Kajian Peran miR-21 sebagai Petanda Penyerapan Tulang Wanita dengan Osteoporosis Pascamenopause

Kondisi pascamenopause, yaitu kondisi setelah menopause dan seterusnya, menyebabkan kekurangan hormon estrogen yang disebut defisiensi estrogen atau hipoestrogenik. Kondisi defisiensi estrogen pascamenopause ini yang menyebabkan kehilangan tulang pada perempuan sehingga berisiko tinggi mengalami penyakit keropos tulang yang disebut osteoporosis.

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi mudah patah khususnya pada tulang belakang dan panggul. Patah tulang akibat osteoporosis dapat menyebabkan nyeri dan kecacatan yang berat sehingga menurunkan kualitas hidup dan memengaruhi kondisi ekonomi.

Pengobatan osteoporosis yang ada saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang baik sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan obat-obat baru yang lebih baik dengan efek samping minimal dan biaya yang lebih murah.

MicroRNA-21 (miR-21) merupakan suatu materi genetik, yang dihubungkan dengan beberapa parameter yang berkaitan dengan osteoporosis. miR-21 diketahui berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel penyerap tulang yang disebut osteoklas. Namun, peran terdapatnya (ekspresi) miR-21 dalam darah (serum) pada osteoporosis masih belum jelas.

Penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa ekspresi miR-21 dalam darah berkorelasi positif dengan kepadatan tulang (Bone Mineral Density/BMD) pada penderita osteoporosis pascamenopause, tetapi penelitian tersebut tidak meneliti faktor-faktor lainnya yang terlibat dalam osteoporosis pascamenopause.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dr. I Nyoman Suarjana, SpPD-KR, peneliti dari Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI kemudian melakukan penelitian disertasi yang bertujuan mengembangkan petanda diagnosis maupun terapi gen untuk osteoporosis di masa mendatang.

Secara teori diketahui bahwa terapi osteoporosis berbasis microRNA relatif hemat biaya dibandingkan dengan terapi berbasis peptida yang ada saat ini, serta dapat ditargetkan ke jaringan yang lebih spesifik menggunakan bahan pengantar yang relatif tidak beracun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan miR-21 serum sebagai petanda resorpsi tulang pada osteoporosis dapat dipertimbangkan. Hasil penelitian tersebut kemudian dipresentasikan dengan baik oleh dr. I Nyoman Suarjana, SpPD-KR pada sidang promosi doktoralnya, Senin (16/7) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba.

Disertasi berjudul “Peran Ekspresi MicroRNA-21 terhadap Densitas Mineral Tulang pada Perempuan Osteoporosis Pascamenopause Hipoestrogenik: Kajian terhadap Konsentrasi RANKL, OPG, TGFβ-1, Sklerostin, Rasio RANKL/OPG dan Aktivitas Fisis” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Ichramsjah A. Rahman, SpOG(K); Prof. dr. Mohammad Sadikin, DSc; Dr. dr. Joedo Prihartono, MPH; drh. Safarina G. Malik, MS, PhD (Lembaga Biologi Molekuler Eijkman); Prof. Dr. dr. Joewono Soeroso, SpPD-KR (Universitas Airlangga).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. I Nyoman Suarjana, SpPD-KR sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, SpPD-KR, K.Ger, FINASIM dan ko promotor Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD berharap dari hasil penelitian ini, miR-21 dapat dikembangkan menjadi target terapi untuk osteoporosis pascamenopause.

(Humas FKUI)