Memperingati Hari Kanker Anak Sedunia: Waspada Gejala Leukimia pada Anak, Jangan Sampai Terlambat!

Hari Kanker Anak Sedunia diperingati setiap tanggal 15 Februari. Ancaman penyakit kanker tidak hanya menyerang pada orang dewasa saja. Data dari World Health Organization (WHO) mencatat sekitar 300.000 anak di seluruh dunia terdiagnosis penyakit kanker setiap tahunnya.

Di Indonesia, lebih dari 33.000 anak mengidap penyakit kanker, dan prevalens kanker pada anak terus meningkat sebanyak 7% setiap tahun berdasarkan data dari Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI). Di negara maju, 80% anak pasien kanker dapat bertahan hidup dan kembali sehat, namun persentase tersebut ditemukan lebih kecil di negara dengan penduduk berpenghasilan sedang hingga rendah.

Data dari Global Cancer Observatory tahun 2018 menunjukkan bahwa penyakit kanker menyebabkan hampir 6.000 kematian anak di Indonesia. Oleh karena itu, Hari Kanker Anak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Februari mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap gejala kanker pada anak.

Dari seluruh angka kejadian kanker, leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang anak, dengan insidens sebesar 2,8 per 100.000 penduduk.

Staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Dr. dr. Murti Andriastuti, SpA(K), menjelaskan bahwa Leukemia merupakan kanker yang menyerang sel darah putih. “Pada kondisi normal, sel darah putih akan dihasilkan oleh sumsum tulang secara teratur untuk mengatasi infeksi. Namun, pada pasien leukemia sumsum tulang akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dan tidak dapat berfungsi dengan baik.” ujarnya.

Produksi sel darah putih yang abnormal tersebut terjadi secara berlebihan dan mengakibatkan penumpukan pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah yang normal juga akan berkurang. Selain itu, sel darah putih yang abnormal akan menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, paru-paru, tulang belakang hingga otak.

Berbeda dengan berbagai jenis kanker yang menyerang orang dewasa, kanker pada anak seperti leukemia umumnya terkait kelainan genetik dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga sulit untuk dicegah. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali gejala awal penyakit leukemia agar segera mendapat penanganan yang tepat.

Gejala awal leukemia tidak khas dan dapat menyerupai gejala penyakit lain, sehingga orangtua harus lebih peka memerhatikan kondisi anak. Beberapa gejala leukemia pada anak yang sering ditemukan adalah:

  • Pucat dan lemas sehingga orangtua perlu memerhatikan aktifitas keseharian anak.
  • Bintik merah atau perdarahan spontan.
  • Demam yang berkepanjangan.
  • Nyeri tulang atau sendi; terutama pada anak yang belum dapat mengomunikasikan rasa sakit yang dirasakan, anak sering menangis atau aktifitas fisik anak berkurang dari biasanya.
  • Benjolan yang semakin lama semakin besar; sering periksa adanya kelainan tubuh pada anak, dapat dilakukan dengan meraba saat memandikan anak terutama pada daerah perut, leher, belakang telinga, ketiak serta lipat paha.

Jika terdapat salah satu atau lebih dari gejala di atas, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut sesuai dengan arahan dokter. Akan lebih baik jika orangtua dapat terbuka dan berdiskusi dengan dokter agar mendapat pemahaman secara mendalam. Semakin dini terdeteksi akan semakin baik prognosis penyakitnya.