Peneliti FKUI Raih Prestasi L`oreal-Unesco for Women in Science 2017

Prestasi kembali diukir oleh sivitas akademika FKUI, staf Post Doctoral Klaster Stem Cell and Tissue Engineering Research Center (STCE-RC) IMERI-FKUI, Retno Wahyu Nurhayati, S.TP, M.Eng, Ph.D.Eng, meraih prestasi sebagai salah satu pemenang National Fellowship L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2017 pada ajang National L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2017 (L’Oréal-UNESCO FWIS Nasional) dalam kategori Life Science.

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Umesh Phadke (Presiden Direktur L’Oreal Indonesia) dan Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd (Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) pada Kamis (9/11) lalu di Gedung Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Jakarta.

L’Oréal-UNESCO FWIS Nasional merupakan penghargaan tingkat nasional yang diberikan oleh perusahaan L’Oréal bekerja sama dengan KNIU Kemendikbud RI kepada perempuan peneliti muda yang dianggap luar biasa dan memiliki kontribusi signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan. Terdapat dua kategori dalam penghargaan tersebut, yaitu Life Science dan Materials Science, yang masing-masing akan dipilih 2 orang pemenangnya.

Di Indonesia, penghargaan ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2004 dan para pemenang berhak mendapatkan fellowship nasional untuk riset sebesar Rp 80.000.000. Sangat membanggakan karena dalam usianya yang menginjak 29 tahun, Retno tercatat sebagai pemenang termuda sejak ajang penghargaan tersebut digelar.

Dalam ajang penghargaan ini, Retno harus melalui dua tahap seleksi. Tahap pertama adalah seleksi profil dan proposal penelitian untuk memilih 10 finalis terbaik. Lalu dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya yaitu seleksi presentasi dan wawancara.

Pada proses seleksi, Retno mengajukan sebuah penelitian yang berjudul “Fabrication of poly (Pro-Hyp-Gly) Microencapsulated Human Hematopoietic Stem Cells in Immiscible Media”. Fokus penelitian Retno yaitu mengembangkan teknologi terapi sel punca pada tata laksana kanker.

Sel punca merupakan suatu sel yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Kemampuan ini diharapkan mampu menjadi pengobatan regeneratif. Pada penderita leukemia, obat-obatan dan kemoterapi berfungsi mematikan sel kanker, namun sel-sel darah yang sehat juga akan terkena dampak negatif dari pengobatan tersebut. Terapi sel punca memberikan harapan baru untuk mengganti sel-sel yang rusak akibat kanker atau pengobatan kanker. Sel punca hematopoietik dapat diisolasi dari pasien sebelum dilakukan pengobatan (apabila sel punca pasien normal) atau diambil dari donor.  Akan tetapi sel punca hematopoietik memerlukan kesesuaian protein antigen (kesesuaian dari 8 jenis HLA/Human Leukocyte Antigen) antara donor dan resipien serta memerlukan jumlah sel yang tidak sedikit (100juta sel/kg berat badan). Akibatnya, pasien harus menunggu dalam waktu yang cukup lama untuk memperoleh donor sel punca hematopoietik dengan HLA yang sesuai dan dalam jumlah sel yang cukup.

Retno, dalam pekerjaannya di Klaster SCTE-RC IMERI-FKUI, berusaha mengembangkan suatu clinical-grade packaging (microenkapsulasi) sel punca hematopoietik/darah (hematopoietic stem cells) menggunakan hidrogel polypeptida. Dengan teknologi microenkapsulasi, sel punca dengan HLA yang tidak sesuai pun tetap terlindungi pada waktu ditransplantasikan ke pasien. Teknologi ini diharapkan mengurangi dosis penggunaan sel punca dengan HLA yang sesuai sehingga mampu meningkatkan keberhasilan transplantasi sel punca hematopoietik.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru untuk meningkatkan keberhasilan transplantasi sel punca darah/hematopoietik. Pengobatan yang bersifat regeneratif (memperbaiki sel/jaringan yang rusak) akan menjadi solusi terbaik bagi penderita leukemia, kelainan darah, dan kerusakan sumsum tulang.

Di puncak acara L’Oréal-UNESCO FWIS Nasional, tim juri yang terdiri dari Prof. Dr. Indrawati Gandjar (Universitas Indonesia); Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd (KNIU); Prof. Dr. Endang Sukara (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia); dan Fenny M. Dwivanny, PhD (Institut Teknologi Bandung) mengumumkan nama Retno Wahyu Nurhayati, S.TP, M.Eng, Ph.D.Eng sebagai salah satu Pemenang National Fellowship L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2017 untuk kategori Life Science.

Pencapaian maksimal ini tentunya tidak lepas dari kerja keras Retno dan tim pembimbing yang banyak membantu Ia dalam menyelesaikan karya ilmiahnya. “Hasil ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan para pembimbing yang telah banyak membantu saya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembimbing dari klaster Stem Cell & Tissue Engineering IMERI FKUI antara lain Prof. dr. Jeanne A. Pawitan, MS, PhD; dr. Radiana Antarianto, M.Biomed, PhD; dan Dr. dr. Ismail HD, SpOT(K). Ujar Retno.

Prestasi seakan tak henti-hentinya dicetak oleh sivitas akademika FKUI. Tentunya penghargaan yang diraih peneliti muda ini akan memberi sumbangsih besar, tak hanya untuk fakultas tetapi juga pada Universitas Indonesia. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, motivasi dan semangat baru bagi seluruh sivitas akademika FKUI. Maju terus FKUI!! (Humas FKUI)