Mahasiswa FKUI Raih Prestasi di Konferensi Internasional

20150822_170444Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kembali mendulang prestasi, adalah Vito Filbert Jayalie, mahasiswa FKUI angkatan 2011 yang berhasil meraih dua penghargaan bergengsi yaitu Best Poster Presentation dan Young Investigator Travel Award pada ajang konferensi internasional The 23rd Asia Pacific Cancer Conference (APCC) 2015 yang diselenggarakan pada 20-22 Agustus 2015 lalu di Nusa Dua, Bali.

APCC merupakan sebuah konferensi internasional dwitahunan yang fokus membahas mengenai kanker, tema yang diangkat pada APCC tahun ini adalah Cancer Care For All: From Prevention to Palliation. APCC diselenggarakan oleh Asian and Pacific Federation of Organization for Cancer Research and Control (APFOCC), sebuah organisasi non-politik dan non-profit yang beranggotakan Negara-negara di Asia Pasifik yang bertujuan untuk melawan kanker melalui berbagai aspek. Pada tahun ini, lebih dari 700 peserta dari seluruh dunia berkesempatan mengikuti konferensi tersebut.

Dalam penyelenggaraan APCC 2015, selain berkesempatan mengikuti konferensi, seluruh peserta juga diajak untuk berbagi ilmu dan berkompetisi melalui abstrak penelitian. Seluruh abstrak yang masuk diseleksi untuk dipresentasikan dalam dua kategori yaitu oral/free paper presentation dan poster presentation. Vito mengirimkan satu abstraknya untuk masing-masing kategori tersebut. Tak disangka, kedua abstrak Vito diterima untuk dipresentasikan pada sesi presentasi yang dilaksanakan di sela-sela konferensi.

Lebih dari 170 peserta memaparkan presentasinya di sesi poster presentation. Sementara itu, peserta oral presentation berjumlah 70 orang. Rasa bangga seketika menyeruak dalam diri Vito saat dirinya diumumkan sebagai “The Best Poster Presentation”. Semakin membanggakan lagi saat Ia juga diumumkan meraih Young Investigator Travel Award sebagai “Youngest Investigator”.

Poster penelitian Vito berjudul “Suppression of Mutant Sin1 L258A, Component of Target of Rapamycin Complex 2 (TORC2), Shows Osmoresistant Phenotype”. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium menggunakan sel ragi (Saccharomyces pombe). Penelitian ini Ia lakukan pada saat mengikuti program magang di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Selama mengerjakan penelitian ini, Vito dibimbing oleh Prof. Kazuhiro Shiozaki dari Cell Signalling Laboratory, NAIST.

Latar belakang penelitian Vito yaitu mengenai jaras persinyalan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel yang tidak terkendali seperti kanker, khususnya dalam kondisi ekstrim. Sel yang normal umumnya dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrim (dapat beradaptasi). Namun apabila sel tersebut kehilangan gen sin1 yang merupakan komponen dari Target of Rapamycin Complex 2 (TORC2), maka sel tersebut tidak dapat tumbuh dalam kondisi ekstrim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya gen-gen lain yang dapat mempengaruhi gen sin1 yang mengalami mutasi. Lebih lanjut, melalui penelitian ini, kita dapat lebih mengetahui bagaimana sel dapat tumbuh dalam kondisi yang ekstrim. Harapannya, di masa datang kita dapat mencoba untuk menerapkannya pada sel kanker dengan mengganggu gen tertentu yang ada di dalam sel kanker tersebut, sehingga sel tersebut dapat mati dan kanker bukan lagi menjadi masalah di dunia.

Dalam wawancara bersama HUMAS FKUI, Vito mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Prof. Kazuhiro Shiozaki dan para pengajar di FKUI. “Tanpa pendalaman mengenai penelitian yang mereka ajarkan kepada saya, tentu mustahil bagi saya memahami penelitian dan karya ilmiah,” ungkap Vito. Selain itu, Vito bercerita bahwa sikap selalu berusaha dan jangan pernah berhenti berjuang menjadi dua sikap yang selalu dia terapkan dalam hidup. Berkat kegigihan dan sikapnya tersebut, Vito mampu membuktikan kemampuannya bersaing dalam konferensi bertaraf internasional.

“Halangan dalam melakukan penelitian tentu ada, tetapi hasil yang bagus tidak mungkin dapat diperoleh dengan mudah. Kegigihan dan kerja keras itu yang utama. Istilahnya No Pain, No Gain” lanjut Vito menutup sesi wawancara. (Mel/Die)