Septelia Inawati Wanandi, Dosen Terbaik Sainstek Anugerah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi 2018

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kembali berbangga hati setelah salah satu staf pengajarnya berhasil mengukir prestasi di tingkat nasional. Adalah Dr. rer. physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI yang berhasil meraih prestasi sebagai Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Nasional 2018 bidang Sains dan Teknologi pada ajang Anugrah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi (Diktendik) 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. pada Senin (29/10/2018) di Hotel Harris Vertu, Jakarta Pusat.

Penyelenggaraan ajang Anugerah Diktendik Berprestasi tahun ini mencapai penyelenggaraannya yang ke lima belas. Terdapat tujuh kategori yang dilombakan antar institusi pendidikan tinggi di Indonesia yaitu Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi, Dosen Berprestasi Bidang Sosial dan Humaniora, Pranata Laboratorium Pendidikan Berprestasi, Pengelola Keuangan Berprestasi, Pustakawan Berprestasi, Administrasi Akademik Berprestasi serta Arsiparis Berprestasi.

Dalam kompetisi ini, dr. Ina mengusung sebuah karya inovatif yang berjudul Menyibak Tabir Sel Punca Kanker sebagai Target Deteksi dan Terapi Kanker Payudara”. Proses seleksi dimulai sejak Mei 2018. Dr. Ina, begitu beliau kerap disapa, mewakili Universitas Indonesia dan menjalani seleksi di Kemenristekdikti setelah sebelumnya terpilih sebagai Dosen Berprestasi Rumpun Saintek dan Kesehatan pada tingkat universitas di UI.

Penilaian dewan juri pada ajang ini meliputi 40% penilaian makalah karya prestasi unggul, berkas dan dokumen; 40% presentasi dan tanya jawab; dan 20% penilaian psikotest.

inawati2

Penyakit kanker, masih menjadi masalah kesehatan utama, tak hanya pada negara berkembang tetapi juga pada negara maju. Kanker payudara merupakan kanker pada wanita dengan angka kejadian dan kematian yang tertinggi di seluruh dunia.

Tingginya kasus kanker payudara mendorong perlunya penelitian untuk mengembangkan deteksi dini, pencegahan, pengobatan serta penatalaksanaan yang tepat sebagai upaya menekan munculnya kasus baru, mengobati dan mempertahankan kualitas hidup penderita.

Saat ini, terapi kanker payudara telah berkembang pesat. Namun angka resistensi terapi dan kekambuhan penyakit masih cukup tinggi.

Sel punca kanker atau cancer stem cells (CSC) merupakan subpopulasi minor sel kanker dengan karakter stemness seperti halnya sel punca normal, yaitu sifat pluripotensi, kemampuan memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel, serta mempunyai ketahanan hidup yang tinggi. CSC dianggap bertanggung jawab terhadap resistensi terapi, kekambuhan penyakit dan metastasis (penyebaran).

Hingga saat ini, kebijakan klinis terapi konvensional untuk kanker pada umumnya berdasarkan anggapan bahwa semua sel kanker mempunyai potensi keganasan yang sama tanpa mempertimbangkan adanya CSC. Dengan diketahuinya peran CSC dalam menentukan keberhasilan terapi kanker dan prognosisnya, diperlukan strategi deteksi dini keberadaan CSC dalam jaringan tumor dan terapi yang ditargetkan pada breast cancer stem cells (BCSC).

Karya penelitian tersebut, dr. Ina dedikasikan khususnya bagi perempuan Indonesia dan juga bagi kemaslahatan ilmu kedokteran khususnya ilmu Biomedik di Indonesia. “Bertepatan dengan Bulan Kewaspadaan Kanker Payudara sedunia di bulan Oktober ini, saya berharap hasil karya saya dapat bermanfaat, dapat diterima dan diaplikasikan di kedokteran klinik serta mendapat pengakuan di tingkat internasional,” papar dr. Ina.

“Semoga staf pengajar dari ilmu Biomedik, khususnya dari FKUI, juga dapat berkarya baik di tingkat nasional dan internasional,” sambungnya.

Saat ini, dr. Ina menjabat sebagai Ketua Program Studi (KPS) Program Magister Ilmu Biomedik (PMIB) di FKUI. Beliau juga merupakan Ketua Klaster Molecular Biology and Proteomics Core Facilities di IMERI FKUI sekaligus Ketua Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia Periode 2018-2019.

Telah banyak penelitian dr. Ina yang diterbitkan di berbagai jurnal publikasi riset pada skala nasional dan internasional.

Tak hanya aktif menelurkan berbagai penelitian, dr. Ina juga banyak diundang sebagai narasumber pada seminar atau konferensi nasional dan internasional antara lain The 2nd Open Scientific Meeting (2017); Tsukuba Global Science Week (2015 dan 2018); 42nd Annual Meeting Korean Cancer Association (2016); dan The 23rd Asia Pacific Cancer Conference (2015).  

Dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada bidang pendidikan, dr. Ina melakukan berbagai inovasi dan internasionalisasi kurikulum yang sejalan dengan jabatan beliau sebagai KPS PMIB.  Inovasi tersebut beliau lakukan agar mahasiswa dapat lulus tepat waktu dan meningkatkan daya saing lulusan di era globalisasi.

inawati1

Lebih jauh, dokter kelahiran Jakarta, 9 September 1962 ini turut membagikan keilmuannya di berbagai universitas di luar negeri sebagai dosen tamu antara lain di Graduate School of Biomedical Science, Rutgers The State University of New Jersey, Amerika Serikat (2015) dan Hochschule Anhalt University of Applied Sciences Köthen, Jerman (2016).

Selain itu, dr. Ina juga aktif membimbing beberapa mahasiswa asing untuk menyelesaikan skripsi dan tesis mereka seperti Julia Schrader dari Anhalt University of Applied Science di tahun 2017-2018 serta Lauren Harbaugh, Manav Nanda, dan Jason Lee melalui program USAID Research and Innovation Fellowship Program tahun 2017-2018.

Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, dr. Ina aktif berbagi sebagai narasumber di Radio Republik Indonesia Programa 1 dan melakukan beberapa kali kegiatan bakti sosial yang salah satunya adalah Bakti Sosial di SDN 01 Kalisoro, Solo, Jawa Tengah.

Kepada Humas FKUI, dr. Ina berpesan bagi para mahasiswa dan staf pengajar muda di FKUI untuk selalu berusaha dan tidak patah semangat. “Ini quote favorit saya dari Pauline Kael bahwa ‘Where there’s a will there’s a way’, jadi jangan pernah berhenti berusaha ya,” tutup beliau.

Pimpinan dan segenap sivitas akademika FKUI mengucapkan selamat kepada Dr. rer. physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi atas prestasi beliau.  Maju terus FKUI!

(Humas FKUI)