Dosen Muda FKUI Raih Penghargaan di Konferensi Urologi Internasional

Staf pengajar Departemen Urologi FKUI-RSCM, dr. Widi Atmoko, SpU, berhasil meraih penghargaan sebagai “Outstanding ePoster” pada ajang The 39th Congress of the Société Internationale d’Urologie (SIU) yang diselenggarakan tanggal 17-20 Oktober 2019 lalu di Athena, Yunani.

SIU adalah sebuah organisasi nonprofit untuk ahli urologi seluruh dunia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1907 dan saat ini bermarkas di Montreal, Kanada, dengan anggota sebanyak 4.000 orang yang berasal dari 110 negara.

Pada tahun 2019, SIU mengadakan konferensi tahunan ke-39, di Athena, Yunani. The 39th Congress of the SIU dihadiri oleh lebih dari 3.000 peserta dari seluruh dunia dengan menyajikan berbagai rangkaian acara yaitu Scientific Session (mencakup presentasi poster), Masterclass, Instructional Course, Society Awards, dan Joint Symposium.

Poster penelitian dr. Widi berjudul “Abnormal Dartos Fascia in Buried Penis: Evidence from Histopathology,” yang secara awam buried penis (penis terkubur) diartikan sebagai kelainan pada penis yang memiliki ciri-ciri terlihat pendek walaupun sebenarnya berukuran normal.

“Ide penelitian ini pertama kali diutarakan oleh guru sekaligus pembimbing saya, dr. Arry Rodjani, SpU(K). Saat itu status saya masih menjadi mahasiswa program pendidikan dokter spesialis urologi. Kami melihat bahwa patofisiologi kelainan tersebut belum jelas dan secara klinis yang sering ditemukan pada saat operasi buried penis adalah kelainan konsistensi jaringan pada fascia dartos. Oleh karena itu, kami ingin meneliti perbedaan komposisi pada jaringan tersebut dengan penis normal yang jaringan fascia dartosnya diambil pada saat sirkumsisi biasa,” papar dr. Widi.

Hasil dari penelitian yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa terdapat perbedaan dari kadar elastin dan kolagen dari penis sehat dan pada pasien buried penis. Pasien dengan buried penis memiliki kadar elastin dan kolagen yang lebih sedikit. Temuan ini merekomendasikan untuk melakukan eksisi fascia dartos pada saat pembedahan rekonstruktif.

“Proses pengerjaan penelitian ini memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan koordinasi yang cukup baik karena juga melibatkan tim Departemen Patologi Anatomi FKUI-RSCM antara lain dr. Grace Shalmont, SpPA, dan dr. Budiana Tanurahardja, SpPA(K) serta tim residen urologi. Setelah penelitian ini dirampungkan, penelitian ini kami submit ke SIU. Selain itu juga kami submit dan Alhamdulillah diterima di Journal of Pediatric Urology dengan penambahan data terkait pada pasien hipospadia namun dengan prinsip analisis jaringan yang sama,” tambahnya.

Poster penelitian tersebut pertama kali ditampilkan pada Konferensi SIU tahun 2017 di Lisbon, Portugal dan dinominasikan untuk SIU Academy Awards 2018 pada kategori Outstanding ePoster. SIU Academy Awards diadakan tiap tahun dan bertujuan untuk mengapresiasi penelitian atau karya yang secara signifikan memiliki dampak yang besar dalam bidang urologi. Terdapat beberapa kategori pada SIU Academy Awards yaitu Outstanding ePoster, Outstanding Expert Review, Outstanding eSeries, Outstanding Educational Video, serta Outstanding Video Webcast. Dari tiap kategori tersebut dipilih beberapa nominasi oleh komite SIU. Setelah itu diadakan voting untuk semua nominasi tersebut dari seluruh anggota SIU di seluruh dunia.

“Alhamdulillah, pada Juni 2019 diumumkan bahwa poster saya menjadi pemenang pada kategori Outstanding ePoster dan diundang untuk diberikan penghargaan pada The 39th Congress of the SIU di Athena, Yunani,” ujar dr. Widi.

Pencapaian maksimal ini tentunya tidak lepas dari kerja keras dr. Widi dan dosen pembimbingnya. Melalui kesempatan ini, Ia menyampaikan apresiasi tertinggi kepada guru-guru pembimbingnya yaitu dr. Arry Rodjani, SpU(K) dan Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K). Kemudian kepada tim dari Departmen Patologi Anatomi FKUI-RSCM, tim residen urologi, serta seluruh anggota-anggota Ikatan Ahli Urologi Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada dr. Widi.

“Melalui penghargaan yang saya dapatkan ini, saya berharap dapat menginspirasi spesialis ataupun residen urologi di Indonesia untuk dapat meraih penghargaan-penghargaan internasional lainnya sehingga urologi Indonesia akan lebih maju dan dapat bersaing dalam ilmu dengan negara-negara lain di dunia,” tutup dr. Widi.

Prestasi seakan tak henti-hentinya dicetak oleh sivitas akademika FKUI. Tentunya penghargaan yang diraih dosen muda ini akan memberi sumbangsih besar, tak hanya untuk fakultas tetapi juga pada Universitas Indonesia.

Prestasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, motivasi dan semangat baru bagi seluruh sivitas akademika FKUI untuk selalu berkarya dan melahirkan inovasi-inovasi unggulan. Maju terus FKUI!!

(Humas FKUI)