FKUI-Female Cancer Foundation Jalankan Program `See and Treat` untuk Lawan Penyakit Kanker pada Wanita

Tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker leher rahim dan payudara pada wanita di Indonesia masih menjadi suatu problematika yang besar. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dengan delegasi Female Cancer Foundation FKUI-RSCM yang dipimpin oleh Dr. dr. Laila Nuranna, SpOG(K) pada Selasa (12/2) di Ruang Dekan FKUI, Salemba.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga terkait pelaksanaan program “See and Treat” di Indonesia yang merupakan sebuah bentuk kerjasama antara FKUI dengan Female Cancer Program yang didukung oleh Female Cancer Foundation Leiden, Belanda.

Program yang mulai berjalan sejak tahun 2004 ini bertujuan untuk menaikkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai metode preventif serta deteksi dini kanker payudara dan leher rahim, meningkatkan cakupan skrining kanker leher rahim dan deteksi dini kanker payudara pada wanita di Indonesia, serta menambah jumlah temuan lesi prakanker yang masih dapat diobati dengan tingkat kesembuhan yang tinggi.

Prinsip dari program “See and Treat” secara praktis adalah melakukan deteksi dini kanker leher rahim serta payudara dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) terhadap wanita usia reproduktif. Kemudian, pasien yang dilihat memiliki hasil IVA positif atau lesi prakanker akan langsung dilakukan tindakan kryoterapi saat itu juga sebagai pengobatan.

Program “See and Treat” berlandaskan metode lima pilar, yaitu persiapan wilayah binaan; pelatihan terhadap kader dan tenaga kesehatan; penyuluhan terhadap masyarakat di wilayah tersebut; pelaksanaan IVA, kryoterapi dan vaksinasi HPV; serta rujukan ke fasilitas kesehatan lanjut.

Selama tahun 2018 kemarin, program “See and Treat” yang dilaksanakan di DKI Jakarta telah berhasil menjalin kerjasama dengan 137 puskesmas dan 46 tokoh masyarakat, menyampaikan penyuluhan kepada 5.336 orang, melakukan deteksi dini terhadap 2.958 wanita, dan menemukan 76 kasus dengan hasil IVA positif.

Selain itu, melalui program ini pun telah dilakukan 52 prosedur kryoterapi, dan menemukan 1 kasus curiga kanker, serta memberikan pelatihan terhadap 130 dokter umum, 18 dokter spesialis, 273 bidan dan perawat, serta 65 kader.

Saat ini program “See and Treat” telah menjangkau lima daerah perluasan di Indonesia, yang meliputi Ambon, Banda Aceh, Batam, Ende dan Sorong. Pelaksanaan di daerah perluasan tersebut juga bekerjasama dengan dinas kesehatan area setempat.

Secara keseluruhan, di kelima daerah tersebut program ini telah memberikan penyuluhan kepada lebih dari 17.000 orang, dan melakukan deteksi dini terhadap hampir 11.000 wanita, serta menemukan 252 kasus IVA positif. Hasil lain yang didapat dari pelaksanaan program “See and Treat” di lima daerah tersebut adalah dengan melakukan 170 prosedur kryoterapi terhadap pasien dengan hasil IVA positif, menemukan 67 kasus curiga kanker, memberikan pelatihan kepada 271 orang dokter umum dan bidan, serta pelatihan kepada 211 orang kader selama tahun 2018.

Data yang terkumpul dari program ini juga akan dikembangkan ke ranah penelitian dengan pembentukan Cervical Cancer Center of Excellence (CCCOE), yang fokus bekerja dalam bidang manajemen data, riset dan publikasi, inovasi serta edukasi. Dengan terlaksananya program “See and Treat”, diharapkan terjadi penurunan insidensi dan angka kematian akibat kanker leher rahim dan payudara stadium lanjut di masa mendatang.

(Humas FKUI)