Fona Qorina Ukir Prestasi di SOMATIC 2018

Fona Qorina, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2016 berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 1 pada cabang Esai Ilmiah di ajang Soedirman Medical Scientific Competition (SOMATIC) 2018 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 2-4 November 2018 lalu.

SOMATIC merupakan kompetisi ilmiah yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Tahun ini, SOMATIC mengangkat tema “Improving People’s Quality of Life with Awareness of Non Communicable Disease.

Pada pagelaran tersebut, Fona membawa Esai Ilmiah yang berjudul “Potensi Terapi Gen Menggunakan Kompleks Hidrogel dan miRNA-302 untuk Regenerasi Kardiomiosit dan Meningkatkan Kontraktilitas Otot Jantung Pasca Infark Miokardium.

Kepada Humas FKUI, Fona mengatakan bahwa latar belakang penyusunan karya tersebut berdasarkan atas tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia yang penyebab utamanya adalah penyakit kardiovaskular. Tingginya angka penderita penyakit kardiovaskuler di Indonesia, turut menyebabkan tingginya beban ekonomi yang harus ditanggung oleh negara.

“Karya ini membahas metode terbaru meningkatkan regenerasi otot jantung menggunakan terapi gen. Penelitian yang dilakukan pada hewan coba berhasil membuktikan otot jantung yang kemampuan regenerasinya terbatas dapat dipicu untuk beregenerasi menggunakan terapi gen,” papar Fona.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola diet masyarakat, risiko terkena gangguan kardiovaskular pun semakin meningkat, khususnya penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit jantung koroner merupakan gangguan suplai darah pada jantung akibat plak yang menyumbat arteri koroner.

“Penyakit ini nantinya dapat bermanifestasi menjadi serangan jantung dan menyebabkan kematian otot jantung atau infark miokardium. Otot jantung yang sudah mengalami infark tersebut mengalami penurunan kontraktilitas secara progresif dan berujung pada gagal jantung bahkan kematian,” ujar Fona.

“Ke depannya, saya berharap gagasan ini dapat diteliti lebih lanjut dan kelak dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien pasca infark miokardium dan menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular,” terang Fona sembari menutup sesi wawancara dengan Humas FKUI.

(Humas FKUI)