Mahasiswa FKUI Raih Medali Emas di Thailand

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2013 Paulus Anthony Halim berhasil meraih Gold Medal di ajang The 5th Chiang Mai University International Medical Challenge (CMU-IMC) 2018 yang diselenggarakan oleh Chiang Mai University, Thailand, pada 9-12 November 2018 lalu.

CMU-IMC merupakan sebuah kompetisi internasional yang dilaksanakan setiap tahun oleh Fakultas Kedokteran Chiang Mai University sejak tahun 2014. Kompetisi tersebut terbagi dalam dua kategori perlombaan yaitu individual dan tim.

CMU-IMC memiliki 5 tema besar yang akan dirotasi tiap 5 tahun sekali yaitu “Basic to Clinical Pathophysiology”, “Basic to Clinical Biochemistry”, “Basic to Clinical Anatomy”, “Hematology and Transfusion Medicine”, dan “Basic to Clinical Infectious Diseases”. Tahun ini, tema yang diangkat yaitu mengenai “Basic to Clinical Infectious Diseases.”

cmu 2

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius adalah penyakit infeksi. Beberapa wabah infeksi merenggut banyak nyawa dalam beberapa bulan. Oleh karena itu, melalui tema tahun ini, diharapkan para mahasiswa kedokteran dapat memahami unsur-unsur dasar penyakit tersebut untuk kemudian dapat diterapkan dan dikembangkan dalam praktik klinis tingkat lanjut.

Sebanyak 35 tim dari berbagai universitas terkemuka di dunia bertanding dalam CMU-IMC 2018. Tahap perlombaan terdiri dari lima babak yaitu babak Multiple Choice Question (MCQ), babak semifinal, babak revival, babak  resuscitation, dan babak final.

Pada kategori tim, langkah tim mahasiswa FKUI yang beranggotakan Paulus Anthony Halim, Dedy Aria Aditia, dan Kristian Kurniawan harus terhenti di babak semifinal. Namun pada kategori individu, Paulus Anthony Halim berhasil melaju ke babak final hingga akhirnya mendapatkan medali emas.

Sebelum terpilih untuk berangkat menjalani kompetisi tersebut, para mahasiswa diseleksi terlebih dahulu oleh tim seleksi yang diketuai oleh Dr. dr. Yeva Rosana, SpMK(K). Setelah terpilih, para mahasiswa tersebut diberikan bimbingan intensif selama dua bulan oleh tim pembimbing yang terdiri dari Dr. dr Yeva Rosana, SpMK(K) (Departemen Mikrobiologi); Dra. Beti Ernawati Dewi, PhD (Departemen Mikrobiologi); dr. Fera Ibrahim, SpMK(K) (Departemen Mikrobiologi); Dr. dr. Mardiastuti H. Wahid, M.Sc, SpMK (Departemen Mikrobiologi); dr. Yenny Djuardi, PhD (Departemen Parasitologi); dr. Yusuf Bahasoan, SpPK (Departemen Patologi Klinik); dr. Ari Prayitno, SpA(K) (Departemen Ilmu Kesehatan Anak); dan dr. Adityo Susilo, SpPD-KPTI (Departemen Ilmu Penyakit Dalam).

“Seluruh soal yang diberikan di kompetisi ini sangat baik menurut saya. Saya dan teman-teman banyak mendapat  wawasan terkait penyakit infeksi. Seperti yang kita tahu penyakit infeksi merupakan kelompok penyakit yang paling sering ditemukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia,” ujar Paulus kepada Humas FKUI.

Di akhir perbincangan, Paulus berbagi tips untuk sivitas akademika FKUI lainnya yang akan mengikuti kompetisi sejenis. “Saat ini, persaingan dari universitas-universitas lain semakin ketat, Mba. Jadi, mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari menjadi penting menurut saya. Selain itu jangan lupa untuk selalu kontak dengan pembimbing agar dapat menjadwalkan bimbingan dengan baik,” papar Paulus.

Segala pengorbanan mereka terbayar lunas dengan prestasi yang diraih. Pengalaman membanggakan ini mereka harapkan dapat menjadi motivasi bagi teman-teman FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi. Maju terus FKUI!

(Humas FKUI)