Mahasiswa FKUI Ciptakan Aplikasi Rekam Medis Masyarakat untuk Deteksi Faktor Risiko Kesehatan

Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Seruni Hanna Ardhia (mahasiswa FKUI angkatan 2015) dan Fergie Grizella Runtu (FKUI 2015) menciptakan sebuah aplikasi bernama Electronic-based Rekam Medis Masyarakat (ERMA). Aplikasi ini adalah aplikasi rekam medis elektronik yang dapat digunakan oleh masyarakat agar dapat melihat rekam medis mereka melalui ponsel pintar berbasis android.

Data dari badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), menyebutkan bahwa 50% data kesehatan pasien di Indonesia hilang. Salah satu penyebabnya adalah karena kondisi pencatatan rekam medis saat ini yang masih bersifat paper-based. Padahal, data kesehatan ini apabila tersimpan dan diolah dengan baik, dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi faktor risiko kesehatan yang ada di sebuah komunitas atau masyarakat.

Melalui kemudahan identifikasi faktor risiko, maka turut mempermudah pemerintah untuk dapat menciptakan kegiatan-kegiatan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan derajat kesehatan di Indonesia.

Penggunaan ERMA dapat dimanfaatkan sepenuhnya baik oleh dokter maupun pasien. Seorang dokter dapat menggunakan aplikasi ini untuk menyimpan rekam medis pasien dan dapat diakses dari mana pun selama terhubung dengan akses internet. Selain itu, aplikasi tersebut akan mempermudah dokter untuk dapat mengakses data kesehatan pasien beserta riwayat pengobatan sebelumnya agar terhindar dari delayed diagnosis dan kesalahan penanganan.

Sementara dari sisi pasien, aplikasi inovatif yang dibuat dibawah bimbingan dr. Dewi Friska, MKK (staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI) ini sangat bermanfaat karena mereka dapat mengakses data kesehatan dari hasil pemeriksaan dokter sebelumnya serta dapat memantau kesehatannya melalui grafik kesehatan yang tertera. Seperti grafik gula darah, kolesterol dan tekanan darah.

“Aplikasi ERMA kami harapkan dapat digunakan untuk kegiatan pengobatan massal di FKUI maupun di fakultas kedokteran lain di Indonesia. Kemudian akan kami coba promosikan untuk diterapkan di klinik-klinik privat. Ke depannya, kami berharap ERMA dapat memberikan rekam data kesehatan yang besar sehingga dapat berkontribusi untuk mengetahui faktor risiko kesehatan dengan lebih cepat sehingga menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih tepat,” ujar Seruni Hanna Ardhia.

Aplikasi ERMA adalah salah satu karya kreativitas mahasiswa FKUI yang terpilih untuk didanai pengembangannya oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Saat ini, ERMA sedang menjalani periode penilaian untuk diikutsertakan dalam kategori Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2018 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta, September mendatang. (Humas FKUI)