Kuliah Umum Guru Besar: Mengapa Imunisasi itu Penting?

Isu mengenai imunisasi dan vaksinasi masih menjadi topik pembicaraan hangat masyarakat Indonesia. Berbagai isu negatif, kabar bohong dan menyesatkan mengenai imunisasi beredar luas di masyarakat. Isu-isu negatif tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan angka cakupan imunisasi yang dapat berakibat terjadinya wabah, sakit berat, cacat, serta kematian pada bayi dan anak.

Lalu, mengapa imunisasi itu penting? Sebagai pengetahuan awal, kita terlebih dahulu harus mengetahui perbedaan antara imunisasi dan vaksinasi. Imunisasi merupakan tindakan yang menimbulkan imun atau kebal terhadap sesuatu. Imunisasi terdiri dari imunisasi aktif dan pasif. Contoh Imunisasi pasif adalah pemberian serum yang mengandung antibodi spesifik seperti tetanus (ATS) dan difteri (ADS).

Sementara itu, vaksinasi adalah suatu tindakan yang menimbulkan kekebalan aktif. Vaksinasi berasal dari kata vaccinia, sejenis virus yang menimbulkan kekebalan silang terhadap virus variola (cacar api, atau cacar yang berbahaya).

Tubuh manusia telah dibekali dengan sistem kekebalan yang sangat sempurna, yaitu kekebalan nonspesifik dan spesifik. Kekebalan nonspesifik merupakan kekebalan siap pakai. Artinya, kekebalan tersebut mampu menangkal segala zat asing, termasuk kuman penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh kita.

Tetapi tidak selamanya kekebalan ini berhasil, tergantung keganasan (virulensi) kuman atau kekebalan tubuh sendiri (misalnya, usia dini atau sudah tua). Bila kekebalan nonspesifik gagal, maka akan diambil alih oleh kekebalan spesifik. Namun, kekebalan spesifik ini tidak siap pakai, harus mengenal kuman terlebih dulu. Dengan kata lain, harus sakit dulu. Agar kita dapat kebal tanpa sakit, tentunya tubuh harus belajar mengenal kuman yang telah dilemahkan terlebih dulu atau dikenal dengan imunisasi.

Imunisasi merupakan langkah manifestasi kesehatan yang aman dan sangat bermanfaat. Berbagai penelitian pakar kesehatan mengenai pentingnya imunisasi sudah diakui oleh seluruh dunia. Semua negara rutin melakukan imunisasi dengan cakupan 80%–95% pada bayi. Angka cakupan imunisasi yang tinggi pada suatu daerah dapat menghasilkan herd immunity, kondisi dimana cakupan imunisasi yang tinggi dapat mencegah persebaran virus pada orang yang tidak diimunisasi. Seseorang (termasuk bayi dan anak), tetap perlu diimunisasi walau sudah diberi ASI dan nutrisi seimbang.

Pemaparan tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) pada kegiatan Kuliah Umum Guru Besar, Kamis (22/3) lalu di Auditorium Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, Kampus UI Depok. Dengan dimoderatori oleh Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, Prof. Zaki memaparkan materinya yang berjudul “Mengapa Imunisasi itu Penting?”. Kuliah Umum Guru Besar merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk memperluas wawasan dan pengetahuan para mahasiswa dengan menghadirkan para guru besar dari lingkungan Universitas Indonesia. (Humas FKUI)