FKUI Raih Dua Penghargaan di Medical Fiesta 2018

Prestasi kembali diukir oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Kali ini, tim mahasiswa FKUI berhasil berjaya pada ajang Medical Fiesta 2018 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, tanggal 25-28 Oktober 2018 lalu.

Dalam ajang tersebut, Hiradipta Ardining (Mahasiswa FKUI angkatan 2013), Triana Hardianti Gunardi (FKUI 2013), dan Dela Ulfiarakhma (FKUI 2013) berhasil meraih prestasi sebagai Juara 1 pada cabang Literature Review dan Kevin Aristyo (FKUI 2012) meraih Juara 1 pada cabang Research Paper Competition.

Medical Fiesta adalah lomba ilmiah internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmiah, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa dari fakultas kedokteran se-Indonesia.

Tahun ini, Medical Fiesta mengusung tema “Holistic Approach for Stroke and Trauma: Pre Hospital Care to Rehabilitation” dan memperlombakan tiga cabang kompetisi yaitu Research Paper Competition, Literature Review dan Public Campaign.

Tim Literature Review FKUI, membawa gagasan mereka yang berjudul “Fecal Microbiota Transplantation as a Prevention of Hemorrhagic Stroke in Patients with Cerebral Cavernous Malformation”. Kepada Humas FKUI, Hiradipta Ardining mengatakan bahwa gagasan mereka berfokus pada kelainan Cerebral Cavernous Malformation (CCM).

CCM merupakan kelainan bawaan pembuluh darah di otak yang menyebabkan penderitanya rentan mengalami perdarahan di otak. Hingga saat ini, tidak ada tindakan yang efektif untuk mengobati CCM dan mencegah perdarahan otak pada pasien dengan CCM.

“Melalui karya tulis kami, kami mencoba menelaah metode transplantasi tinja untuk mencegah perdarahan otak pada pasien dengan CCM. Dari hasil penelusuran dan analisis berbagai literatur, ternyata transplantasi tinja sangat berpotensi untuk mencegah terjadinya perdarahan otak pada pasien dengan CCM,” terang Hiradipta. “Sebelumnya, metode transplantasi tinja sudah banyak dipakai di bidang lain dan terbukti aman. Namun untuk penyakit CCM ini belum pernah diteliti,” lanjutnya.

Dari berbagai literatur mengenai kelainan neurologis yang mereka baca, ditemukan bahwa CCM adalah kelainan bawaan yang tidak dapat diobati dan dapat memiliki dampak yang membahayakan. “Bersama pembimbing kami, dr. Darma Imran, SpS(K), kami kemudian melakukan penelusuran literatur mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit CCM. Salah satu faktor yang berperan penting adalah lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri yang banyak terdapat di usus. Dari sanalah kami mendapat ide untuk mengubah keseimbangan bakteri di usus dengan metode transplantasi tinja,” tutur Hiradipta.

(Humas FKUI)