Influenza dan Selesma, Serupa tapi Tak Sama

Influenza sering dikaitkan dengan penyakit ringan sehingga terkadang penyakit tersebut disepelekan. Padahal, organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), memperkirakan bahwa influenza mengakibatkan sekitar 500.000 kematian setiap tahunnya.

Influenza adalah penyakit saluran nafas akut yang menular dan disebabkan oleh virus influenza. Apabila seseorang terinfeksi virus influenza, maka virus tersebut dapat menular dengan mudah melalui udara ataupun percikan ludah.

Ahli Imunologi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM, menjelaskan bahwa virus influenza dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu A dan B. Pada masing-masing virus terbagi kembali menjadi dua macam. Virus tipe A terdiri atas A/H1N1 (dikenal sebagai flu musiman) dan A/H3N2 (dikenal sebagai flu Australia), sedangkan virus tipe B terbagi menjadi B Yamagata dan B Victoria.

Gejala influenza secara umum menyerupai selesma atau common cold berupa demam, sakit kepala, lemah, bersin-bersin, batuk dan pilek. Namun ternyata ada perbedaannya, yaitu lama gejala yang dirasakan penderita.

Pasien influenza dapat terbaring sekitar 5-10 hari dan lemah hingga satu 1 bulan, sedangkan selesma tidak selalu lemah dan pasien masih dapat bekerja. Karena kemiripan antara influenza dan selesma tersebut, maka pengobatan influenza seringkali diabaikan. Padahal jika influenza dibiarkan maka dapat terjadi komplikasi, salah satunya berupa pneumonia yang dapat menyebabkan kematian.

Apabila seseorang mengalami gejala influenza, maka segeralah mengunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut. Selain itu, pencegahan influenza sangatlah penting agar terhindar dari penyakit tersebut. Pencegahan dapat dibagi menjadi pencegahan primer dan sekunder.

Berikut adalah langkah-langkah dalam mencegah influenza:

  1. Pencegahan primer
    Pencegahan primer dapat dilakukan dengan vaksinasi influenza. Efektivitas vaksinasi influenza diklaim dapat memberikan perlindungan hingga 90 persen pada individu yang sehat berusia kurang dari 65 tahun.WHO merekomendasikan vaksin setahun sekali sesuai dengan tipe virus influenza yang sedang beredar. Vaksin dapat diberikan kapan pun asalkan seseorang dalam keadaan sehat. Hanya saja kendala pada vaksin influenza adalah biaya yang belum ditanggung pemerintah dan hanya tersedia di rumah sakit besar saja.
  2. Pencegahan sekunder
    Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan yang bersih dengan sabun dan mengonsumsi vitamin terutama vitamin C. Hal-hal tersebut perlu dilakukan sehari-hari.

Semoga dengan mengenali gejala influenza dan menerapkan langkah-langkah tersebut, kita dapat tetap sehat dan bugar terhindar dari penyakit influenza.

(Humas FKUI)