Skor Prediksi Mortalitas pada Pasien Sepsis Kardiovaskular

Sepsis adalah gangguan fungsi organ akibat infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Gangguan fungsi organ tersebut dapat dinilai menggunakan kriteria yang sudah disepakati yaitu skor Sequential (Sepsis-Related) Organ Failure Assesment (SOFA), yang melibatkan sistem respirasi, pembekuan darah, kardiovaskular, sistem saraf, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Kematian akibat sepsis bisa mencapai 10%, dan bila keadaan memburuk dapat terjadi renjatan (syok) sepsis yang dapat menyebabkan kematian sampai 40%.

Renjatan sepsis adalah subset dari sepsis dengan abnormalitas sirkulasi, selular, dan metabolisme yang berkaitan erat dengan risiko kematian. Kematian pada renjatan sepsis dapat terjadi pada fase awal maupun fase lanjut. Skor SOFA dapat digunakan untuk memprediksi mortalitas. Salah satu variabel SOFA adalah rerata arteri, akan tetapi variable tersebut tidak secara langsung menggambarkan fungsi jantung. Pemeriksaan ekokardiograf diketahui dapat menilai secara langsung fungsi jantung, sedangkan biomarker kardiovaskular dapat digunakan untuk menilai perubahan integritas selular jantung dan kadar dalam sirkulasi dipengaruhi oleh bersihan ginjal. Saturasi oksigen vena dapat menggambarkan keseimbangan antara hantaran oksigen arteri dan kebutuhan konsumsi jaringan.

Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan sebuah penelitian untuk menilai peran ekokardiografi, biomarker kardiovaskular, fungsi ginjal dan saturasi oksigen vena sebagai prediktor kematian pasien renjatan sepsis. Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Pudjo Rahasto, SpJP(K) untuk melihat fungsi jantung pada pasien renjatan (syok) sepsis dengan melakukan beberapa pengukuran menggunakan alat Ekokardiografi yang biasa digunakan untuk pemeriksaan jantung seperti fungsi diastolik E/e’, Fraksi Ejeksi Bilik Kiri, Indeks Kardiak, dan TAPSE. Sedangkan ditingkat sel akan dinilai kadar biomarker kardiovaskular yaitu Troponin I dan NT ProBNP.

Hasil  penelitian menunjukkan fakta bahwa kadar Troponin I yang meningkat dan Fraksi Ejeksi Bilik Kiri yang menurun, akan meningkatkan risiko kematian pasien renjatan sepsis.

Hasil penelitian tersebut kemudian dipaparkan dengan baik oleh dr. Pudjo pada sidang promosi doktoralnya, Senin (17/7) lalu di Teaching Theatre Room, Gedung IMERI-FKUI, Salemba. Disertasi berjudul “Kinerja Jantung Menggunakan Ekokardiografi, Biomarker Kardiovaskular, Fungsi Ginjal, dan Saturasi Oksigen Vena sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Renjatan Sepsis” berhasil dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji adalah dr. Renan Sukmawan, SpJP, PhD; Dr. dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD-KHOM; dr. Mondastri Korib, MS, DSc (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI); dan Prof. Dr. dr. Peter Kabo, SpJP(K) (Universitas Hasanuddin).

Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat dr. Pudjo Rahasto, SpJP(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Dalam sambutannya promotor Prof. Dr. dr. Budhi Setianto, SpJP(K) dan ko-promotor Dr. dr. Ina S. Timan, SpPK(K) berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan khususnya dalam hal patofisiologis terjadinya gangguan kardiovaskular pada pasien sepsis. (Humas FKUI)