Mahasiswa FKUI Raih Best Project Research Award

Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan. Delegasi mahasiswa FKUI yang beranggotakan Fergie Marie Joe Runtu; Raditya Putra Djohan; Henny Zidny Robby Rodhiya dan Reza Damayanti berhasil meraih 1st Best Project Research Award pada kegiatan The 2nd ASEAN Students Collaborative Project (ASCP) yang berlangsung pada Minggu-Rabu (20-23/8) lalu di The Sakala Resort, Bali.

Ditemui disela-sela acara, Fergie, Henny dan Raditya serta pembimbing mereka dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, dr. Dewi Friska, MKK, berbagi cerita kepada Humas FKUI tentang kegiatan pengabdian masyarakat dan riset yang telah dilakukan.

Kegiatan penelitian berbasis komunitas yang mereka lakukan berjudul TINGGI CERDAS, yaitu akronim dari Tingkatkan Gizi, Cerdaskan Anak. Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada kegiatan edukasi mengenai pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan kepada ibu hamil dan ibu memiliki anak dibawah dua tahun. Tujuannya adalah untuk peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai 1000 hari pertama kehidupan serta peningkatan status gizi dan nutrisi pada anak. Kegiatan pengembangan masyarakat ini dilakukan di Kampung Lio, Depok, Jawa Barat, yang merupakan wilayah binaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia khususnya oleh Departemen Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa FKUI.

Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi mengenai pentingnya nutrisi serta pemberdayaan kader setempat yang dilaksanakan dari bulan Juli hingga Oktober 2017. Program ini merupakan hasil dari kerja sama antara Departemen Ilmu Gizi dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. Terdapat empat topik edukasi utama, yaitu nutrisi sebelum kehamilan, nutrisi saat kehamilan, ASI dan nutrisi saat menyusui, serta makanan pendamping ASI (MPASI). Mereka juga menyediakan catatan harian makanan bagi para ibu dan ibu hamil untuk menuliskan makanan apa saja yang harus mereka konsumsi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebiasaan makan agar tercapai pertumbuhan anak yang optimal.

“Kami membimbing penuh para mahasiswa untuk dapat memberikan penyuluhan sebaik-baiknya kepada masyarakat, tujuannya agar kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berjalan dengan optimal dan masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan benar,” terang dr. Dewi Friska, MKK.

Masyarakat juga dilibatkan secara aktif dalam program ini, antara lain dengan melibatkan para kader kesehatan di wilayah Kampung Lio, di mana mereka melatih para kader sehingga dapat mengedukasi warga Kampung Lio mengenai pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan. “Mahasiswa diupayakan agar dapat melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak sebagai bagian pembelajaran untuk menjadi seorang dokter, termasuk juga untuk melakukan perencanaan program yang berkesinambungan dengan salah satunya melibatkan kader kesehatan di wilayah tersebut,” ujar dr. Dewi kembali.

Metode evaluasi untuk menilai keberhasilan program yang dilakukan adalah dengan pre dan post test di setiap aktivitas dari program ini, tujuannya untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta dan melakukan pengukuran berat dan tinggi anak serta untuk mengetahui peningkatan status gizi anak. Hasil evaluasi sementara dari dua pertemuan yang sudah dilaksanakan terdapat peningkatan pengetahuan peserta Tinggi Cerdas selama kegiatan ini.

Program Tinggi Cerdas diharapkan dapat menjadi program pemberdayaan sosial yang secara nyata dapat meningkatkan status gizi, nutrisi dan kesehatan para ibu dan anak di masa datang. “Harapan kami, pemahaman ini tidak hanya disimpan untuk mereka sendiri, tapi juga bisa disebarkan kepada ibu-ibu lainnya,” tutur Fergie. “Kami ingin di masa datang tidak ada lagi ibu, ibu hamil atau anak-anak yang mengalami status gizi dan nutrisi yang buruk,” sambung Henny.

ASCP merupakan kegiatan berbasis riset antar mahasiswa kedokteran di negara ASEAN yang diinisiasi oleh FKUI pada tahun 2016. Tujuan penyelenggaraan ASCP yaitu sebagai usaha mendorong seluruh mahasiswa kedokteran dari dua belas fakultas kedokteran tertua dan terbaik di ASEAN untuk mampu memberikan kontribusi dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang sistematis, terencana dan terstruktur sejak dini serta melakukan kolaborasi kegiatan penelitian berbasis komunitas.

Selain penghargaan sebagai 1st Best Project Research Award, terdapat beberapa kategori penghargaan lainnya yaitu 2nd Best Project Award yang diraih oleh PAPRSB Institute of Health Sciences, Universiti Brunei Darussalam, Brunei; 3rd Best Project Award kepada Faculty of Medicine Siriraj Hospital Mahidol University, Thailand; The Most Explorative Initiative Project Award diraih oleh International University, Cambodia; dan The Most Innovative Project Award kepada College of Medicine, University of the Phillipines Manila, Filipina.

Di akhir perbincangan, Raditya berbagi tips kepada rekan-rekan sejawat jika ingin mengikuti konferensi internasional. “Tentunya persiapkan semuanya sebaik mungkin, baik persiapan diri maupun materi. Kemudian tingkatkan rasa percaya diri,” ujar Raditya. “Untuk hasilnya, kita pasrah saja. Yang penting kita sudah melakukan yang terbaik,” sambung Reza sekaligus menutup perbincangan sore itu. Pengalaman membanggakan ini mereka harapkan dapat menjadi motivasi bagi teman-teman FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi. Maju terus FKUI! (Humas FKUI)