Kuliah Tamu: Kadinkes Paparkan Program Pelayanan Kesehatan di DKI Jakarta

Sebagai salah satu kota terpadat di Indonesia, Jakarta menghadapi perubahan kondisi kesehatan masyarakat yang menyebabkan keadaan lingkungan menjadi tidak kondusif. Sebagai upaya mencapai derajat kesehatan yang baik untuk masyarakat, maka dibutuhkan berbagai inovasi dan perubahan yang responsif terutama pada pelayanan kesehatan primer.

Reformasi kesehatan pertama yang dilakukan adalah melalui universal health coverage sehingga terwujud proteksi sosial dan finansial bagi masyarakat yang sakit agar tidak jatuh miskin atau semakin miskin. Implementasi perubahan ini sudah dilakukan dalam bentuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Reformasi kedua adalah perubahan kebijakan publik. Perubahan ini merupakan tindakan pencegahan penyakit yang melibatkan lembaga di luar institusi kesehatan seperti pengadaan air bersih, perumahan yang layak, pendidikan berlalu lintas, pembatasan konsumsi garam, lemak, gula dan rokok. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), salah satu kebijakan publik yang dicetuskan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan sebuah imbauan kesehatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar terlibat dalam pencegahan penyakit. Sejalan dengan GERMAS, dibutuhkan juga berbagai kegiatan promosi kesehatan yang masif agar masyarakat semakin termotivasi untuk berperilaku hidup sehat dan bersih.

Perubahan ketiga adalah reformasi dalam bidang kepemimpinan dan tata kelola. Keserasian antara kebijakan yang diarahkan oleh pemerintah pusat dengan pelaksanaannya di daerah dalam era desentralisasi/otonomi menjadi hal yang mutlak. Sementara itu partisipasi masyarakat menjadi penentu penting.

Reformasi ke empat adalah reformasi pelayanan kesehatan dalam bentuk penguatan kesehatan dasar atau primer. Perubahan tersebut dilakukan karena di level pelayanan primer, tindakan pencegahan penyakit dilakukan dan harus dituntaskan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. R. Koesmedi Priharto, SpOT, M.Kes, dalam Kuliah Tamu yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Senin (12/3) lalu, bertempat di Ruang Senat Akademik Fakultas, Kampus FKUI Salemba, Jakarta.

Lebih lanjut, dalam kuliahnya yang berjudul “Program Layanan Kesehatan Prioritas Dinas Kesehatan DKI Jakarta”, dr. R. Koesmedi menjelaskan bahwa salah satu program pelayanan kesehatan yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta adalah Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH). Dasar pelayanan program KPLDH ini melalui dua komponen kesehatan, yaitu pendekatan dokter keluarga dan prinsip kedokteran komunitas.

Dalam menjalankan programnya, KPLDH melakukan tujuh kegiatan implementasi yang meliputi home visit (mengunjungi keluarga rawan kesehatan, termasuk keluarga pasca rawat dari rumah sakit), home health promotion (memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat), home education (memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada anggota keluarga pasca rawat), home care (merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dengan terapi komplementer/pemanfaatan keanekaragaman hayati, termasuk paliative care), health environment (menjaga kesehatan lingkungan sekitar), home surveillance (memantau penyakit menular & tidak menular pada keluarga dan kelompok khusus di masyarakat), dan referral (melakukan rujukan kasus sesuai standar operasional prosedur).

“Pada tiap tim KPLDH terdiri atas satu orang dokter, satu orang bidan dan satu orang perawat. Tim KPLDH bertugas dengan mengedepankan upaya promosi dan preventif kesehatan yang memfokuskan pada perubahan paradigma dan perilaku hidup sehat di masyarakat,” ucap dr. R. Koesmedi.

“Sejak program ini diluncurkan, yaitu pada tahun 2015, berbagai pelayanan kesehatan sudah dilakukan. Antara lain skrining untuk hipertensi dan diabetes, pemeriksaan IVA, program senam pernapasan dibeberapa rusunawa, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, peninjauan status gizi anak serta perawatan pasien di rumah,” lanjutnya.

Selama berjalannya program ini, tercatat lima penyakit terbanyak yang diderita oleh warga DKI Jakarta, yaitu hipertensi, TB paru, pneumonia, ginjal dan diabetes mellitus tipe 2. Melalui program KPLDH ini, permasalahan kesehatan di wilayah Jakarta diharapkan dapat semakin berkurang, sehingga masyarakat dapat hidup dengan sejahtera dan semakin menyadari pentingnya kesehatan dan lingkungan yang sehat.

Rangkaian kuliah tamu kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh Dekan FKUI, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dan ditutup dengan pemberian cinderamata serta foto bersama.

Melalui kuliah tamu ini, kompetensi pembicara dan materi yang baik diharapkan dapat memfasilitasi para peserta untuk berbagi ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, kuliah tamu ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan warga DKI Jakarta. (Humas FKUI)