan gaya hidup. Biaya yang dikeluarkan untuk setiap pasien mencapai angka yang tidaklah sedikit dan kerap kali menjadi beban negara.

Sebelum bertolak ke Bangkok dan mewakili Indonesia dalam ajang EAMSC 2019, Kristian dkk terlebih dahulu diseleksi pada tingkat nasional oleh AMSA Indonesia. Dari seluruh karya ilmiah yang masuk, karya mereka terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang EAMSC 2019. Setiap negara hanya boleh mengirimkan satu perwakilannya saja, dengan diawali mekanisme nasional serupa. Kristian dkk menjadi wakil Indonesia di EAMSC 2019 yang diikuti oleh lebih dari 300 mahasiswa kedokteran yang berasal dari 20 negara di benua Asia.

Pada EAMSC 2019, para mahasiswa tersebut membawakan karya ilmiah mereka yang berjudul “Childhood Obesity as a Predictor of Diabetes Mellitus Type 2 in Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis”. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan fakta bahwa diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2), yang sudah lama dikenal sebagai the silent killer, saat ini telah menjadi suatu masalah yang kian besar dan menjadi kegawatdaruratan global.

Penyakit tidak menular ini ditandai dengan ketidakpekaan tubuh terhadap insulin, sehingga menyebabkan gula darah yang tinggi dan mengakibatkan berbagai komplikasi. DM tipe 2 pun menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian paling tinggi di dunia. Menurut data WHO, jumlah penderita diperkirakan mencapai 422 juta jiwa pada orang dewasa secara global, dan angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan pada tahun 1980.

“Mengacu pada Sustainable Development Goals (SDG) mengenai pengurangan mortalitas prematur sebesar sepertiga dari angka total pada 2030, kami pun menetapkan untuk membuat suatu meta-analisis. Meta-analisis kami lakukan untuk mencari faktor prediktor yang dapat mengakibatkan  DM tipe 2 pada dewasa, dengan mengobservasi ke belakang mengenai obesitas yang terjadi pada masa kanak-kanak,” ujar Kristian Kurniawan kepada Humas FKUI.

Dari hasil penelitian ini, mereka mendapatkan hasil bahwa individu yang memiliki riwayat obesitas pada masa kanak-kanak memiliki risiko lebih tinggi mengidap diabetes di masa dewasanya. Hal ini berkaitan erat dengan fenomena melambungnya perlemakan awal dan awitan-awal resistensi insulin dari individu dengan obesitas pada masa kanak-kanak.

“Untuk proses pengerjaannya sendiri, kami memulai dengan merancang desain meta analisis yang akan dilakukan berdasarakan PRISMA Statement. Kemudian kami memulai mengumpulkan data dari berbagai jurnal seperti: PubMed, Scopus, Plos, Cochrane, Science Direct, Clinical Key, ProQuest, dan Wiley. Kemudian, dilanjutkan dengan seleksi studi berdasarkan kriteria eligibilitas yang ditentukan. Lalu, data diekstraksi dan dinilai kualitas serta bias pada setiap data yang diperoleh. Terakhir, kami pun menganalisis seluruh data yang sesuai dengan kaidah yang ada,” papar Kristian.

Penelitian ini, menunjukan hasil signifikan terhadap peningkatan risiko DM tipe 2 ketika memiliki obesitas pada masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, mengaplikasikan perilaku hidup sehat seperti yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), sangat dianjurkan. Dengan membangun perilaku hidup sehat sedini mungkin, kelak masa depan Indonesia akan lebih sehat dan cerah, dan dapat mencapai mencapai SDG 2030 dengan optimal.

“Saya dan teman-teman berharap, prestasi yang kami raih dan penelitian yang kami hasilkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran bahwa obesitas pada anak perlu dicegah sehingga dapat mengurangi angka DM tipe 2 di masa mendatang,” ucap Kristian mewakili teman-temannya.

Sementara itu, saat dihubungi terpisah oleh Humas FKUI, Marco Raditya, ketua tim delegasi AMSA-UI untuk EAMSC 2019 mengungkapkan rasa senang dan bangganya atas kesempatan mewakili Indonesia pada sebuah ajang ilmiah internasional.

“Kami senang sekali bisa mendapatkan kesempatan ini dan bisa membanggakan orang tua, universitas, dan Indonesia. Awalnya tak menyangka bisa mendapatkan juara 2 di ajang internasional ini. Namun ternyata, kerja keras memang ada hasilnya! Jadi, ditunggu ya prestasi selanjutnya dari teman-teman mahasiswa UI di laga internasional,” tutup Marco Raditya.

Maju terus FKUI!

(Humas FKUI)