Dekan FKUI Bertemu Menpora Bahas Kerja Sama dengan RSON

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dr. H. Imam Nahrawi, S.Ag, M.KP, dan Direksi Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) pada Kamis (01/11) di Gedung Kemenpora RI, Senayan, Jakarta, untuk membahas tentang kerja sama antara FKUI dengan RSON.

Turut mendampingi Dekan dalam pertemuan tersebut, Wakil Dekan bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum, dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K) dan staf dari Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Dr. dr. Nani Cahyani Sudarsono, SpKO; dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, dan dr. Jull Kurniarobbi, SpKO.

Mengawali pertemuan, Dekan FKUI menjelaskan profil dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga yang dimiliki oleh FKUI yang merupakan Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga satu-satunya yang ada di Indonesia.

“Pendidikan Spesialis Kedokteran Olahraga telah berdiri sejak tahun 1990 dengan jumlah lulusan kurang lebih 80 dokter spesialis kedokteran olahraga. Prodi ini dapat dimanfatkan untuk keperluan masyarakat, khususnya dengan memperhatikan kepentingan para atlet nasional. Permasalahan mengelola cedera olahraga, aktivitas yang dapat dilakukan, hingga penanganan di fase rehabilitasi pasca cedera, semua dipelajari di jenjang Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga,” tutur Dekan FKUI.

Lebih jauh Dekan menjelaskan bahwa Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga yang berlangsung di FKUI akan lebih maksimal jika dapat bekerja sama dengan RSON. Di sisi lain, pemanfaatan RSON oleh atlet yang mengalami cedera pun akan lebih optimal.

“Sebagai contoh, pendidikan spesialis kardiologi saat ini ada di RS Harapan Kita, pulmonologi ada di RS Persahabatan, bukan tidak mungkin bila berjalan lancar pendidikan spesialis Kedokteran Olahraga dapat berada di RSON,” ujar Dekan. “Manfaat yang diharapkan adalah dapat membantu para atlet lebih berkembang, mendapatkan tempat yang tepat untuk berkonsultasi mengenai masalah cedera dan penanganannya, hingga rehabilitasi dari para atlet agar potensi yang dimiliki mereka tidak hilang begitu saja karena salah penanganan,” lanjutnya.

Penanganan kasus cedera pada atlet adalah penanganan yang spesifik sehingga dianggap tidak bisa hanya membebankan masalah penanganan para atlet ke rumah sakit umum.

Berdasarkan pengalaman saat penyelenggaraan Asian Games yang lalu saja, RSON menerima 32 pasien dengan 4 kasus rawat inap atlet peserta Asian Games. Jumlah ini merupakan penanganan jumlah pasien terbanyak nomor 3 untuk penyelenggaraan Asian Games.

kemenpora2

Sementara itu, Menpora yang juga didampingi oleh Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto; Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta; Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Mulyana; dan Kepala PPITKON, Edi Nurinda, menyampaikan bahwa pada dasarnya Kemenpora menyambut baik kerjasama ini.

Melalui kerja sama antara FKUI dan RSON, atlet bisa lebih mendapatkan perhatian untuk penanganan dan rehabilitasi saat cedera. Dengan demikian, diharapkan atlet tidak kehilangan potensinya dan mampu berkembang dengan maksimal.

“Terima kasih, ini bagus. Olahraga terus melangkah maju. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan olahraga sudah sangat erat,” ucap Menpora seperti dikutip dari laman kemenpora.go.id.

“Saya mengapresiasi keinginan tersebut. Nantinya, atlet bisa lebih mendapatkan perhatian mengenai penanganan dan penyembuhan cedera. Dengan demikian, atlet mampu berkembang secara maksimal,” tambahnya.

(Humas FKUI)

Sumber foto: kemenpora.go.id