MEU FKUI Raih Penghargaan Grey Literature dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Unit Pendidikan Kedokteran (Medical Education Unit/MEU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meraih penghargaan Grey Literature dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam acara bertajuk Anugerah Wajib Serah Tertib Undang-Undang Deposit Tahun 2018 yang diselenggarakan pada Selasa (24/7), di Ruang Auditorium Soekarman, Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta.

Penghargaan diberikan atas keaktifan MEU FKUI dalam melaksanakan Undang-Undang nomor 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Dalam undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa setiap bentuk penerbitan wajib untuk menyerahkan cetakan dari setiap judul karya cetak yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah di ibukota provinsi.

Kewajiban tersebut bertujuan untuk menghimpun, menyimpan dan mendayagunakan hasil karya, sehingga dapat mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa, dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketua MEU FKUI, dr. Ardi Findyartini, Ph.D, kepada Humas FKUI mengatakan bahwa pelaksanaan UU no 4 tahun 1990 yang mewajibkan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam adalah sangat penting.

“Tim MEU FKUI, dalam hal ini didukung oleh seluruh staf pengajar terutama yang menjadi tim modul dalam program pendidikan, staf pengajar anggota tim MEU dan tim staf kesekretariatan MEU senantiasa konsisten dalam melaksanakan UU no. 4 tahun 1990,” ujar dr. Ardi. “Pelaksanaan UU no. 4 tahun 1990 di MEU FKUI bertujuan agar penerbit dapat menjaga kualitas karya cetak atau karya rekam yang diterbitkannya,” lanjutnya kemudian.

Grey literature menjadi salah satu kategori dalam Anugerah Wajib Serah Tertib Undang-Undang Deposit. Grey literature diartikan sebagai hasil karya yang diterbitkan atau dihasilkan oleh suatu lembaga, baik pemerintah, pendidikan, sektor bisnis maupun industri.

Karya yang diterbitkan atau dihasilkan bisa berupa format tercetak maupun format elektronik. Tetapi karya-karya tersebut tidak dikendalikan oleh kepentingan komersial dan kegiatan publikasinya bukan merupakan kegiatan utama organisasi.

Contoh grey literature  yang telah diterbitkan atau dihasilkan seperti kebijakan pemerintah, laporan suatu perusahaan, skripsi, tesis, disertasi, hasil suatu kajian, studi kelayakan, pangkalan data hasil penelitian, laporan penelitian, prosiding dan abstrak penelitian.

Grey literature telah lama dimanfaatkan oleh para peneliti maupun akademisi. Bentuk pemanfaatan grey literatur adalah sebagai sarana komunikasi peneliti melalui jurnal-jurnal ilmiah yang telah direview oleh para editor ahli, sebagai sarana penyebarluasan informasi ilmiah dan sebagai sarana penyajian informasi ilmiah yang lebih komprehensif.

Dalam hal ini, MEU FKUI telah mengirimkan lebih dari 300 buku yang terdiri dari buku modul, Buku Rancangan Pengajaran (BRP), buku kurikulum dan karya cetak lainnya. Berbagai karya cetak tersebut secara aktif dilakukan pengajuan penerbitan International Standard Book Number (ISBN) ke Perpusnas.

Pengajuan ISBN ke Perpusnas yang dilakukan oleh MEU FKUI dikonsentrasikan pada buku rancangan pengajaran untuk Program Pendidikan Dokter FKUI yang telah direvisi oleh tim modul, dan dikaji oleh tim reviewer MEU setiap semesternya.

MEU FKUI juga mengajukan penerbitan ISBN untuk serangkaian buku panduan singkat untuk pengajaran dan asesmen, yang disebut MEU series. Total MEU series yang sudah diterbitkan adalah sebanyak 12 MEU series.

“Penerbitan ISBN ini selain menjadi bagian penjaminan kualitas isi karya cetak, juga menjadi bagian penting untuk meningkatkan motivasi staf pengajar dalam perbaikan berkelanjutan terhadap seluruh buku rancangan atau panduan yang disusun. Buku-buku tersebut juga menjadi bukti dokumentasi peran serta aktif staf pengajar dalam penyusunan modul atau kurikulum, karya cetak yang dihasilkan tersebut penting dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, terutama di bidang pengajaran,” papar dr. Ardi. (Humas FKUI)