Mahasiswa FKUI Ukir Prestasi di Pasific Fest 2018

Prestasi kembali diukir oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Kali ini, delegasi mahasiswa FKUI berhasil berjaya pada ajang Padjajaran Scientific International Festival (Pasific Fest) 2018 yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, tanggal 11-14 Oktober 2018.

Adalah Fona Qorina (Mahasiswa FKUI angkatan 2016) yang berhasil meraih Juara 3 pada kategori Scientific Essay dan tim yang terdiri atas Muhammad Iqbal Adi Pratama (FKUI 2016), Luthfian Aby Nurrachman (FKUI 2016), dan Ihya Fakhrurizal Amin (FKUI 2016) berhasil meraih Juara 3 pada kategori Literature Review.

Pada penyelenggaraan tahun ini, Pasific Fest mengangkat tema “Holistic Approach in Dermatomusculoskeletal Disorder,” dan diikuti oleh mahasiswa ilmu kesehatan dan kedokteran yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Pasific Fest melombakan 4 kategori lomba yaitu Literature Review yang bertaraf internasional serta Scientific Essay, Video Edukasi, dan Research Paper Congress yang bertaraf nasional.

Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan mencari solusi dari berbagai masalah kesehatan. Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah tingginya angka penyakit pada sistem integumen, otot, dan tulang.

Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup manusia dan produktivitas kerja dari masyarakat serta meningkatkan angka ketergantungan hidup yang tinggi. Kondisi ini tentunya dipicu oleh faktor risiko berupa gaya hidup, lingkungan, metabolik, pekerjaan, dan bahkan kecelakaan lalu lintas.

Oleh sebab itu, pengembangan penelitian dalam sistem integumen, otot, dan tulang sangat diperlukan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.

Pada Pasific Fair 2018, Fona membawa scientific essay yang berjudul “Injeksi Intraartikular Eksosom Adipocyte-derived Stromal Cells sebagai Terapi Mutakhir Osteoarthritis.”

Karya ini membahas strategi mengkombinasikan terapi sel punca terbaru dengan kondrosit, lalu melakukan isolasi eksosom dari medium kultur sel punca. Setelah itu, eksosom yang sudah terisolasi diinjeksikan secara intraartikular pada pasien dengan osteoarthritis untuk meningkatkan regenerasi kartilago sendi yang rusak.

Kepada Humas FKUI, Fona Qorina memaparkan keunggulan dari karya ilmiah yang telah dibuat.

“Nilai plus karya kami adalah ide yang ditawarkan merupakan ide yang menarik dan solutif untuk mengatasi keterbatasan terapi yang ada dalam penanganan melanoma dan osteoarthritis. Diharapkan strategi terapi mutakhir tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup pasien,” papar Fona.

fona2

Sementara itu, pada cabang literature review tim mahasiswa FKUI mengajukan karya ilmiah berjudul “The Potential of IDO-1 Inhibitor, PD-1 Inhibitor, and CAR-T Cell Combination as a Treatment for Melanoma.”

Karya ini membahas potensi penggunaan sel limfosit T dengan reseptor antigen yang dimodifikasi, untuk digunakan bersama obat inhibitor PD-1 yang sudah menjadi obat melanoma, serta inhibitor enzim IDO-1 yang diketahui dapat meningkatkan kerja inhibitor PD-1 dan CAR T-cell.

Selamat bagi para mahasiswa yang berprestasi. Semoga dapat menjadi motivasi bagi warga FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi. Maju terus FKUI!

(Humas FKUI)