Penanganan Hipertensi pada Pasien dengan OSA

Penyakit Obstructive Sleep Apnea (OSA) dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Terutama dengan meningkatnya angka obesitas. OSA merupakan bagian dari Sleep Related Breathing Disorder yang ditandai oleh abnormalitas pernapasan selama tidur, yaitu tersumbatnya sebagian atau seluruh saluran napas yang menyebabkan apnea dan hipoapnea saat tidur yang diikuti dengan desaturase oksigen dan terbangun. Banyak penderita OSA yang tidak terdiagnosis, padahal OSA dapat dianggap sebagai bahaya yang besar untuk kesehatan masyarakat karena prevalensinya hampir sama dengan asma dan diabetes.

Pemeriksaan objektif OSA dilakukan dengan polisomnografi. Terapi terbaik saat ini untuk OSA adalah nasal CPAP (continuous positive airway ressure). Selain itu juga bisa dilakukan upper airway surgery, terutama pada penderita yang gagal menggunakan CPAP atau tidak mau menggunakan CPAP.

OSA dihubungkan dengan angka kesakitan serta kematian kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, payah jantung kongestif dan stroke. Banyak penelitian besar menghubungkan OSA dengan hipertensi setelah menyingkirkan faktor-faktor lain penyebab hipertensi. Hipertensi pada OSA biasanya berat dan responnya terhadap obat berbeda dibanding dengan pasien hipertensi tanpa OSA. Hingga saat ini, belum jelas diketahui mekanisme terjadinya hipertensi pada OSA.

Hipertensi pada OSA sering merupakan hipertensi resisten, dan pada kelompok ini ditemukan adanya hiperaldosteronisme primer. Telah dilaporkan disfungsi gen cryptochrome-1 dan cryptochrome-2 menyebabkan peningkatan aldosterone pada mencit. Namun belum diketahui mekanisme terjadinya hiperaldosteronisme pada manusia penderita OSA. Diperlukan penelitian untuk mengetahui mekanisme hiperaldosteronisme primer pada penderita OSA.

Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT, sebagai penelitian disertasinya. Dari hasil penelitian didapat bahwa penurunan kadar cryptochrome-1 dapat menyebabkan kelebihan aldosterone pada penderita OSA.

Pemaparan penelitian tersebut dipresentasikan dengan baik oleh dr. Rimawati pada sidang disertasi doktoralnya, Kamis (22/6) lalu di Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI-FKUI, Salemba. Disertasi berjudul “Mekanisme Terjadinya Hiperaldosteronisme Primer pada Penderita Obstructive Sleep Apnea: Peranan Neuroglobin, Cryptochrome-1 dan Cryptochrome-2” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua penguji Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dengan anggota penguji Prof. Dr. dr. Teguh AS Ranakusuma, SpS(K); Prof. dr. Mohammad Sadikin, DSc; dan Prof. Dr. dr. Mohammad Hasan Machfoed, SpS(K), MS (Universitas Airlangga).

DI akhir sidang, Prof. dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, SpMK(K), PhD, selaku ketua sidang mengangkat dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT, sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Promotor Prof. dr. Fransiscus D. Suyatna, SpFK, PhD dan ko promotor Dr. rer. Physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi dan dr. Jan Sudir Purba, PhD berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam penanganan hipertensi yang lebih baik pada penderita OSA. (Humas FKUI)