Doktor FKUI Teliti Pencegahan Cedera Otak Sekunder Perdarahan Intraserebral Spontan Pascaoperasi

Stroke sudah menjadi permasalahan kesehatan global, regional dan nasional yang diprediksi mempunyai tren disabilitas dan mortalitas yang makin meningkat seiring perjalanan waktu. Delapan puluh lima persen perdarahan otak merupakan perdarahan yang terjadi secara spontan (bukan akibat trauma atau operasi) dan 90%-nya merupakan kasus stroke.

Luaran klinis pasien yang mengalami perdarahan otak ditentukan oleh situasi dan kondisi cedera pada jaringan otak. Cedera jaringan otak disebabkan oleh dua proses mekanisme yaitu proses desakan mekanis oleh gumpalan darah dan gangguan metabolisme sel jaringan otak akibat terpapar oleh sel-sel darah merah dan produk-produk degradasinya.

Adanya gumpalan perdarahan otak akan menimbulkan desakan mekanis dan meningkatkan tekanan di dalam rongga tengkorak-kepala sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan struktur otak. Untuk mengatasi hal tersebut, maka langkah yang perlu dilakukan yaitu pasien perlu menjalani prosedur operasi dan/atau dipasang selang kateter kecil ke dalam bilik otak. Pemasangan kateter ini bertujuan mengalirkan cairan otak keluar sehingga dapat mengurangi volume dan menurunkan tekanan di dalam rongga tengkorak-kepala, membantu membersihkan perdarahan, serta mengatasi berlanjutnya proses mekanis kerusakan otak.

Saat situasi peningkatan tekanan dalam rongga tengkorak-kepala sudah kembali normal dan pada gambaran foto scan sudah tidak tampak lagi adanya desakan gumpalan perdarahan otak, terkadang kondisi pasien tetap tidak menunjukkan kesembuhan bahkan memburuk. Kondisi ini diyakini akibat masih adanya proses kerusakan otak subklinis lainnya yang tengah berlangsung yaitu gangguan proses metabolisme sel. Namun sampai saat ini hal tersebut masih sulit dijelaskan secara kasat mata, objektif dan gamblang. Gangguan metabolisme sel baru bisa dideteksi dan diukur dari indikator biologis tertentu dalam cairan otak.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi perjalanan proses subklinis cedera otak sekunder perdarahan intraserebral spontan dan pengaruhnya terhadap perubahan luaran respons klinis kasus perdarahan intraserebral spontan setelah intervensi bedah saraf.

Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Djoko Listiono Linggo, SpBS sebagai penelitian disertasi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa biomarka TNFα dan zat besi dalam cairan otak yang dapat diperoleh secara mudah dari kateter drainase, dapat menjelaskan situasi dan kondisi cedera otak yang disebabkan oleh gangguan proses metabolisme sel. Dengan demikian maka perjalanan peristiwa perdarahan otak dapat dipantau secara lengkap serta estimasi prediksi luaran respons klinis pasien yang mengalami perdarahan otak menjadi lebih objektif dan akurat.

Hasil penelitian tersebut dipaparkan dr. Djoko Listiono Linggo, SpBS pada sidang promosi doktoralnya Rabu (14/11/2018) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI.

Disertasi berjudul “Perubahan Biomarka Neuroinflamasi, Stres Oksidatif dan Produk Degradasi Darah pada Perdarahan Intraserebral Spontan: Kajian TNF-α, SOD, dan Zat Besi dalam Likuor Serebro Spinalis” berhasil dipertanggung jawabkan di hadapan tim penguji.

Bertindak sebagai ketua tim penguji adalah Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK; Dr. dr. Wismaji Sadewo, SpBS; Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc; dan Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS (Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara).

Di akhir sidang, ketua sidang Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengangkat dr. Djoko Listiono Linggo, SpBS sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI.

Hasil disertasi yang disusun di bawah bimbingan Prof. dr. R. M. Padmosantjojo, SpBS dan ko promotor Prof. Dr. dr. Teguh Asaat S. Ronokusumo, SpS(K) dan Dr. dr. Ina Susianti Timan, SpPK(K) ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat untuk manajemen terapi cedera otak, melengkapi evaluasi kondisi klinis yang dapat tercapai maksimal dan menjadi bahan pertimbangan untuk melengkapi pedoman rekomendasi penanganan perdarahan otak.

(Humas FKUI)