Penelitian Regenerasi Ekor Cecak Rumah sebagai Model pada Regenerasi Sel dan Jaringan Manusia

Proses regenerasi jaringan sangat penting dan diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Salah satu fungsinya adalah untuk memperbaiki jaringan atau organ saat mengalami luka. Namun tidak semua mahluk hidup memiliki kemampuan regenerasi pada organ atau jaringannya, contohnya pada manusia.

Pada mamalia, termasuk manusia, daya regenerasi jaringannya sangat terbatas. Regenerasi hanya mampu memperbaiki sebagian kecil saja dari jaringan yang mengalami kerusakan. Kerusakan yang dimaksud pun hanya terbatas hanya pada organ kulit, hati, dan akhir-akhir ini ditemukan pada susunan saraf pusat.

Proses regenerasi jaringan, merupakan proses yang sangat rumit dan komplek. Proses ini dikendalikan oleh berbagai gen dan melibatkan proliferasi sel, migrasi sel, molekul, protein, dan diferensiasi sel yang terkoordinasi satu sama lain.

Pada proses regenerasi terjadi peningkatan metabolisme, peningkatan kebutuhan akan energi serta peningkatan keperluan akan oksigen. Tingginya kebutuhan akan oksigen yang tidak seimbang dengan kadar oksigen dalam jaringan, menyebabkan jaringan mengalami keadaan hipoksia relatif.

Cecak rumah (Hemidactylus platyurus) merupakan hewan vertebrata yang berdaya regenerasi tinggi pada ekornya dan paling dekat kekerabatannya dengan manusia dibandingkan vertebrata lain yang punya daya regenerasi tinggi.

Organ ekor pada cecak merupakan gambaran jaringan lengkap yang mengalami regenerasi sehingga dapat dijadikan model untuk proses regenerasi jaringan pada organ mamalia. Oleh karena itu, penelitian regenerasi jaringan dengan berbagai metode dan menggunakan berbagai hewan coba terus dikembangkan.

Peneliti dari Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Titta Novianti, S.Si, M.Biomed, kemudian melakukan penelitian tersebut. Hasil penelitian dengan menggunakan ekor cecak memperoleh gambaran adanya dinamika ekspresi gen HIF-1α, HIF-2α, Cygb, PGC-1α, dan MnSOD, pada fase awal regenerasi, saat jaringan memerlukan energi dan oksigen tinggi. Jika terjadi kesalahan waktu ekspresi, kemungkinan proses regenerasi tidak akan terjadi.

Pemaparan penelitian tersebut dipresentasikan oleh Titta Novianti pada sidang disertasi doktoralnya, Jumat (28/9) di Ruang Teaching Theatre Lt. 6 Gedung IMERI FKUI, Salemba. Turut hadir pada sidang tersebut, Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Arief Kusuma Pamong Praja, MBA.

Disertasi berjudul “Aspek Hipoksia dalam Regenerasi Jaringan: Ekor Cecak Rumah (Hemidactylus platyurus) yang Memiliki Daya Regenerasi Tinggi sebagai Modelberhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh dr. rer.physiol. Septelia Inawati Wanandi dengan anggota tim penguji dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD; drh. Vetnizah Juniantito, PhD, APVet (Institut Pertanian Bogor); dan Dr. Rini Puspitaningrum, M.Biomed (Universitas Negeri Jakarta).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, selaku ketua sidang mengangkat Titta Novianti, S.Si, M.Biomed sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI.

Melalui sambutannya, Promotor Prof. dr. Mohamad Sadikin, D.Sc dan ko promotor Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS serta Dr. rer. Nat. Evy Ayu Arida (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam stimulasi regenerasi jaringan secara tepat pada manusia, sehingga ekspresi gen yang diharapkan dapat terjadi dan terapi yang tepat dalam regenerasi organ, seperti halnya pada ekor cecak, dapat terjadi sehingga dapat menghasilkan organ serta jaringan yang kembali lengkap.

(Humas FKUI)