Delegasi FKUI Borong Prestasi di Ajang AMSA-Unpad MUN 2018

Delegasi mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mengharumkan nama almamater setelah berhasil membawa pulang banyak prestasi dari ajang Asian Medical Students’ Association Universitas Padjajaran Model United Nations (AMSA-Unpad MUN) 2018 yang diselenggarakan oleh AMSA Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, pada tanggal 9-11 November 2018 lalu di Hotel Grand Tjokro, Bandung.

Pada kompetisi tersebut, Adriana Viola Miranda (mahasiswa FKUI angkatan 2016) meraih Juara 2 Outstanding Delegate dan Best Position Paper pada kategori council UNHCR; Johan Cahyadirga (FKUI 2016) meraih Juara 4 Verbal Commendation dan Best Position Paper pada kategori council UNHRC; Rania Taufiq (FKUI 2018) meraih Juara 2 Outstanding Delegate pada kategori council UNHRC; dan Umar Abdul Hamid (FKUI 2017) meraih Juara 4 Verbal Commendation pada kategori council WHO.

AMSA-Unpad MUN_Rania 2018

AMSA-Unpad MUN 2018 merupakan kegiatan Model United Nations (MUN) yang diselenggarakan oleh AMSA-Universitas Padjajaran. Lomba ini merupakan simulasi diplomasi di berbagai council Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations/UN) sehingga diselenggarakan sepenuhnya dalam bahasa Inggris dan tahun ini tema besar yang diusung adalah “Cultivating Greater Awareness for Today’s Healthcare Issues”.

Dalam penyelenggaraannya, terdapat dua councils yaitu Varsity (untuk peserta dari universitas) dan High School (untuk peserta dari SMA). Pada councils Varsity terdapat tiga kategori yang diikuti oleh 57 orang peserta yaitu kategori WHO (World Health Organization) dengan tema Addresing Current Challenges of Antibiotic Resistance; kategori UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) dengan tema Ensuring the Health and Well-being of Rohingya Refugees; dan UNHRC (United Nations Human Rights Council) dengan tema Ensuring the Rights to Sexual and Reproductive Health.

Pada kompetisi tersebut, setiap peserta berkesempatan untuk belajar berdiplomasi melalui simulasi pertemuan berbagai council United Nations. Setiap peserta menjadi “delegasi” dari negara yang telah ditentukan dan harus menyampaikan pandangan negaranya mengenai isu yang dibahas di council tersebut. Kegiatan diawali dengan General Speakers’ List yaitu penyampaian pidato oleh masing-masing delegasi. Pidato ini diisi pemaparan Position Paper, atau esai yang ditulis masing-masing delegasi sebelum acara berlangsung. Esai tersebut berisi kondisi terkini isu yang diangkat, pandangan atau posisi negara mengenai isu tersebut, serta solusi yang menurut delegasi negara paling baik untuk diterapkan.

ikui

“Pada sesi ini, saya merepresentasikan negara Filipina di council UNHCR. Sementara itu, Johan dan Rania berturut-turut merepresentasikan negara Kongo dan Swiss di council UNHRC. Ada pun Umar merepresentasikan negara Perancis di council WHO,” tutur Adriana Viola Miranda. “Selain kami berempat, ada beberapa teman kami yang juga mengikuti MUN kali ini yaitu Muhamad Faza Soelaeman (FKUI 2016); Natasha Citra Maharani (FKUI 2016); Natasha Yemima Situmorang (FKUI 2017); Vellia Justian (FKUI 2017); Matthew Leonardo (FKUI 2017); dan Mariska Andrea Siswanto (FKUI 2017). Sebagian besar delegasi merupakan anggota AMSA UI,” lanjutnya.

AMSA atau Asian Medical Student Association adalah organisasi mahasiswa kedokteran yang bergerak dibidang sosial, medis, pendidikan dan kemanusiaan. Terdapat 27 negara yang tergabung dalam AMSA Internasional termasuk Indonesia. Tidak hanya Asia, keanggotaan AMSA juga meliputi Australia, United Kingdom hingga Ukraina.

Melalui keikutsertaan pada ajang AMSA-Unpad MUN 2018 ini seluruh peserta diajak untuk mampu berpikir kritis dan lebih peka terhadap situasi yang sedang berlangsung di dunia. Peserta diajak untuk memahami bahwa isu kesehatan tidak hanya dibawakan pada council WHO saja, tetapi juga council lain dari PBB.

“Dari sisi kegiatan, pembuatan position paper yang baik dapat dilakukan bila penelusuran mengenai topik yang dibahas dilaksanakan dengan baik pula. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip 7-Star Doctor untuk mengedepankan riset, meskipun dengan bentuk yang berbeda. Perlu diingat bahwa solusi yang ditawarkan tidak boleh hanya bersifat baik bagi isu yang dibawakan, tetapi juga sesuai dengan prinsip dan sikap negara yang dibawakan atas suatu isu. Dengan belajar menulis position paper, saya merasa diajak untuk dapat berpikir secara luas dan komprehensif,” terang Adriana.

MUN

Diakui Adriana, mengikuti kompetisi AMSA-Unpad MUN 2018, memberikan banyak dampak positif. Tak hanya dirangsang untuk dapat berpikir cepat untuk menjawab argumentasi delegasi lainnya, para peserta juga harus dapat mempersuasi delegasi lain terkait ide yang disampaikan. Tentunya, riset menjadi poin vital. Argumentasi peserta MUN harus didasarkan dengan data yang ada serta logis dan memungkinkan untuk dilaksanakan.

“Oleh karena itu, saya dan teman-teman yang lain sangat merekomendasikan teman-teman di FK untuk mengikuti kegiatan semacam ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu hal vital dalam MUN adalah riset. Tapi, yang paling penting sebenarnya adalah berani. Berani untuk ikut, berani untuk menyampaikan pandangan, serta berani untuk salah. Misalnya, jangan takut salah `grammar` atau kata saat berbicara bahasa Inggris, karena MUN sendiri sebenarnya merupakan ajang yang baik untuk belajar bahasa internasional tersebut,” ujar Adriana seraya menutup sesi wawancara. Maju terus FKUI!

(Humas FKUI)