Teliti Potensi Risiko Kardiometabolik pada Anak Stunting, Peneliti FKUI Raih Gelar Doktor

Penderita Penyakit Kardiovaskular (PKV) seperti stroke dan penyakit jantung koroner di Indonesia semakin meningkat. Data tahun 2014 menunjukkan bahwa PKV masih merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada rentang usia 30-70 tahun yaitu sebesar 37%, sedangkan sebesar 6% kematian di rentang usia ini disebabkan oleh penyakit Diabetes Mellitus (DM).

PKV dan DM dapat dicegah dengan mendeteksi dini risiko kardiometabolik (RKM). RKM bukanlah penyakit melainkan suatu kondisi yang ditandai dengan gejala, seperti obesistas abdominal, dislipidemia, peningkatan kadar glukosa darah dan hipertensi. Penelitian menunjukkan bahwa RKM ditemukan pada anak remaja, bahkan anak usia sekolah dasar.

Predisposisi RKM bersifat multifaktorial. Bukan hanya faktor perubahan pola hidup semata, namun beberapa faktor predisposisi telah terbentuk sejak masa konsepsi hingga setelah lahir pada awal kehidupan. Faktor predisposisi ini secara garis besar terbentuk pada dua masa, yaitu masa intrauterin (masa janin di dalam kandungan) dan ekstrauterin (sejak lahir hingga usia 24 bulan).

Faktor predisposisi yang terbentuk pada masa intrauterin terutama terjadi akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan nutrisi janin dengan pemenuhan nutrisi tersebut. Hal lain yang turut mempengaruhi adalah tinggi badan ibu, indeks masa tubuh ibu, jarak kehamilan, jumlah paritas, usia kehamilan, dan pajanan ibu hamil terhadap zat berbahaya seperti asap rokok.

Sedangkan faktor predisposisi pada masa ekstrauterin dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan, masa menyusui, dan MP-ASI. Selain menyebabkan anak stunting, asupan nutrisi yang kurang juga menyebabkan anak berisiko tinggi menderita stres oksidatif. Kurangnya asupan nutrisi yang kronis menyebabkan tubuh janin atau bayi beradaptasi pada ukuran dan fungsi organ, yang berdampak meningkatnya RKM kemudian hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dr. Christina Olly Lada, M.Gizi, peneliti dari program Doktor Ilmu Gizi FKUI, melakukan penelitian untuk membuktikan perbedaan faktor predisposisi intrauterin (FPIntra), ekstrauterin (FPEkstra), stres oksidatif (SO), adaptasi metabolik (AM) dan RKM pada anak stunting (AnS) dan dan tidak stunting (AnTS) usia 6-24 bulan (U6-24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa FPIntra dan FPEkstra terbukti memberikan dampak terhadap kejadian stunting anak U6-24. Adaptasi metabolik dan RKM pada AnS sudah terdeteksi pada U6-24.

Hasil penelitian tersebut kemudian dipresentasikan dengan baik oleh dr. Christina Olly Lada, M. Gizi pada sidang promosi doktornya, Selasa (11/12) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba, Jakarta.

Disertasi berjudul “Faktor Predisposisi Intrauterin, Ekstrauterin, Stres Oksidatif dan Adaptasi Metabolik serta Risiko Kardiometabolik pada Anak Stunting Usia 6–24 bulan (Nested Studi Kohort Tumbuh Kembang Anak di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor Tahun 2017)” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji dr. Rina Agustina, M.Sc, PhD dengan anggota tim penguji Dr. dr. Noroyono Wibowo, SpOG(K); Dr. dr. Ani Retno Prijanti, MS; dan Dr. dr. Julianty Pradono, MS (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Christina Olly Lada, M.Gizi sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI.

Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. Jose Rizal Batubara, SpA(K), PhD dan ko promotor Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc dan Dr. Ir. Anies Irawati, M. Kes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI) berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terkait pencegahan stunting yang dapat dilakukan dengan deteksi dini melalui pemantauan status gizi dan mengukur tinggi badan ibu sebelum hamil, mengukur berat dan panjang badan lahir dan mengukur tinggi dan panjang badan bayi 0-24 bulan setiap bulan, dan disarankan agar anak diberi intervensi nutrisi dalam 1000 hari awal kehidupan untuk mengurangi RKM di kemudian hari.

(Humas FKUI)