Promosi Doktor Aria Kekalih

Promosi Doktor Aria Kekalih(1)Permasalahan stunting (anak dengan kondisi tinggi badan lebih rendah dari anak seusianya) masih menjadi permasalahan global. Stunting menunjukkan adanya kekurangan gizi kronis pada anak-anak. Kondisi ini memiliki efek berkelanjutan yang menetap. Anak dapat tumbuh dengan perawakan pendek hingga usia sekolah, yang juga dapat mengakibatkan penurunan prestasi sekolah. Akibatnya, saat dewasa produktivitasnya menjadi rendah. Laporan UNICEF pada tahun 2013, Indonesia adalah Negara nomor lima dengan stunting terburuk di dunia.

Sebuah literatur menyebutkan kurangnya keanekaragaman makanan dan kualitas asupan gizi menjadi penyebabnya. Faktor penerusnya adalah kondisi orang tua yang berkerja, khususnya Ibu. Kondisi Ibu yang berkerja dapat mempengaruhi kualitas pengasuhan dan asupan gizi kepada anak. Sepuluh tahun terakhir, jumlah perempuan berkerja telah meningkat dua kali lipat. Namun sayangnya, Ibu berkerja tidak selalu mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih baik. Data International Labor Organization (ILO) menyebutkan bahwa di Indonesia, mayoritas (40-50%) perempuan terlibat dalam tingkat pekerjaan terendah sebagai tenaga kerja tidak terampil di bidang pertanian atau sektor informal.

Periode pemberian asupan makanan anak di usia 6-23 bulan dikenal dengan periode makanan pendamping ASI (MP-ASI). Periode ini berperan penting dalam mencegah stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan. Keragaman konsumsi pangan adalah salah satu indikator penting dari MP-ASI. Dengan semakin meningkatnya Ibu berkerja dan tersebar di berbagai tingkatan pekerjaan, menjadi penting untuk menganalisis apakah tingkatan Ibu berkerja berhubungan terhadap asupan gizi di 1.000 hari pertama.

Melihat latar belakang tersebut, dr. Aria Kekalih, MTI lalu melakukan penelitian untuk menganalisis pemenuhan Keragaman Konsumsi Pangan (KKP) di 24 bulan pertama anak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembuktian mengenai potensi masalah stunting pada Ibu berkerja dan hubungannya dengan keragaman makanan. Penelitian dilakukan melalui dua metode, yaitu secara kuantitatif (Maret-Juli 2014) dan kualitatif (Agustus-Oktober 2014).

Dari hasil penelitian didapatkan banyaknya Ibu berkerja sebagai tenaga kerja tidak terampil berpotensi memperburuk masalah stunting. Anak-anak usia 6-23 bulan mengalami masalah kurangnya dan terlambatnya diberikan keragaman makanan yang cukup. Peningkatan kesadaran pengasuhan anak dan pemberian MP-ASI bagi keluarga menjadi penting untuk mencukup keragaman pangan selain ASI eksklusif. Edukasi gizi pun perlu dilakukan, tidak hanya kepada Ibu, namun juga kepada keluarga, pengasuh anak dan komunitas Ibu berkerja melalui pemberdayaan program perusahaan sayang Ibu dan bayi.

Hasil penelitian yang merupakan bagian dari proses penyusunan disertasi ini dipaparkan oleh Aria Kekalih di hadapan tim penguji dalam sidang promosi doktor yang berlangsung pada Selasa (23/6) di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI Salemba, Jakarta. Bertindak selaku ketua tim penguji dr. Rina Agustina, MSc, PhD dengan anggota penguji Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K); Dr. Saptawati Bardosono, MSc; Prof. Dr. Endang L. Achadi, MPH, DrPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI) dan Dr. Abas Basuni Jahari, MSc. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI).

Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat dr. Aria Kekalih, MTI sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI. Promotor dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, SpOk, PhD dan ko promotor Dr. Ir. Judhiastuty Februhartanty, MSc dan Anuraj H. Shankar, DSc, PhD (School of Public Health, Harvard University) berharap disertasi yang berjudul “Analisis Keragaman Konsumsi Pangan Anak pada Ibu Berkerja dan Hubungannya terhadap Status Gizi Stunting: Studi Metode Kombinasi (Mixed Method) untuk Memperkuat Analisis Data Sekunder berbagai Survey Nasional Tahun 2002-2012” ini dapat menjadi strategi pengendalian kualitas Keanekaragaman Konsumsi Pangan (KKP) yang baik di periode MP-ASI, terutama oleh Ibu berkerja di Indonesia dalam upaya membentuk program penanganan stunting yang lebih baik. (Mel/Dan/Die)