Info FKUIUncategorized

Sering Terdeteksi saat Stadium Lanjut, Yuk Kenali Gejala Kanker Prostat Sejak Dini

#Liputanmedia

Kanker prostat menjadi salah satu penyakit yang banyak dialami para pria di dunia. Diperkirakan terdapat 25.012 pria di Indonesia yang menderita kanker prostat pada 2013.
Selain itu berdasarkan data dunia kanker prostat menjadi salah satu kanker tersering pada pria dan baru terdeteksi saat sudah menginjak stadium lanjut.
Jika seorang yang mengalami kanker prostat terdeteksi pada stadium awal, maka tingkat keberhasilan pengobatan ini akan jauh lebih tinggi. Alhasil mempelajari dan mengenal mengenai gejala kanker prostat sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penangan yang tepat pada saat fase awal.
Staf Medik Departemen Urologi RSCM-FKUI, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U(K), Ph.D mengatakan, risiko kanker prostat akan meningkat pada pria dengan usia di atas 50 tahun. Selain itu pria dengan usia di atas 45 tahun dengan riwayat menderita kanker prostat di keluarga juga sangat berpotensi mengalami penyakit ini.
“Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang,” terang dr. Agus Rizal.
Dokter Agus pun menjelaskan, kanker prostat juga bisa menyebar hingga ke sumsum tulang belakang. Dan apabila kanker sudah menyebar ke sumsum tulang belakang, maka akan terjadi defisit neurologi. Gejalanya adalah rasa kebas atau lemas pada kaki penderitanya.
“Gejala kanker prostat tidak khas dan menyerupai keluhan penyakit lainnya. Sehingga seringkali baru terdeteksi pada stadium yang lebih lanjut. Oleh sebab itu pemeriksaan sejak dini sangat disarankan untuk memperbesar potensi kesembuhan,” lanjutnya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat adalah dengan melakukan pemeriksaan pada pria sekira usia 40 tahun. Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter meliputi tanya jawab tentang ada atau tidaknya keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
“Modalitas yang umumnya dilakukan adalah pemeriksaan rektal dan pemeriksaan Prostate-Specific Agent (PSA) dari sampel darah. Pada pemeriksaan rektal, dokter akan menilai perubahan fisik pada prostat pasien, apakah ada pembesaran, asimetri, perubahan pada permukaan dan konsistensinya,” tutupnya.