Cegah Diare dan Kurang Gizi pada Anak, Mahasiswa UI Kolaborasi Ciptakan Metode Edukasi bagi Ibu

Kegagalan pertumbuhan anak pada periode emas pertumbuhan, usia 0-2 tahun, memiliki dampak besar pada penurunan produktivitas individu. Dua faktor utama, yaitu asupan makan dan infeksi diare, seringkali menjadi penyebab penghambat pertumbuhan. Masalah asupan makan yang kurang dan infeksi diare kerap diperparah oleh tindakan penanggulangan yang kurang tepat.

Menanggapi permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Indonesia berkolaborasi mencetuskan suatu program yang ditujukan bagi para ibu agar memahami tata laksana diare dan gizi pada anak usia 0-2 tahun secara tepat.

Program kolaborasi tersebut bernama “Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat BAHAGIA: Bunda Paham Tata Laksana Diare Akut dan Gizi Anak Usia 0-2 tahun.”

Program ini dibuat sebagai kontribusi Tim PKM-M BAHAGIA yang terdiri dari Muhammad Habiburrahman (Ketua Tim, mahasiswa FKUI angkatan 2015), Bulan Indah Nirwana (FKUI 2015), Badrit Tamami Thoyyibah (FKUI 2015), Astri Utami (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prodi Gizi angkatan 2015), Ira Andriani (FKM UI, Prodi Gizi 2015), dan dosen pembimbing dr. Trevino A. Pakasi, MS., PhD (Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI).

Pelaksanaan PKM-M Bahagia dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan area ini dikarenakan Bogor merupakan salah satu daerah dengan angka kejadian diare terbanyak di Jawa Barat dan cakupan ASI yang masih di bawah 50%.

Masyarakat Desa Cimanggis, sebagai masyarakat suburban, terbuka terhadap berbagai informasi, namun mereka juga masih percaya pada mitos dan kepercayaan. Latar belakang pendidikan dan ekonomi yang cenderung rendah membuat masyarakat rentan mendapat informasi yang kurang tepat.

Proses persiapan program berlangsung sejak 13 April 2018. Adapun sosialisasi dan pengenalan program dimulai pada tanggal 6 Mei 2018. Pelaksanaan kegiatan harian dipantau sejak 7 Mei–13 Juli 2018 secara daring menggunakan Whatsapp sebagai konsep sederhana dari tele-health.

Tim juga melakukan kunjungan rutin tiap bulan ke rumah warga, serta posyandu. Kunjungan rutin posyandu ditujukan untuk mengedukasi kader PKK mengenai cara memantau pertumbuhan berat badan dan panjang badan anak yang baik sesuai baku standar.

Tim PKM-M Bahagia lalu membuat berbagai luaran sebagai upaya mencapai tujuan utama peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu melalui sebuah paket edukasi, baik yang bersifat konvensional maupun digital. Sebagai upaya untuk menyempurnakan program PKM-M Bahagia, tim membagikan media edukasi berupa buku panduan dan kalender inovatif kepada 30 ibu di Desa Cimanggis.

Buku panduan berjudul Panduan Praktis Menuju ‘Bahagia’ (Bunda Paham Tata Laksana Diare Akut dan Gizi Anak Usia 0-2 Tahun) dan Kalender Inovatif Menu Harian Makanan Bergizi dan Variatif untuk Anak Usia 6-24 Bulan yang disusun oleh tim PKM-M Bahagia bahkan telah tercatat dan mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Kalender inovatif yang tim BAHAGIA ciptakan, disusun berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak di usianya, rekomendasi tekstur makanan yang tepat, serta pilihan menu makanan yang sudah disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan di pasar tradisional setempat melalui observasi pasar.

Pemantauan program, edukasi dengan penyebaran pesan digital, serta konsultasi dilakukan melalui grup Whatsapp ‘Sehat Bahagia’. Bagi para kader PKK diberikan Buku Pantau Kader yang informatif dan merupakan pengembangan dari buku catatan kader yang selama ini sudah digunakan, dengan penambahan panduan pemantauan antropometri anak yang sederhana serta panduan praktis langkah-langkah penanganan diare anak. Rapor Ibu juga diberikan sebagai hasil interpretasi dari pemantauan asupan makanan mingguan ibu kepada anaknya.

“Kami pun berencana untuk mengadvokasikan media edukasi kami kepada Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor agar dapat membantu menyebarkan manfaat dari media edukasi ini ke posyandu-posyandu di daerah lain,” tutur Muhammad Habiburrahman kepada Humas FKUI. “Semoga dengan apa yang kami perbuat dapat memberikan manfaat bagi ibu-ibu di Bojonggede, dan Indonesia pada umumnya dalam memberikan kebutuhan gizi terbaik untuk anak dan pengetahuan penanganan diare yang tepat demi mencapai tumbuh kembang anak yang optimal,” lanjutnya.

Proposal mengenai program Pengabdian Masyarakat BAHAGIA: Bunda Paham Tata Laksana Diare Akut dan Gizi Anak Usia 0-2 tahun kemudian mereka ikutkan pada seleksi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2018. Seleksi tersebut dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Pada tahap awal, proposal BAHAGIA terpilih sebagai salah satu program kreativitas yang didanai oleh Kemenristekdikti untuk dijalankan. Saat ini, BAHAGIA sedang dalam tahap penilaian untuk diikutsertakan pada kategori PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M) PIMNAS 2018 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta, September mendatang. (Humas FKUI)