Doktor FKUI Kembangkan Program Latihan Fisik bagi Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2

Data dari Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat Indonesia. Tercatat lebih dari 10 juta penduduk menyandang DM tipe 2 dan sebagian penderita disertai berbagai komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup serta membutuhkan biaya besar dalam penanganannya.

Berbagai upaya kesehatan untuk mencegah maupun menatalaksana DM tipe 2 di tingkat lokal maupun nasional telah dilakukan. Berbagai program kesehatan dijalankan untuk mendukung  pencapaian kualitas hidup yang optimal bagi para penderita penyakit kronis, khususnya DM tipe 2 dan hipertensi.

Aktivitas dan latihan fisik yang dilaksanakan secara teratur dan terus menerus diketahui dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah penderita DM tipe 2. Mekanismenya berhubungan dengan peningkatan kemampuan pemanfaatan glukosa oleh otot rangka yang berkontraksi dan penurunan produksi glukosa hati. Oleh karena itu, banyak pakar dan organisasi yang terlibat dalam penatalaksanaan diabetes, merekomendasikan aktivitas fisik dalam bentuk latihan aerobik atau aktivitas fisik intensitas sedang-berat serta latihan beban untuk penguatan otot.

Berbagai bentuk latihan fisik (exercise) untuk mendukung tatalaksana DM tipe 2 telah diteliti, dan diketahui dapat menekan biaya kesehatan. Namun, implementasi latihan fisik tersebut masih rendah, terutama disebabkan karena belum lengkapnya petunjuk rinci program latihan maupun acuan pelaksanaannya.

dr. Nani Cahyani, SpKO, staf pengajar program studi ilmu kedokteran olahraga FKUI, kemudian melakukan penelitian untuk mendapatkan latihan fisik terstruktur berbasis kondisi penyandang DM tipe 2 yang efektif, bemanfaat dan aman.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu perancangan program latihan dan eksperimen program latihan. Rancangan program latihan fisik disusun dalam suatu protokol yang terdiri atas uraian bentuk latihan, frekuensi, intensitas, durasi, syarat kondisi kesehatan subjek saat mengikuti latihan, serta edukasi yang menyertai program latihan.

Program latihan yang dirancang mengombinasikan high intensity interval training (HIIT) tiga kali dan latihan beban dua kali per minggu. Keutamaan program ini adalah pada kombinasi dua jenis latihan dengan peningkatan intensitas bertahap, baik HIIT maupun latihan beban. Setiap siklus interval training dalam HIIT terdiri atas high intensity exercise (HIE) dengan target beban 85%VO2max selama 1 menit, diikuti 4 menit low intensity exercise (LIE). Latihan beban terdiri atas sembilan latihan untuk batang tubuh, ekstremitas atas, dan bawah. Keseluruhan latihan dirancang untuk dilaksanakan dalam 12 minggu, yang juga dilengkapi dengan edukasi terprogram setiap bulan.

Kombinasi HIIT dan latihan beban ini merupakan program latihan yang pertama kali berhasil memperlihatkan peningkatan kebugaran, perbaikan pengendalian glikemik, dan penurunan stres oksidatif secara komprehensif.

Penurunan stres oksidatif ditandai oleh penurunan pembentukan radikal bebas dan peningkatan aktivitas pembentukan antioksidan. Dengan demikian, latihan ini diyakini aman, dan berpotensi dapat mengendalikan komplikasi lanjut penyakit DM tipe 2.

Selain itu, efek latihan dapat tercapai karena dukungan supervisi oleh dokter spesialis kedokteran olahraga yang memastikan setiap peserta latihan dalam kondisi siap berlatih dan melakukan pemantauan pembebanan setiap sesi latihan.

Hasil penelitian disertasi tersebut kemudian dipresentasikan oleh dr. Nani Cahyani, SpKO dalam sidang promosi doktoralnya yang berlangsung pada Senin (4/6) lalu di Ruang Auditorium, Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba.

Disertasi berjudul “Pengembangan Program Latihan Fisik Terstruktur Berbasis Kondisi Pasien dalam Tatalaksana Diabetes Melitus Tipe 2” berhasil dipertanggung jawabkan dengan baik di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI, dengan anggota tim penguji Dr. dr. Minarma Siagian, MS, AIF; dr. Mondastri Korib S, M.S, DSc; dan Prof. Dr. dr. H. Wahyu Karhiwikarta, SpKO, AIF (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran).

Di akhir sidang, Prof. dr. Rainy Umbas, SpU, PhD, selaku ketua sidang mengangkat dr. Nani Cahyani, SpKO, sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Angela B.M. Tulaar, SpKFR(K) dan ko promotor Prof. Dr. dr. Sri Widia Jusman, M.S dan Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD berharap hasil penelitian ini dapat menjadi awal dari penelitian lanjutan untuk mendapatkan bukti pendukung yang melengkapi pemandirian pelaksanaan latihan fisik terstruktur dan pelaksanaan latihan dengan alternatif peralatan lain, termasuk peralatan yang lebih sederhana. (Humas FKUI)