Puan Maharani Resmikan iMuseum IMERI FKUI

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani meresmikan Indonesia Museum of Health and Medicine atau iMuseum IMERI-FKUI pada Kamis (14/9) lalu di Aula IMERI-FKUI, Salemba. Turut mendampingi Menko PMK, Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met; Dekan FKUI Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K); Direktur IMERI-FKUI Prof. Dr. dr. Badriul Hegar, SpA(K), PhD; dan Ketua Klaster iMuseum IMERI FKUI dr. Isabella Kurnia Liem, M.Biomed, PhD.

Dalam pidato peresmiannya, Menko PMK RI Puan Maharani berharap iMuseum dapat terjaga keberlanjutannya dan berfungsi secara maksimal dalam membangun kesadaran, kemampuan, dan kemauan masyarakat untuk pembangunan kesehatan yang berkualitas. “Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi sivitas akademika FKUI dan UI atas pembangunan iMuseum ini bagi rakyat Indonesia dalam upaya peningkatan pendidikan kedokteran dan kesehatan di Indonesia,” ujar Puan.

Titik awal penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia dimulai pada tahun 1849 yaitu saat dikeluarkannya surat keputusan pemerintah Gubernemen No. 22. Sejarah panjang tersebut, berhasil dirangkum dengan sangat baik oleh FKUI melalui iMuseum. Keunggulan iMuseum tak hanya mengulas sejarah pendidikan kedokteran, tetapi juga memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan dan ilmu kedokteran yang dikemas melalui tema siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga lanjut usia.

iMuseum memiliki lebih dari 5000 koleksi, baik berupa spesimen kedokteran maupun benda-benda peninggalan (artefak) berupa alat bantu pendidikan kedokteran, video, dan media directory yang tersebar di enam area yaitu Medical Education Journey in Indonesia; Health Education Area; Medical Collection Area; Lobby; Edutainment Area; dan Etalase.

iMuseum juga menyediakan fasilitas penunjang pendidikan bagi komunitas kesehatan dan kedokteran berupa koleksi spesimen kesehatan yang telah dimiliki sejak era Hindia-Belanda hingga era modern. iMuseum menjadi semakin menarik dengan adanya 3D human visualization table, sebagai media pembelajaran terkini yang baru pertama ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. 3D human body visualization table memungkinkan proses belajar mengajar menjadi lebih ringkas dan mudah melalui gambar anatomi tubuh manusia dalam bentuk 3 dimensi.

Pada masa mendatang, iMuseum tidak hanya melestarikan artefak sejarah pendidikan kedokteran, tetapi juga turut berpatisipasi aktif meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dan kedokteran di Indonesia serta memberikan informasi kesehatan dan pendidikan kedokteran yang berkelanjutan  kepada masyarakat umum. “Saya harap iMuseum dapat dikelola secara professional dan terbuka. Jangan lelah juga untuk terus berinovasi,” tutup Puan. (Humas FKUI)