Doktor FKUI Teliti KIM-1 sebagai Penanda Kerusakan Tubulus Ginjal pada Nefropati Diabetes

Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang sering menyebabkan penyakit ginjal kronik (PGK) di negara maju maupun di negara berkembang. Angka kejadiannya meningkat secara bermakna di seluruh dunia, terutama disebabkan oleh peningkatan kasus DM tipe 2.

Terjadinya kelainan ginjal pada penyandang DM, atau yang disebut nefropati diabetik (ND), merupakan hasil interaksi faktor hemodinamik, metabolik dan lingkungan serta faktor genetik. Kelainan ginjal pada ND dapat terjadi pada bagian glomerulus dan tubulus, ND biasanya tidak terdeteksi secara klinis sampai terjadi kerusakan ginjal yang bermakna. Pemeriksaan rutin yang telah dikerjakan saat ini dengan mendeteksi adanya protein dalam urin (albuminuria) yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kerusakan glomerulus ginjal. Namun pemeriksaan tersebut tidak dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan tubulus. Untuk itu diperlukan suatu penelitian untuk dapat mendeteksi kerusakan tubulus ginjal.

Penelitian kemudian dilakukan oleh peneliti dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, dr. Abas Suherli, SpPK(K), dengan melakukan pemeriksaan Kidney Injury Molecule-1 (KIM-1) dalam urin untuk mendeteksi kelainan tubulus ginjal.

KIM-1 diketahui memiliki potensi sebagai penanda diagnostik dan prognostik yang sensitif dan spesifik untuk cedera ginjal terutama tubulus proksimal akibat adanya iskemia dan senyawa nefrotoksik.

Hasil penelitian membuktikan adanya kerusakan tubulus ginjal pada penyandang DM tipe 2 yang mungkin mendahului terjadinya kerusakan glomerulus.

Pemaparan hasil penelitian tersebut disampaikan oleh dr. Abas Suherli, SpPK(K) pada sidang promosi doktornya, Senin (10/12) lalu di Ruang Auditorium Lantai 3, Tower Edukasi Gedung IMERI FKUI, Salemba.

Disertasi berjudul “Kidney Injury Molecule-1 sebagai Penanda Kerusakan Tubulus Ginjal dan Kaitannya dengan Polimorfisme Gen Angiotensin Converting Enzyme pada Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH; dr. Dante Saksono, SpPD-KEMD, PhD; Dr. Drs. Heri Wibowo, M. Biomed; dan Dr. dr. Corriejati Rita, MM, SpPK(K) (Universitas Padjajaran).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Abas Suherli, SpPK(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Prof. dr. Suzanna Immanuel, SpPK dan ko promotor Dr. dr. Diana Aulia, SpPK(K) dan Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MS berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk melakukan pemeriksaan KIM-1 urin pada penyandang DM guna mendeteksi adanya kelainan ginjal atau komplikasi DM sehingga penanganan penyandang DM lebih baik lagi.

(Humas FKUI)