Teliti Program Rehabilitasi Jantung, Mahasiswa PPDS FKUI Toreh Prestasi di Singapura

Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mendulang prestasi. Adalah dr. Erick Hoetama, mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI, yang menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan “Poster Presentation Merit Award” pada ajang The 2nd Singapore Prevention & Cardiac Rehabilitation Symposium (SPCRS) 2017.

The 2nd SPCRS 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 20-21 Oktober 2017 di Novotel Clarke Quay, Singapura, adalah simposium mengenai penanganan dan rehabilitasi penyakit jantung yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh Singapore Heart Foundation, bekerjasama dengan beberapa institusi lain seperti National University Heart Centre Singapore dan National Heart Center Singapore.

Seperti simposium pada umumnya, The 2nd SPCRS 2017 juga membuka kompetisi poster ilmiah yang dibagi dalam empat kategori, yaitu Exercise prescription, Telehealth, Policy & Strategy, dan Nursing & Allied Health. Dokter Erick turut serta dalam kompetisi kategori Exercise prescription dengan mengirimkan abstrak penelitiannya yang berjudul “6 Min Walking Test after Cardiac Surgery: Predictor and Results of Rehabilitation Programme, National Cardiovascular Center Harapan Kita Experience”.

Abstrak dr. Erick kemudian terpilih masuk 20 besar abstrak terbaik dan berhak untuk dipresentasikan pada acara puncak The 2nd SPCRS 2017. Sangat membanggakan, karena diakhir acara nama dr. Erick diumumkan sebagai peraih “Poster Presentation Merit Award”.

Penelitian dr. Erick mengupas tentang efek rehabilitasi jantung pada pasien dewasa pasca menjalani operasi bedah jantung. Efek rehabilitasi dinilai dengan uji jalan selama 6 menit (six minute walking test). Setelah menjalani fase rehabilitasi selama 2-4 minggu, ditemukan peningkatan nilai uji jalan 6 menit yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa rehabilitasi pasca operasi bedah jantung memberikan efek yang sangat memuaskan.

Selain itu, pada penelitian tersebut dr. Erick juga menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada hasil uji jalan 6 menit. Faktor yang ditemukan berhubungan dengan antara lain jenis kelamin, usia, tinggi badan, fraksi ejeksi jantung, jenis operasi jantung, baseline uji jalan 6 menit, dan adanya faktor risiko seperti diabetes dan fibrilasi atrium.

Melalui surat elektroniknya kepada Humas FKUI, dr. Erick ungkapkan rasa senang dan terima kasih yang tak terhingga kepada para pembimbingnya di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI-Pusat Jantung Nasional Harapan Kita yaitu, Dr. dr. Basuni Radi, Sp.JP(K); dr. Ade Median Ambari, Sp.JP(K); dan dr. Nyoman, Sp.JP.

“Berbagai masukan dan revisi yang mereka berikan kepada saya, semakin meningkatkan semangat saya untuk meraih hasil yang terbaik,” ungkap dr. Erick.

Tetap percaya diri, dan yakin akan hasil yang dikerjakan, menjadi modal yang dipegang teguh oleh dr. Erick. Berkat keyakinan tersebut, Ia dapat membuktikan kemampuannya bersaing dalam konferensi internasional.

Ia juga berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. “Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa program rehabilitasi jantung itu penting. Program tersebut tidak hanya memberikan latihan-latihan fisik, tetapi juga edukasi tentang pentingnya pengendalian faktor risiko dan memberikan dukungan psikososial, sehingga pasien dapat menjalani aktivitasnya seperti dahulu tanpa rasa khawatir,” tutup dr. Erick. (Humas FKUI)