Penelitian Petanda Sel Punca Kanker pada Keberhasilan Kemoterapi

Kanker indung telur merupakan kanker kandungan yang paling sering ditemukan setelah kanker mulut rahim. Di Indonesia, kanker indung telur merupakan penyakit keganasan ketiga terbanyak. Kanker ini tidak mempunyai gejala yang khas dan kebanyakan pasien datang sudah pada stadium lanjut sehingga memiliki harapan hidup yang rendah.

Kanker indung telur mempunyai beberapa tipe. Tipe yang paling sering adalah tipe epitelial. Tipe epitelial terdiri dari tipe I dan tipe II. Tipe I mempunyai sifat pertumbuhan yang lambat dan stabil sedangkan tipe II pertumbuhannya cepat dan labil.

Pengobatan kanker indung telur dilakukan dengan pembedahan yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Pembedahan dapat dilakukan dengan mengangkat kanker indung telur dan/atau mengangkat seluruh kandungan serta penyebaran kanker yang telah terjadi. Kemoterapi atau pengobatan antikanker merupakan pengobatan yang dilakukan setelah pembedahan.

Pengobatan kemoterapi kanker indung telur sampai saat ini belum memberikan hasil yang cukup memuaskan. Salah satu faktor penyebab tidak berhasilnya pengobatan dikaitkan dengan keberadaan dari sel punca kanker. Keberadaan sel punca kanker tersebut dianggap sebagai salah satu faktor prognostik terjadinya kemoresisten dan kesintasan hidup yang rendah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membuktikan peran sel punca kanker pada kanker indung telur terhadap pengobatan kemoterapi dan harapan hidup. Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Nugraha Utama Palupessy, SpOG(K), peneliti dari Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI sebagai karya disertasinya.

Petanda CD133, CD44, dan ALDH1A1 digunakan pada subyek penelitian untuk mengetahui sel punca kanker. Di akhir penelitian disimpulkan bahwa petanda sel punca kanker (CD133, CD44, dan ALDH1A1) dan faktor klinikopatologi terbukti berperan sebagai faktor prognosis terhadap keberhasilan kemoterapi dan harapan hidup.

Pemaparan penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Nugraha Utama Palupessy, SpOG(K), pada sidang disertasi doktoralnya, Selasa (3/7) di Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba. Disertasi berjudul Marker Cancer Stem Cells (CD133, CD44, dan ALDH1A1) sebagai Faktor Prognostik pada Kanker Ovarium Tipe Epitelialberhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. dr. Mpu Kanoko, PhD, SpPA(K); Dr. dr. Laila Nuranna, SpOG(K); dan Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG(K) (Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), selaku ketua sidang mengangkat dr. Nugraha Utama Palupessy, SpOG(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG(K) dan ko promotor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) dan dr. Alida R. Harahap, PhD, SpPK(K) berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai faktor prognostik dalam respons kemoterapi dan kesintasan hidup pasien kanker indung telur tipe epitelial. (Humas FKUI)