Penyebab Kandidiasis Orofaring pada Pasien Terinfeksi HIV

Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah menjadi masalah yang besar dengan tingginya prevalensi di seluruh dunia. Sejak tahun 1996 hingga kini, terapi antiretroviral (ARV) merupakan terapi yang paling efektif dengan tujuan untuk menurunkan jumlah virus HIV hingga tidak terdeteksi. Tanpa terapi ARV, infeksi HIV akan memasuki stadium AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Pasien terinfeksi HIV merupakan populasi yang rentan terhadap kandidiasis orofaring (KOF). Manifestasi oral HIV/AIDS merupakan indikator penting karena merupakan kelainan yang muncul pertama kali saat kondisi imun tersupresi. Kandidiasis oral seringkali ditemukan pada pasien terinfeksi HIV, sebelum atau saat dalam terapi ARV.

Terjadinya KOF dipengaruhi oleh perubahan microenvironmental, serta predisposisi faktor lokal atau sistemik. Perubahan microenvironmental termasuk pH rendah, peningkatan suhu, kerusakan jaringan dan produk peradangan, peningkatan konsentrasi karbohidrat, kelaparan nitrogen/karbon, serta penekanan populasi bakteri komensal. Penelitian sebelumnya menunjukkan polimorfisme IL10 diketahui meningkatkan risiko infeksi Candida, sementara penelitian lain menunjukkan polimorfisme IL10 berkaitan dengan persistensi kandidemia akibat rendahnya kadar sitokin properadangan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, drg. Endah Ayu Tri Wulandari, SpPM melakukan penelitian untuk mengekplorasi peran faktor genetik dan respon imun pasien terinfeksi HIV dengan dan tanpa KOF, sebelum dan sesudah terapi ARV. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa KOF masih menjadi masalah bagi pasien terinfeksi HIV meskipun telah mendapat terapi antijamur, tetapi insidens KOF berkurang setelah pemberian ARV. IL10 ditenggarai berpotensi menjadi penyebab masih terjadinya KOF.

Hasil penelitian disertasi tersebut dipresentasikan dengan baik pada sidang promosi doktor drg. Endah Ayu Tri Wulandari, SpPM pada Rabu (20/9) lalu di Auditorium IMERI-FKUI Lt. 3, Salemba. Disertasi berjudul “Peran Faktor Genetik dan Respons Imun Pejamu terhadap Kandidiasis Orofaring pada Individu Terinfeksi HIV Sebelum dan Sesudah Terapi Anti Retroviral” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Dr. Drs. Heri Wibowo, M.Biomed dengan anggota penguji Dr. dr. Budiman Bela, SpMK(K); drg. Endang Winiati Bachtiar, M.Biomed, PhD (Fakultas Kedokteran Gigi UI); dan dr. Rudi Wisaksana, SpPD-KPTI, PhD (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran).

Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat drg. Endah Ayu Tri Wulandari, SpPM sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI serta ko promotor Prof. Patricia Price, PhD (School of Biomedical Science, Curtin University, Australia) dan Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS, SpParK berharap hasil penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan pemahaman tentang faktor yang berperan pada terjadinya KOF sehingga dapat direncanakan perawatan yang lebih baik. (Humas FKUI)