Penelitian Mahasiswa FKUI tentang Pencegahan Katarak Raih Penghargaan di Makassar

Jeremy Rafael Tandaju, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2016, dan Jessica Audrey (FKUI 2017) berhasil mengharumkan nama FKUI setelah keduanya meraih Juara 1 dalam kategori Literature Review pada ajang Hasanuddin Scientific Fair (HSF) 2018 yang diselenggarakan tanggal 22-25 Maret 2018 lalu di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Hasanuddin Scientific Fair merupakan kegiatan ilmiah tahunan yang dilaksanakan oleh Medical Youth Research Club (MYRC) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang melombakan beberapa cabang yaitu Research Paper Congress dan Literature Review (untuk skala internasional), serta Popular Essay, Public Poster, dan Video Competition (untuk skala nasional). Tahun ini, HSF mengambil tema “Opthalmology: Lead Up to Break the Visionary Barriers”. Selain Jeremy Rafael Tandaju dan Jessica Audrey, mahasiswa FKUI yang turut berpartisipasi pada kompetisi tersebut adalah Maharani Zaini (FKUI 2016) dan Awliya Syamsul (FKUI 2016).

Jeremy dan Jessica mempresentasikan literature review mereka yang berjudul “Risk and Protective Factors Associated with Nuclear Sclerotic Cataract among Adults: A Systematic Review of Large Case-Control Studies”. Pada literature review ini mereka meneliti faktor risiko dan protektif dari nuclear-sclerotic cataract (NSC), yaitu katarak yang paling sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Tinjauan pustaka yang mereka lakukan menggunakan pendekatan kajian sistematik dengan meninjau berbagai jurnal yang ada di seluruh dunia.

“Topik ini kami pilih karena katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan tersering di seluruh dunia, padahal 80% dari kasus katarak dapat dicegah sehingga dapat menghemat pengeluaran negara yang selama ini rata-rata digunakan untuk upaya kuratif,” papar Jeremy kepada Humas FKUI.

“Dari studi kami, kami menemukan fakta bahwa pajanan sinar matahari, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan diabetes berperan signifikan dalam meningkatkan risiko NSC. Edukasi dan ajakan untuk rajin mengkonsumsi vitamin (terutama A, C, E), sayur-sayuran dan buah-buahan, adalah langkah terbaik dalam mengurangi risiko NSC tersebut,” Jessica menambahkan.

Studi yang dilakukan keduanya sesuai dengan realita masyarakat Indonesia yang banyak bekerja di bidang pertanian dan perikanan. Profesi tersebut berhubungan erat dengan pajanan sinar matahari langsung sebagai salah satu faktor risiko terbesar NSC. Selain itu, masyarakat Indonesia juga umumnya masih memelihara kebiasan merokok. “Edukasi untuk banyak mengkonsumsi vitamin, sayur dan buah serta menjaga pola makan tersebut kami harap dapat mencegah terjadinya NSC. Hal ini kami lakukan karena kami ingin lebih fokus pada pencegahan daripada pengobatan,” ujar Jeremy.

Di akhir perbincangan, Jeremy dan Jessica memberi semangat dan motivasi bagi sivitas akademika FKUI lainnya yang akan mengikuti kompetisi sejenis. “Kami yakin teman-teman pasti bisa meraih hal yang sama di berbagai ajang ilmiah yang ada. Kita hanya membutuhkan keberanian untuk mencoba dan kemauan untuk berusaha di tengah kesibukan menjalani perkuliahan demi menggapai tujuan mengharumkan nama almamater,” ujar Jessica menutup sesi wawancara.

Kerja keras yang mereka lakukan membuktikan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia. Segala usaha yang mereka lakukan terbayar lunas dengan prestasi yang diraih. Pengalaman membanggakan ini mereka harapkan dapat menjadi motivasi bagi teman-teman FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi. Maju terus FKUI! (Humas FKUI)