Manfaat Olahraga untuk Penurunan Risiko Sarkopenia pada Dewasa Tua

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali menambah daftar penerima gelar Doktor. Senin (25/2/2019), FKUI mengukuhkan Delima Engga Maretha, S.Pd, M.Kes sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh High Intensity Interval Training (HIIT) dan Moderate Intensity Training (MIT) untuk Mencegah Sarkopenia pada Proses Penuaan dengan Model Tikus Wistar Dewasa”.

Disertasi tersebut berhasil dipertanggung jawabkan dengan baik di hadapan tim penguji yang diketuai oleh dr. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD dan anggota tim penguji dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed, PhD; Dr. dr. Dewi Irawati Soeria Santoso, MS; dan Prof. Dr. dr. Ieva Baniasih Akbar, AIF (Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung).

Disertasi Delima menyoroti risiko Sarkopenia akibat penurunan massa otot saat masa penuaan. Pada proses penuaan terjadi penurunan kapasitas fungsional sistem tubuh secara bertahap dan irreversible sampai pada tingkat kegagalan dan kematian. Penurunan kapasitas fungsional tersebut terjadi mulai dari tingkat molekul, sel, jaringan, bahkan pada tingkat organ sehingga memberi dampak negatif terhadap tubuh. Salah satu organ yang mengalami fungsi paling nyata adalah sistem muskuloskeletal.

Perubahan pada otot akibat proses penuaan antara lain penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, berkurangnya kemampuan kontraksi, berkurangnya serabut saraf α-motorneuron, penurunan sintesis protein, gangguan neuromuscular junction dan berkurangnya Ca+ dalam retikulum sarkoplasma.

Penurunan fungsi otot akibat penurunan massa otot dan berkurangnya kekuatan otot dikenal dengan Sarkopenia. Sarkopenia dapat menyebabkan kelemahan tubuh dan akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Tanda dan gejala sarkopenia dapat berupa berkurangnya kekuatan genggaman tangan, berkurangnya stamina, gerakan yang lebih lambat, dan kehilangan motivasi untuk bergerak.

Salah satu upaya untuk membuat para lansia dapat hidup sehat dan mandiri adalah melalui konsep menua sehat (healthy aging). Menua sehat dapat dicapai antara lain dengan berolahraga. Olahraga berperan dalam upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif pada berbagai jenis gangguan kesehatan. Olahraga pada usia dewasa tua dapat mencegah atau memperlambat proses penurunan fungsi tubuh. Selain itu, latihan fisik yang dilakukan pada usia lebih awal dapat mencegah terjadinya sarkopenia dan penurunan fungsi kardiovaskular.

Selama ini, untuk menunjang kesehatan, umumnya dilakukan latihan fisik intensitas rendah dan sedang (Moderate Intensity Training/MIT). Namun, akhir-akhir ini sejumlah penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik intensitas tinggi dengan interval (High Intensity Interval Training/HIIT) juga bermanfaat bagi kesehatan.

Salah satu kelemahan latihan dengan intensitas tinggi adalah dapat menyebabkan peningkatan metabolisme anaerob sehingga terjadi peningkatan kadar asam laktat. Peningkatan kadar asam laktat dalam otot dan darah dapat mempengaruhi aktivitas seluler akibat terganggunya kerja sejumlah enzim yang bekerja pada pH netral/basa. Selain itu kondisi asam dalam sel juga akan memicu kerusakan sel. Adanya fase istirahat (interval) pada HIIT memungkinkan terjadinya penurunan kadar asam laktat yang terbentuk saat fase latihan intensitas tinggi (anaerob). Durasi yang lebih singkat dan adanya interval pada HIIT, diharapkan dapat mengurangi kelemahan/kerugian tersebut sehingga dapat dilaksanakan secara teratur dan terus menerus pada usia dewasa dengan kesibukan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui manfaat HIIT dan MIT pada usia dewasa dalam mencegah sarkopenia saat proses penuaan.

Penelitian kemudian dilakukan Delima Engga Maretha, S.Pd, M.Kes sebagai penelitian disertasinya. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa HIIT dan MIT dapat diterapkan pada usia dewasa tua dan bermanfaat dalam mencegah sarkopenia.

Pemaparan disertasi ini mengantarkan Delima Engga Maretha, S.Pd, M.Kes meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang, memberikan apresiasi terbaiknya kepada beliau. Promotor Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS dan ko promotor Dr. dr. Ermita I. Ibrahim Ilyas, MS, AIFO dan dr. Dewi Sukmawati, M.Kes, PhD berharap hasil penelitian tersebut dapat memberikan wawasan dan bahan pertimbangan aplikasi HIIT dalam kehidupan sehari-hari manusia dewasa tua.

(Humas FKUI)